Bank Mandiri Permudah Sertifikasi Agunan Tanah Pelaku Usaha Mikro
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk siap mempermudah sertifikasi agunan tanah nasabah segmen mikro dengan menggandeng Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk proses sertifikasi dan penyelesaian permasalahan tanah agunan debitur usaha mikro dan kecil (UMK). Bank pelat merah itu menegaskan ingin membantu beri kemudahan kepada pengusaha UMKM.
Dirut Bank Mandiri Budi G Sadikin menerangkan dalam kerjasama ini pihaknya berperan menyiapkan seluruh kelengkapan persyaratan dalam rangka permohonan sertifikasi serta penyelesaian permasalahan tanah agunan milik UMK. Sedangkan pihak Kementerian ATR/BPN akan membantu percepatan proses sertifikasi dan penanganan permasalahan.
“Sebagai institusi bank yang taat pada tata kelola perusahaan yang baik, kami tentu membutuhkan kepastian hukum atas status aset tanah yang menjadi agunan. Adanya kerjasama ini juga diharapkan dapat mengurangi potensi adanya klaim-klaim dari pihak yang tidak bertanggung jawab atas aset yang dikuasakan kepada Bank Mandiri," jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/2/2016).
Dia juga menambahkan langkah ini dinilai akan membantu debitur dalam optimalisasi aset yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan. Hingga akhir Desember 2015, jumlah debitur mikro Bank Mandiri tercatat sebanyak 1.112.385 nasabah dengan nilai kredit sebesar Rp42,48 triliun, naik 22,9 % dari Desember 2014. Nilai tersebut setara dengan 56% dari total portofolio pembiayaan Bank Mandiri ke segmen UMKM yang mencapai Rp75,78 triliun.
(Baca Juga: Bank Mandiri Targetkan Kredit Mikro Rp13 Triliun)
Perseroan menargetkan akan salurkan kredit segmen mikro sebesar Rp13 triliun tahun 2016. Perseroan akan terus mendorong penguatan sektor riil melalui pembiayaan ke sektor usaha mikro. Penyaluran kredit juga didukung rasio NPL netto yang terus terjaga di level yang baik.
Sebelumnya Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan kredit dengan plafon maksimal senilai Rp 200 juta tersebut disalurkan kepada hampir 1,1 juta debitur, dimana sebagian besar merupakan pelaku Usaha Mikro di sektor perdagangan.
“Pada tahun 2016, kami menargetkan penambahan penyaluran kredit agar dapat mencapai target pertumbuhan Kredit Mikro sebesar 21,6 % dan target 2016 penyaluran KUR sebesar Rp13 triliun pada tahun ini,” ungkap Rohan.
Dirut Bank Mandiri Budi G Sadikin menerangkan dalam kerjasama ini pihaknya berperan menyiapkan seluruh kelengkapan persyaratan dalam rangka permohonan sertifikasi serta penyelesaian permasalahan tanah agunan milik UMK. Sedangkan pihak Kementerian ATR/BPN akan membantu percepatan proses sertifikasi dan penanganan permasalahan.
“Sebagai institusi bank yang taat pada tata kelola perusahaan yang baik, kami tentu membutuhkan kepastian hukum atas status aset tanah yang menjadi agunan. Adanya kerjasama ini juga diharapkan dapat mengurangi potensi adanya klaim-klaim dari pihak yang tidak bertanggung jawab atas aset yang dikuasakan kepada Bank Mandiri," jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/2/2016).
Dia juga menambahkan langkah ini dinilai akan membantu debitur dalam optimalisasi aset yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan. Hingga akhir Desember 2015, jumlah debitur mikro Bank Mandiri tercatat sebanyak 1.112.385 nasabah dengan nilai kredit sebesar Rp42,48 triliun, naik 22,9 % dari Desember 2014. Nilai tersebut setara dengan 56% dari total portofolio pembiayaan Bank Mandiri ke segmen UMKM yang mencapai Rp75,78 triliun.
(Baca Juga: Bank Mandiri Targetkan Kredit Mikro Rp13 Triliun)
Perseroan menargetkan akan salurkan kredit segmen mikro sebesar Rp13 triliun tahun 2016. Perseroan akan terus mendorong penguatan sektor riil melalui pembiayaan ke sektor usaha mikro. Penyaluran kredit juga didukung rasio NPL netto yang terus terjaga di level yang baik.
Sebelumnya Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan kredit dengan plafon maksimal senilai Rp 200 juta tersebut disalurkan kepada hampir 1,1 juta debitur, dimana sebagian besar merupakan pelaku Usaha Mikro di sektor perdagangan.
“Pada tahun 2016, kami menargetkan penambahan penyaluran kredit agar dapat mencapai target pertumbuhan Kredit Mikro sebesar 21,6 % dan target 2016 penyaluran KUR sebesar Rp13 triliun pada tahun ini,” ungkap Rohan.
(akr)