Hadapi MEA, Netika Gaet Perusahaan Konsultasi Jepang
A
A
A
JAKARTA - Memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat persaingan antar negara di kawasan ini sudah tidak lagi relevan, terjadi perubahan mendasar karakter industri dari sisi pemanfaatan sumber daya manusia, arus keluar masuk barang, jasa, investasi, serta modal.
Persaingan yang semakin ketat antar kawasan mendorong pemain industri untuk memetakan kembali strategi jangka panjangnya berdasarkan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan. Hal ini ditambah dengan aneka permasalahan yang belum terselesaikan terkait iklim usaha di Indonesia, antara lain rendahnya kualitas sumber daya manusia, infrastruktur logistik yang masih kurang memadai, rantai pasokan yang beresiko tinggi, serta rendahnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi.
Melihat celah tersebut, perusahaan konsultasi PT Netika Indonesia (NETIKA) menjalin kerja sama dengan perusahaan konsultasi Jepang, QUNIE Consulting untuk meningkatkan daya saing industri di Indonesia. Berbekal rekam jejak pengalaman di Jepang, QUNIE menawarkan solusi membantu klien bertransformasi secara cepat.
Kerja sama ini bertujuan meningkatkan produktivitas perusahaan-perusahaan di Indonesia yang didukung oleh ilmu pengetahuan termutakhir, strategi dan proses bisnis, serta teknologi. Keduanya merupakan perwujudan dari sebuah kolaborasi dan jaringan global yang diperlukan untuk menjadi solusi bisnis.
Menurut Deputy President Director PT Netika Indonesia, Christian H. Siboro, solusi tersebut harus didukung dengan inovasi teknologi termutakhir.
“Memasuki MEA, kita dituntut untuk selalu bergerak sigap, tepat, dan akurat. Tantangan yang dihadapi baik oleh perusahaan dengan model bisnis B2B ataupun B2C adalah sama," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Christian menuturkan, konsumen atau klien tidak lagi bertoleransi untuk layanan yang di bawah standar, dan mereka akan mudah berpindah pada kompetitor.
"Kolaborasi yang solid dengan teknologi yang terintegrasi amatlah dibutuhkan untuk memastikan kepuasan konsumen dari berbagai industri. Ini adalah alasan utama kami bekerjasama dengan Qunie. Prinsipnya, kami ingin membantu semua perusahaan dari beragam industri di Indonesia dengan inovasi tekonologi yang kami miliki,” jelasnya.
Sementara itu, CEO QUNIE, Shinya Takagi meyakini, bahwa kolaborasi ini akan memberikan layanan dan solusi berkualitas tinggi yang terintegrasi pada masalah bisnis di Indonesia.
“Saya percaya kalau kerja sama ini akan menjadi pemain utama pada bisnis konsultasi di Indonesia,” pungkasnya.
Persaingan yang semakin ketat antar kawasan mendorong pemain industri untuk memetakan kembali strategi jangka panjangnya berdasarkan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan. Hal ini ditambah dengan aneka permasalahan yang belum terselesaikan terkait iklim usaha di Indonesia, antara lain rendahnya kualitas sumber daya manusia, infrastruktur logistik yang masih kurang memadai, rantai pasokan yang beresiko tinggi, serta rendahnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi.
Melihat celah tersebut, perusahaan konsultasi PT Netika Indonesia (NETIKA) menjalin kerja sama dengan perusahaan konsultasi Jepang, QUNIE Consulting untuk meningkatkan daya saing industri di Indonesia. Berbekal rekam jejak pengalaman di Jepang, QUNIE menawarkan solusi membantu klien bertransformasi secara cepat.
Kerja sama ini bertujuan meningkatkan produktivitas perusahaan-perusahaan di Indonesia yang didukung oleh ilmu pengetahuan termutakhir, strategi dan proses bisnis, serta teknologi. Keduanya merupakan perwujudan dari sebuah kolaborasi dan jaringan global yang diperlukan untuk menjadi solusi bisnis.
Menurut Deputy President Director PT Netika Indonesia, Christian H. Siboro, solusi tersebut harus didukung dengan inovasi teknologi termutakhir.
“Memasuki MEA, kita dituntut untuk selalu bergerak sigap, tepat, dan akurat. Tantangan yang dihadapi baik oleh perusahaan dengan model bisnis B2B ataupun B2C adalah sama," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Christian menuturkan, konsumen atau klien tidak lagi bertoleransi untuk layanan yang di bawah standar, dan mereka akan mudah berpindah pada kompetitor.
"Kolaborasi yang solid dengan teknologi yang terintegrasi amatlah dibutuhkan untuk memastikan kepuasan konsumen dari berbagai industri. Ini adalah alasan utama kami bekerjasama dengan Qunie. Prinsipnya, kami ingin membantu semua perusahaan dari beragam industri di Indonesia dengan inovasi tekonologi yang kami miliki,” jelasnya.
Sementara itu, CEO QUNIE, Shinya Takagi meyakini, bahwa kolaborasi ini akan memberikan layanan dan solusi berkualitas tinggi yang terintegrasi pada masalah bisnis di Indonesia.
“Saya percaya kalau kerja sama ini akan menjadi pemain utama pada bisnis konsultasi di Indonesia,” pungkasnya.
(dyt)