SPBU Ramai-ramai Kosongkan Premium dan Solar
A
A
A
KEDIRI - Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di daerah ramai-ramai mengosongkan tangki premium dan solar menyusul turunnya harga bahan bakar minyak (BBM). Para pengusaha menolak menebus delivery order (DO) ke Pertamina dengan alasan tidak mau rugi.
“Padahal dengan turunnya harga BBM, pertamina telah menyiapkan kompensasi penurunan harga," ungkap Ketua Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas (Hiswana Migas) wilayah Kediri, Jawa Tengah, David T Wahyudi kepada wartawan, Rabu (7/1/2015).
Hal tersebut mengakibatkan SPBU hanya menyediakan BBM pertamax yang harganya lebih mahal dibanding premium. Para pengusaha diduga sengaja “memaksa” konsumen menghabiskan stok pertamax yang juga turun harga dari Rp 8.750 per liter menjadi Rp 8.600 per liter. (Baca: Harga Turun, BBM Premium di Sejumlah Daerah Langka)
Plang “Premium dan Solar Kosong” dipasang di mana-mana. Situasi ini tidak hanya terjadi di wilayah Kediri. Tetapi juga di beberapa SPBU Kabupaten Blitar, bahkan Sulawesi.
Menurut David, ada beberapa pengusaha yang tidak mau repot mengurus penebusan. Mereka lebih memilih mengosongkan tangki. Langkah itu memunculkan situasi langka BBM dan meresahkan masyarakat. Keadaan diperarah terbatasnya jumlah armada pengangkut BBM dari Depo Surabaya.
David mengaku telah mendesak pengusaha anggota Hiswana untuk tidak menghentikan delivery order. Dia memastikan mekanisme pemberian kompensasi penurunan harga dari Pertamina tidak sulit. “Kami juga meminta bantuan Depo Pertamina Madiun dan Malang untuk membantu memasok kebutuhan BBM di wilayah Kediri," jelasnya.
Purnomo, salah satu pengawas SPBU di wilayah Blitar mengatakan, tidak semua SPBU menghentikan delivery order. Dia mencontohkan 19 SPBU yang berada di bawah tanggung jawab pengawasanya. Semua tetap menyediakan premium dan solar sesuai kuota normal masing masing 10 ton per hari.
“Kita tetap melakukan DO seperti biasa. Semuanya berjalan normal. Dan, kita memang sejak awal tahu adanya kompensasi penurunan harga," tandasnya.
Baca juga:
BBM Turun, Harga Kebutuhan Pokok di Daerah Justru Naik
Rincian Harga BBM dan Elpiji Terbaru
Harga BBM Turun, Angkutan Umum Enggan Turunkan Tarif
“Padahal dengan turunnya harga BBM, pertamina telah menyiapkan kompensasi penurunan harga," ungkap Ketua Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas (Hiswana Migas) wilayah Kediri, Jawa Tengah, David T Wahyudi kepada wartawan, Rabu (7/1/2015).
Hal tersebut mengakibatkan SPBU hanya menyediakan BBM pertamax yang harganya lebih mahal dibanding premium. Para pengusaha diduga sengaja “memaksa” konsumen menghabiskan stok pertamax yang juga turun harga dari Rp 8.750 per liter menjadi Rp 8.600 per liter. (Baca: Harga Turun, BBM Premium di Sejumlah Daerah Langka)
Plang “Premium dan Solar Kosong” dipasang di mana-mana. Situasi ini tidak hanya terjadi di wilayah Kediri. Tetapi juga di beberapa SPBU Kabupaten Blitar, bahkan Sulawesi.
Menurut David, ada beberapa pengusaha yang tidak mau repot mengurus penebusan. Mereka lebih memilih mengosongkan tangki. Langkah itu memunculkan situasi langka BBM dan meresahkan masyarakat. Keadaan diperarah terbatasnya jumlah armada pengangkut BBM dari Depo Surabaya.
David mengaku telah mendesak pengusaha anggota Hiswana untuk tidak menghentikan delivery order. Dia memastikan mekanisme pemberian kompensasi penurunan harga dari Pertamina tidak sulit. “Kami juga meminta bantuan Depo Pertamina Madiun dan Malang untuk membantu memasok kebutuhan BBM di wilayah Kediri," jelasnya.
Purnomo, salah satu pengawas SPBU di wilayah Blitar mengatakan, tidak semua SPBU menghentikan delivery order. Dia mencontohkan 19 SPBU yang berada di bawah tanggung jawab pengawasanya. Semua tetap menyediakan premium dan solar sesuai kuota normal masing masing 10 ton per hari.
“Kita tetap melakukan DO seperti biasa. Semuanya berjalan normal. Dan, kita memang sejak awal tahu adanya kompensasi penurunan harga," tandasnya.
Baca juga:
BBM Turun, Harga Kebutuhan Pokok di Daerah Justru Naik
Rincian Harga BBM dan Elpiji Terbaru
Harga BBM Turun, Angkutan Umum Enggan Turunkan Tarif
(dmd)