Investasi Properti: Apa yang Harus Ditakutkan?
A
A
A
MEMBELI sebuah properti merupakan investasi yang besar, baik secara finansial dan emosional. Jadi, tidak mengherankan beberapa orang menjadi sedikit takut untuk berbisnis properti. Seperti yang dilansir oleh Lifull.Id [DoFollow link to https://lifull.id ] , berikut adalah beberapa ketakutan umum yang pada akhirnya menghentikan Anda melakukan lompatan untuk terjun ke bisnis properti, dan apa yang bisa Anda lakukan untuk menyelesaikannya.
Apa yang Anda takutkan?
Henny Stier, agen pembeli di OH Property Group mengatakan, salah satu bagian dari pekerjaannya sebagai agen pembeli adalah mengidentifikasi dan membantu pembeli mengatasi ketakutan mereka melakukan bisnis di pasar properti. Dia menambahkan, setidaknya terdapat empat persoalan yang menjadi kekhawatiran para pelaku pasar properti.
1. Takut membayar lebih
Banyak properti yang dijual secara lelang dan tidak memiliki panduan harga yang akurat. Menurut Henny hal itu membuat pembeli sering khawatir dalam mengambil keputusan dan pada akhirnya mereka kembali melihat harga pasar. "Beberapa pembeli menjadi lebih berhati-hati, menghabiskan terlalu lama waktu untuk meneliti dan melakukan analisis, dan berakhir dengan kondisi dimana mereka menjadi tidak mampu untuk membuat keputusan," kata Henny.
Satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah rajin melakukan riset terhadap pasar properti. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mencari saran dari para ahli/agen berpengalaman, update harga pasar yang terdapat di internet dan masih banyak lagi. Tapi jangan terjebak terlalu dalam dengan melakukan banyak riset, karena hal tersebut dapat menghambat Anda untuk bertindak jika melihat properti yang tepat.
2. Takut membeli properti yang salah
Pasar properti penuh dengan ketidakpastian, dan ketika pembeli takut kehilangan properti sempurna dalam segi lokasi dan harga, menurut Henny merupakan hal yang sangat umum. "Orang-orang terkadang bingung untuk memutuskan mana yang lebih baik antara membeli rumah yang lebih kecil tapi dekat dari kota atau lebih jauh dari kota tapi bisa mendapatkan tanah yang lebih besar beserta rumah," ucapnya.
"Apakah lebih baik untuk membeli sesuatu lalu direnovasi atau membeli yang sudah direnovasi? Dan daerah di pinggiran kota mana yang lebih baik?"
Dalam kasus ini, Henny menyarankan pembeli untuk duduk dan benar-benar berpikir dengan matang dan menyusun strategi sebelum memutuskan. Tanyakan ke dalam diri sendiri, tahap kehidupan seperti apa yang dilihat? Apa yang menjadi tujuan pribadi/keluarga dalam jangka pendek dan jangka panjang? Saat ini hal apa yang benar-benar penting untuk dipikirkan dan harus didahulukan? Itu semua bermuara pada pemahaman dan prioritas Anda.
"Bahkan banyak orang yang memiliki kekayaan namun tetap melakukan sebuah diskusi panjang ketika membeli sebuah properti," kata Henny.
3. Takut ditipu oleh agen
Dalam proses jual beli properti, setiap pembeli biasanya memiliki latar belakang yang berbeda. Ada yang baru memasuki pasar properti untuk pertama kalinya dan terdapat juga yang telah memiliki pengalaman buruk dengan agen, pembelian atau lelang di masa lalu. "Beberapa orang merasa bahwa agen penjualan sangat tidak transparans dan khawatir bahwa mereka akan tertipu atau dibutakan dalam proses," kata Henny.
Solusinya biasakan diri dengan melakukan komunikasi terhadap agen lokal dan Anda akan segera mulai melihat bagaimana cara mereka beroperasi dan bagaimana pandangan mereka. Sehingga Anda dapat lebih percaya diri dalam berurusan dengan mereka.
4. Takut harga hancur
Kita semua pasti menginginkan akses ke mesin waktu agar mendapatkan gambaran nyata di masa depan, terutama ketika berbicara pasar properti. Dimana banyak pembeli berspekulasi tentang kenaikan tajam atau kehancuran.
Bagi mereka yang ingin menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), selalu takut akan naiknya suku bunga, sehingga membuat kekhawatiran apakah sekarang waktu yang terbaik untuk mengambil rumah. Menurut Henny waktu terbaik untuk membeli properti adalah ketika Anda sudah siap. "Fokusnya harus membeli properti yang sesuai dengan finansial anda dalam jangka panjang maupun jangka pendek, daripada khawatir tentang gejolak pasar."
Pasar properti dipengaruhi oleh kondisi ekonomi juga, sehingga intinya kembali terhadap kesiapan finansial dan perencanaan Anda kedepannya. Sedikit rasa takut memang merupakan hal yang normal. Tapi terlalu banyak ketakutan dapat menghambat Anda. Jadi apa yang Anda takuti? Dan bagaimana Anda bisa mengatasi ketakutan Anda terhadap pasar properti?
Lifull Rumah merupakan situs portal properti di Indonesia yang merupakan bagian dari situs properti No.1 di Jepang. Lifull.id memiliki fitur pencarian properti yang lebih lengkap dan Anda dapat menemukan penawaran properti seperti rumah dijual, apartemen disewa, perumahan baru dan lainnya. Fitur-fitur pencarian properti yang bisa anda lakukan di antaranya pencarian berdasarkan daerah, pencarian berdasarkan lajur transportasi, pencarian dengan menggunakan kriteria, hingga pencarian berdasarkan universitas terdekat.
