Kembangkan Digital Banking, BTN Siap Take-Off

Rabu, 10 Februari 2016 - 22:09 WIB
Kembangkan Digital Banking, BTN Siap Take-Off
Kembangkan Digital Banking, BTN Siap Take-Off
A A A
MEMASUKI usia ke-66 tahun, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berkomitmen terus berkontribusi terhadap pembangunan nasional. Bank yang identik dengan produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini pun tak henti-henti berinovasi menjaga momentum pertumbuhan bisnis perseroan.

Bank BTN meyakini, perekonomian nasional khususnya industri properti di Tanah Air akan terus tumbuh di masa mendatang. Untuk itu, BTN bertekad menjaga momentum pertumbuhan tersebut dan berancang-ancang melakukan take off (lepas landas).

Guna mengetahui lebih jauh strategi bisnis BTN ke depan, berikut wawancara Koran SINDO bersama Direktur Utama BTN Maryono di kantornya, Jakarta, pekan lalu.

Saat ini apa yang menjadi perhatian utama BTN?

Pada ulang tahun ke-66 ini, kami jadikan sebagai sebuah momentum untuk terus berkembang. Istilahnya, BTN siap take-off. Sejak dua tahun lebih, BTN telah memulai proses transformasi. Hasilnya, mulai terlihat dari kinerja BTN yang semakin baik.

Kami akan konsisten dan berkomitmen di jalur pembiayaan perumahan dengan tetap melihat perkembangan zaman dan kondisi perekonomian.

Terkait perkembangan zaman, BTN sedang mengembangkan suatu produk layanan berupa digital banking. Dengan momentum ini, BTN berharap sebagai yang terdepan dalam hal pembiayaan perumahan baik melalui produk manual maupun digital.

Produk digital ini akan dimulai dengan mengembangkan pelayanan sistem elektronik. Belum lama ini, BTN meluncurkan produk laku pandai tabungan BTN Cermat yang berbasis digital banking. Kami juga akan membuat layanan yang akan mengarah kepada e-commerce, yang sifatnya berbasis website. Nantinya, pelayanan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bisa melalui melalui internet.

Seperti apa tahapan transformasi yang dilakukan BTN?

BTN melakukan transformasi yang dibagi menjadi tiga periode. Tahapan pertama yakni transformasi bagi survival transform yang mulai dilakukan sejak 2013 hingga 2015. Tahapan ini sudah selesai.

Tahapan selanjutnya adalah digital banking transform. Ini masuk dalam percepatan baik yang terkait dengan value maupun pelayanan. Selanjutnya adalah periode global partnership transform. Jadi, kita akan masuk dalam persaingan dunia khususnya global. Makanya kita terus memperbaiki diri dari sisi efisiensi, pelayanan, teknologi dan sebagainya. Tahapan ini setidaknya membutuhkan waktu 10 tahun lagi untuk berada dalam posisi ini.

BTN masih konsisten di segmen menengah ke bawah apa pertimbangannya?

Ada beberapa hal yang menyebabkan strategi itu tetap dijalankan. Salah satunya karena kelas middle low jumlahnya cukup besar dan belum semuanya diakomodasi oleh perbankan. Saat ini, banyak masyarakat yang belum memiliki rumah layak.

Di sisi lain, BTN mempunyai pengalaman cukup panjang di bidang KPR. Itulah yang menyebabkan BTN bertekad menjadi pemimpin dan terdepan pada bisnis ini.

Seperti apa persaingan bisnis pada pembiayaan di sektor properti?


Kami menyadari persaingan di bisnis KPR semakin kompetitif, baik dari bank yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Bahkan, tahun ini kelihatannya ada beberapa bank khususnya BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) III dan II yang tertarik membuat produk perumahan dan masuk ke situ. Kami menyadari betul hal itu. Apalagi berdasarkan fakta yang ada, ‘bermain’ di kelas middle low itu, bisa meningkatkan kinerja perbankan.

Di sisi lain, bisnis di sektor perumahan dianggap cukup aman karena agunannya jelas. Nasabah yang dituju jelas karena untuk mendapatkan kredit perumahan harus mempunyai pendapatan tetap yang terukur secara sistem. Dengan prospek ekonomi yang terus berkembang tentunya akan mempengaruhi pendapatan masyarakat.

