Gelombang Penolakan Proyek Kereta Cepat Masih Terjadi

Minggu, 07 Februari 2016 - 18:16 WIB
Gelombang Penolakan...
Gelombang Penolakan Proyek Kereta Cepat Masih Terjadi
A A A
MATARAM - Gelombang penolakan terhadap pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung masih terus terjadi, kali ini giliran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang mendesak pemerintah untuk menghentikan pembangunan proyek senilai USD5,5 miliar itu. Alasannya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai seperti di intervensi oleh pengusaha dalam proyek business to business (B to B) antara Indonesia dan China tersebut.

(Baca Juga: Serikat Pekerja BUMN Sebut RI Tak Butuh Kereta Cepat)

"Sebenarnya saya itu kasian dengan Pak Jokowi. Dia itu orang sederhana, tapi bikin suah, kan sudah jelas bahwa kereta cepat itu semula pak Jokowi tak setuju. Tapi kenapa kemudian harus setuju?," ujar Ketua Badan Kehormatan (BK) DPD AM Fatwa dalam perayaan Hari Pers Nasional di Mataram, NTB, Minggu (7/2/2016).

Mantan Wakil Ketua MPR RI itu menenggarai adanya kekuatan besar di lingkaran Jokowi, sehingga Mantan Gubernur DKI Jakarta itu merubah sikapnya. "Berarti ada kekuatan di sekitarnya yang tidak sanggup dia atasi," sambungnya.

(Baca Juga: Soal Kereta Cepat, Jokowi Jangan Terjerumus Masukan Menteri)

Dia bahkan menyebutkan kekuatan yang mempengaruhi Jokowi adalah para pengusaha Tionghoa Indonesia yang berkoordinasi dengan perusahaan dan pemerintah China. Namun dia masih enggan disebut rasis terkait penolakannya terhadap pembangunan kereta cepat itu.

"Saya adalah pimpinan parlemen yang pertama kali memimpin delegasi ke China. Dan sudah empat kali saya memimpin delegasi parlemen ke China, untuk memperbaiki hubungan diplomatik dua negara yang sempat terputus. Jadi saya sama sekali bukan benci negara atau warga negara China," tegasnya.

(Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Disebut Bakal Jerumuskan BUMN)

Menurutnya setelah peletakan batu pertama kereta cepat oleh Jokowi, justru berbagai masalah makin terungkap. Hal tersebut dimulai dari masalah lahan hingga pemodalan proyek oleh China. "Mengapa sekarang China minta jaminan negara. Itu artinya kelihatan tidak clear dan clean pembicaraan dari awal. Makanya lebih baik dibatalkan saja," tandasnya.
(akr)
Berita Terkait
Perbandingan Kereta...
Perbandingan Kereta Cepat Shanghai vs KCJB Indonesia, dari Kecepatan hingga Tarif
Naik Kereta Cepat Whoosh...
Naik Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung hanya Rp50 Ribu, Begini Caranya!
Revolusi Kereta Cepat...
Revolusi Kereta Cepat China: Melaju Secepat Pesawat, Lebih Baik dari Hyperloop Elon Musk
Target Pengoperasian...
Target Pengoperasian Kereta Cepat
Kereta Hyperloop China...
Kereta Hyperloop China Pecahkan Rekor, Ditarget 2.000 Kpj dan Lebih Cepat dari Pesawat
Intip Spesifikasi Kereta...
Intip Spesifikasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh, Mampu Melesat 350 Km/jam
Berita Terkini
Sepanjang Arus Mudik...
Sepanjang Arus Mudik Lebaran 2025, Tercatat Ada 1,7 Juta Kendaraan Keluar Jabotabek
7 jam yang lalu
Orang Terkaya di Thailand...
Orang Terkaya di Thailand Borong Saham Perbankan Rp6,1 Triliun
8 jam yang lalu
BRI Dorong UMKM Kota...
BRI Dorong UMKM Kota Depok Naik Kelas Lewat Program Klasterku, Pelaku Usaha Beri Apresiasi
9 jam yang lalu
Sri Mulyani Pede Mudik...
Sri Mulyani Pede Mudik dan Lebaran Angkat Ekonomi Daerah, Ini 2 Pendorongnya
10 jam yang lalu
Bagi-bagi Takjil dan...
Bagi-bagi Takjil dan Layanan Kesehatan, BNI Hadir di Posko Mudik Malang
11 jam yang lalu
Bukan Gimmick, Pertamina...
Bukan Gimmick, Pertamina Hadirkan Antar Gratis Bright Gas & Promo Refill Berhadiah Cashback
12 jam yang lalu
Infografis
Habitat Asli Harimau...
Habitat Asli Harimau Jawa yang Masih Terjaga hingga Saat Ini
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved