Devaluasi Yuan Paksa Rupiah Masih Tertekan
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini, Kamis (7/1/2015) ditutup masih tertekan di atas Rp13.000/USD, meski ada sedikit perubahan terimbas pelemahan yuan ke posisi terendah.
Sedangkan posisi rupiah berdasarkan data Yahoo Finance hari ini berakhir di posisi Rp13.930/USD dengan kisaran harian Rp13.880-Rp13.975/USD. Posisi ini membaik 15 poin sebesar dari posisi sebelumnya yang berakhir di level Rp13.945/USD.
Menurut data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah ditutup pada posisi Rp13.935/USD. Posisi tersebut menguat 18 poin dibandingkan posisi sebelumnya yang berakhir di posisi Rp13.953/USD.
Penguatan rupiah juga terjadi berdasarkan data Bloomberg soren ini pada level Rp13.927/USD, atau mengalami kenaikan sebesar 16 poin dari posisi penutupan kemarin di Rp13.943/USD.
Pelemahan rupiah hanya tercatat di kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah hingga penutupan menyentuh level Rp13.946/USD turun 79 poin dari Rp13.863/USD pada penutupan kemarin.
Seperti dilansir Reuters, jatuhnya bursa China membuat otoritas melemahkan mata uang (devaluasi) yuan. Hal itu memicu kekhawatiran tentang ekonomi terbesar ke dua di dunia itu. Bank Rakyat China (PBOC) sekali lagi terkejut ketika yuan atau yang juga dikenal sebagai renminbi ditutup pada level 6,564 per USD menjadi yang terendah sejak Maret 2011.
Bank Sentral China tetap mengawasi secara ketat nilai mata uangnya di tengah kekhawatiran terjadinya pelarian modal besar-besaran yang menyebabkan pasar bergejolak dan berujung pada munculnya risiko finansial. Tercatat Yuan melemah sebesar 0,5% dari hari sebelumnya dan sempat mendekati 2%.
Sedangkan posisi rupiah berdasarkan data Yahoo Finance hari ini berakhir di posisi Rp13.930/USD dengan kisaran harian Rp13.880-Rp13.975/USD. Posisi ini membaik 15 poin sebesar dari posisi sebelumnya yang berakhir di level Rp13.945/USD.
Menurut data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah ditutup pada posisi Rp13.935/USD. Posisi tersebut menguat 18 poin dibandingkan posisi sebelumnya yang berakhir di posisi Rp13.953/USD.
Penguatan rupiah juga terjadi berdasarkan data Bloomberg soren ini pada level Rp13.927/USD, atau mengalami kenaikan sebesar 16 poin dari posisi penutupan kemarin di Rp13.943/USD.
Pelemahan rupiah hanya tercatat di kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah hingga penutupan menyentuh level Rp13.946/USD turun 79 poin dari Rp13.863/USD pada penutupan kemarin.
Seperti dilansir Reuters, jatuhnya bursa China membuat otoritas melemahkan mata uang (devaluasi) yuan. Hal itu memicu kekhawatiran tentang ekonomi terbesar ke dua di dunia itu. Bank Rakyat China (PBOC) sekali lagi terkejut ketika yuan atau yang juga dikenal sebagai renminbi ditutup pada level 6,564 per USD menjadi yang terendah sejak Maret 2011.
Bank Sentral China tetap mengawasi secara ketat nilai mata uangnya di tengah kekhawatiran terjadinya pelarian modal besar-besaran yang menyebabkan pasar bergejolak dan berujung pada munculnya risiko finansial. Tercatat Yuan melemah sebesar 0,5% dari hari sebelumnya dan sempat mendekati 2%.
(akr)