Lifull Rumah juga mempunyai fitur pencarian perumahan baru [DoFollow link to https://www.lifull.id/perumahan-baru/rumah /] yang telah bekerja sama dengan banyak developer perumahan baru di Indonesia. Total listing perumahan baru yang terdapat di Lifull.id dan tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 517 dan akan terus bertambah setiap harinya.
Apa yang Anda takutkan?
Henny Stier, agen pembeli di OH Property Group mengatakan, salah satu bagian dari pekerjaannya sebagai agen pembeli adalah mengidentifikasi dan membantu pembeli mengatasi ketakutan mereka melakukan bisnis di pasar properti. Dia menambahkan, setidaknya terdapat empat persoalan yang menjadi kekhawatiran para pelaku pasar properti.
1. Takut membayar lebih
Banyak properti yang dijual secara lelang dan tidak memiliki panduan harga yang akurat. Menurut Henny hal itu membuat pembeli sering khawatir dalam mengambil keputusan dan pada akhirnya mereka kembali melihat harga pasar. "Beberapa pembeli menjadi lebih berhati-hati, menghabiskan terlalu lama waktu untuk meneliti dan melakukan analisis, dan berakhir dengan kondisi dimana mereka menjadi tidak mampu untuk membuat keputusan," kata Henny.
Satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah rajin melakukan riset terhadap pasar properti. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mencari saran dari para ahli/agen berpengalaman, update harga pasar yang terdapat di internet dan masih banyak lagi. Tapi jangan terjebak terlalu dalam dengan melakukan banyak riset, karena hal tersebut dapat menghambat Anda untuk bertindak jika melihat properti yang tepat.
2. Takut membeli properti yang salah
Pasar properti penuh dengan ketidakpastian, dan ketika pembeli takut kehilangan properti sempurna dalam segi lokasi dan harga, menurut Henny merupakan hal yang sangat umum. "Orang-orang terkadang bingung untuk memutuskan mana yang lebih baik antara membeli rumah yang lebih kecil tapi dekat dari kota atau lebih jauh dari kota tapi bisa mendapatkan tanah yang lebih besar beserta rumah," ucapnya.
"Apakah lebih baik untuk membeli sesuatu lalu direnovasi atau membeli yang sudah direnovasi? Dan daerah di pinggiran kota mana yang lebih baik?"
Dalam kasus ini, Henny menyarankan pembeli untuk duduk dan benar-benar berpikir dengan matang dan menyusun strategi sebelum memutuskan. Tanyakan ke dalam diri sendiri, tahap kehidupan seperti apa yang dilihat? Apa yang menjadi tujuan pribadi/keluarga dalam jangka pendek dan jangka panjang? Saat ini hal apa yang benar-benar penting untuk dipikirkan dan harus didahulukan? Itu semua bermuara pada pemahaman dan prioritas Anda.
"Bahkan banyak orang yang memiliki kekayaan namun tetap melakukan sebuah diskusi panjang ketika membeli sebuah properti," kata Henny.
3. Takut ditipu oleh agen
Dalam proses jual beli properti, setiap pembeli biasanya memiliki latar belakang yang berbeda. Ada yang baru memasuki pasar properti untuk pertama kalinya dan terdapat juga yang telah memiliki pengalaman buruk dengan agen, pembelian atau lelang di masa lalu. "Beberapa orang merasa bahwa agen penjualan sangat tidak transparans dan khawatir bahwa mereka akan tertipu atau dibutakan dalam proses," kata Henny.
Solusinya biasakan diri dengan melakukan komunikasi terhadap agen lokal dan Anda akan segera mulai melihat bagaimana cara mereka beroperasi dan bagaimana pandangan mereka. Sehingga Anda dapat lebih percaya diri dalam berurusan dengan mereka.
4. Takut harga hancur
Kita semua pasti menginginkan akses ke mesin waktu agar mendapatkan gambaran nyata di masa depan, terutama ketika berbicara pasar properti. Dimana banyak pembeli berspekulasi tentang kenaikan tajam atau kehancuran.
Bagi mereka yang ingin menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), selalu takut akan naiknya suku bunga, sehingga membuat kekhawatiran apakah sekarang waktu yang terbaik untuk mengambil rumah. Menurut Henny waktu terbaik untuk membeli properti adalah ketika Anda sudah siap. "Fokusnya harus membeli properti yang sesuai dengan finansial anda dalam jangka panjang maupun jangka pendek, daripada khawatir tentang gejolak pasar."
Pasar properti dipengaruhi oleh kondisi ekonomi juga, sehingga intinya kembali terhadap kesiapan finansial dan perencanaan Anda kedepannya. Sedikit rasa takut memang merupakan hal yang normal. Tapi terlalu banyak ketakutan dapat menghambat Anda. Jadi apa yang Anda takuti? Dan bagaimana Anda bisa mengatasi ketakutan Anda terhadap pasar properti?
Lifull Rumah merupakan situs portal properti di Indonesia yang merupakan bagian dari situs properti No.1 di Jepang. Lifull.id memiliki fitur pencarian properti yang lebih lengkap dan Anda dapat menemukan penawaran properti seperti rumah dijual, apartemen disewa, perumahan baru dan lainnya. Fitur-fitur pencarian properti yang bisa anda lakukan di antaranya pencarian berdasarkan daerah, pencarian berdasarkan lajur transportasi, pencarian dengan menggunakan kriteria, hingga pencarian berdasarkan universitas terdekat.
Lifull Rumah juga mempunyai fitur pencarian perumahan baru [DoFollow link to https://www.lifull.id/perumahan-baru/rumah /] yang telah bekerja sama dengan banyak developer perumahan baru di Indonesia. Total listing perumahan baru yang terdapat di Lifull.id dan tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 517 dan akan terus bertambah setiap harinya.
(dmd)