Tarif Kereta Bandara Soekarno-Hatta di Atas Rp80 Ribu
A
A
A
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengemukakan tarif kereta Bandara Soekarno-Hatta yang akan beroperasi pada semester I/2017 kemungkinan di atas Rp80.000/penumpang atau lebih mahal dari rencana sebelumnya. Penghitungan ulang tarif (revisi) terpaksa dilakukan akibat mahalnya biaya akuisisi lahan sehingga proses pembangunan proyek merugi.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro menuturkan tanah warga yang dibebaskan, ada yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan jalur kereta, dan ada juga yang sedikit lebih luas hingga ke wilayah pinggir.
"Tarifnya kemarin hitungannya Rp80.000. Saya kira harus evaluasi ulang, waktu bebaskan tanah itu ada yang tidak hanya dibebaskan di tengah jadi akhirnya menambah biaya," ujarnya di Jakarta, Minggu (3/1/2016).
Kendati demikian, kata Edi, evaluasi yang akan dilakukan KAI mengenai besaran tarif tidak akan memberatkan pengguna kereta Bandara Soekarno-Hatta.
"Sedang evaluasi, tidak tinggi untuk rakyat. Iya pasti untuk kelas yang menengah ke atas, kalau tarif masih masuk akal tidak masalah bagi mereka daripada kalau naik mobil," sambungnya.
Sementara, perkembangan pembangunan kereta bandara masih terganjal pembebasan lahan yang baru mencapai 92% dengan target bisa selesai akhir tahun ini.
"Kereta bandara perkembangannya, masalah tanah, tapi saat bersamaan lakukan pekerjaan sipilnya. Ya, yang sudah tidak ada masalah tanah kerjakan fisiknya, masalahnya paling hanya 100 kepala keluarga dari 800," katanya.
Dia menjelaskan, awal beroperasi nanti akan tersedia empat train set terlebih dahulu dengan jarak antara satu kereta dengan yang lain sekitar 30 menit. "Jarak kereta satu dengan yang lain sampai saat ini setengah jam, tapi nanti lebih cepat kalau kereta tersedia banyak. Kita ingin 10 train set, kita empat dulu, dua kanan, dua kiri, keretanya buatan INKA," pungkasnya.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro menuturkan tanah warga yang dibebaskan, ada yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan jalur kereta, dan ada juga yang sedikit lebih luas hingga ke wilayah pinggir.
"Tarifnya kemarin hitungannya Rp80.000. Saya kira harus evaluasi ulang, waktu bebaskan tanah itu ada yang tidak hanya dibebaskan di tengah jadi akhirnya menambah biaya," ujarnya di Jakarta, Minggu (3/1/2016).
Kendati demikian, kata Edi, evaluasi yang akan dilakukan KAI mengenai besaran tarif tidak akan memberatkan pengguna kereta Bandara Soekarno-Hatta.
"Sedang evaluasi, tidak tinggi untuk rakyat. Iya pasti untuk kelas yang menengah ke atas, kalau tarif masih masuk akal tidak masalah bagi mereka daripada kalau naik mobil," sambungnya.
Sementara, perkembangan pembangunan kereta bandara masih terganjal pembebasan lahan yang baru mencapai 92% dengan target bisa selesai akhir tahun ini.
"Kereta bandara perkembangannya, masalah tanah, tapi saat bersamaan lakukan pekerjaan sipilnya. Ya, yang sudah tidak ada masalah tanah kerjakan fisiknya, masalahnya paling hanya 100 kepala keluarga dari 800," katanya.
Dia menjelaskan, awal beroperasi nanti akan tersedia empat train set terlebih dahulu dengan jarak antara satu kereta dengan yang lain sekitar 30 menit. "Jarak kereta satu dengan yang lain sampai saat ini setengah jam, tapi nanti lebih cepat kalau kereta tersedia banyak. Kita ingin 10 train set, kita empat dulu, dua kanan, dua kiri, keretanya buatan INKA," pungkasnya.
(dmd)