Tarif Listrik Turun Rp100 Kwh Awal Tahun Depan
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengemukakan akan ada penurunan tarif listrik pada periode Januari 2016, sekitar Rp100 per kilowatt hours (kwh).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman mengemukakan, penurunan tarif tersebut akan terjadi pada 12 golongan pelanggan yang telah menggunakan skema tarif penyesuaian (adjustment) berdasarkan patokan Indonesia Crude Price (ICP), kurs dolar Amerika Serikat (USD), dan inflasi.
"Iya itu kan karena tarif adjustment. Kira-kira segitu. Kalau enggak salah dari Rp1.509 bisa turun Rp1.400-an lah," ujarnya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (29/12/2015).
Dia menuturkan, besaran tarif listrik yang mengalami penurunan pun bervariasi, tergantung daya yang digunakan oleh pelanggan tersebut. "Itu kan Rp1.509 untuk tegangan rendah. Untuk tegangan menengah dan tinggi lebih rendah lagi. Tapi kira-kira average turun sekitar itu lah," imbuhnya.
Menurut Jarman, kendati angka penurunan tidak terlalu besar namun dipastikan akan ada penurunan selanjutnya secara bertahap. Mengingat saat ini harga minyak dunia sedang anjlok dan kurs dolar sedang menguat.
"Ya turunnya enggak akan sampai besar-besar. Penurunan akan bertahap. Januari tergantung daripada nanti, kan ini harus hitung dari rata-rata inflasi dari BPS, kurs dari BI, dan ICP dari migas. Lalu dihitung, enggak sampai Rp100 sih. Karena tiap bulan kan sudah diatur," tandasnya.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman mengemukakan, penurunan tarif tersebut akan terjadi pada 12 golongan pelanggan yang telah menggunakan skema tarif penyesuaian (adjustment) berdasarkan patokan Indonesia Crude Price (ICP), kurs dolar Amerika Serikat (USD), dan inflasi.
"Iya itu kan karena tarif adjustment. Kira-kira segitu. Kalau enggak salah dari Rp1.509 bisa turun Rp1.400-an lah," ujarnya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (29/12/2015).
Dia menuturkan, besaran tarif listrik yang mengalami penurunan pun bervariasi, tergantung daya yang digunakan oleh pelanggan tersebut. "Itu kan Rp1.509 untuk tegangan rendah. Untuk tegangan menengah dan tinggi lebih rendah lagi. Tapi kira-kira average turun sekitar itu lah," imbuhnya.
Menurut Jarman, kendati angka penurunan tidak terlalu besar namun dipastikan akan ada penurunan selanjutnya secara bertahap. Mengingat saat ini harga minyak dunia sedang anjlok dan kurs dolar sedang menguat.
"Ya turunnya enggak akan sampai besar-besar. Penurunan akan bertahap. Januari tergantung daripada nanti, kan ini harus hitung dari rata-rata inflasi dari BPS, kurs dari BI, dan ICP dari migas. Lalu dihitung, enggak sampai Rp100 sih. Karena tiap bulan kan sudah diatur," tandasnya.
(dmd)