Bank yang masuk ke bisnis perumahan juga mendapatkan fasilitas dari pemerintah. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi bank pemberi kredit perumahan.

Seperti apa strategi tahun ini?


BTN akan melakukan optimalisasi dalam peningkatan bisnis. Artinya, bisa melakukan percepatan dengan mengoptimalkan kapasitas yang ada. Contohnya, kalau kapasitas baru 60-70%, harus menjadi 80-90%. Kami akan tetap fokus ke bisnis KPR dengan target menengah ke bawah. Tetapi itu tadi, kita terus melakukan pecepatan di bidang pelayanan agar memenangkan persaingan.

Melalui sejumlah program yang sudah dilakukan perseroan, kami optimistis pertumbuhan bisnis perseroan tahun ini akan jauh lebih baik. Jika pada kondisi ekonomi nasional yang tidak kondusif pada 2015 saja dapat menyumbangkan kinerja yang baik, kami optimistis tahun ini dengan berbagai kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah akan berdampak pada kinerja BTN menjadi lebih baik dari tahun lalu.

Lalu, seperti apa strategi funding BTN?

Dalam pemenuhan funding, BTN mempergunakan beberapa strategi. Ini karena hampir semua pembiayaan KPR sifatnya untuk jangka menengah dan panjang. Makanya, kita harus meramu dana-dana yang ada. Baik itu dalam bentuk dana pihak ketiga yang sifatnya jangka pendek seperti tabungan dan deposito maupun jangka menengah dan panjang. Ini yang harus di-mixed.

Ketentuan yang berlaku, perhitungan loan to deposite (LDR) hanya memperhitungkan tabungan, giro, dan deposito sebagai simpanan. Sedangkan dana jangka panjang tidak termasuk komponen LDR. Makanya, BTN berupaya meningkatkan dana jangka menengah dan panjang seperti obligasi, sekuritisasi dan sebagainya. Ini yang akan kita lakukan ke depan di samping terus meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) khususnya low cost fund.

Kami juga terus melakukan terobosan untuk menaikkan DPK. Salah satunya melalui produk tabungan yang akan diarahkan ke nasabah KPR itu sendiri, kemudian giro kepada developer ataupun pengurus developer. Kami juga masuk ke lembaga pemerintahan, yayasan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), korporasi dan sebagainya.

BTN juga akan terus mengembangkan cara bagaimana melayani nasabah yang sudah menjadi nasabah KPR. Kalau mempunyai KPR, nasabah tersebut pasti mempunyai kebutuhan sehari-hari. Seperti membeli gula, biaya pendidikan dan sebagainya. Nantinya, semua akan dilayani dengan produk kita sehingga nasabah enjoy di rumahnya dan enjoy juga di BTN-nya.

Bagaimana posisi BTN di industri perbankan nasional?

Tahun lalu, jika melihat dari sisi aset, BTN berada di urutan sembilan dari seluruh bank di Indonesia. Untuk saat ini, berdasarkan data sementara, berada di urutan ke tujuh. Kalau untuk bank lokal saja, mungkin masuk lima besar. Kalau semua berjalan sesuai harapan, Kami optimistis dalam beberapa tahun ke depan BTN bisa menjadi nomor lima besar dari semua bank yang beroperasi di Indonesia.

Belakangan ini muncul wacana soal holding perbankan BUMN, tanggapan Anda?

Saya kira kerja sama antarbank BUMN sangat bagus termasuk apabila nantinya dalam bentuk holding yang akan mengatur bank BUMN . Langkah ini akan memudahkan koordinasi dan kerja sama sehingga holding bisa mengurusi hal yang bersifat strategis.

Artinya, keberadaan holding bisa mengefisiensikan kinerja bank BUMN. Misalnya, supaya lebih efisien, ada standar kualitas karyawan yang sama antarbank BUMN, sehingga memungkinkan pindahnya karyawan dari bank BUMN yang satu ke bank BUMN lainnya.

Efisiensi IT juga bisa terjadi. Jika selama ini, masing-masing bank BUMN memiliki produk sendiri seperti ATM. Dengan adanya holding, bisa dimanfaatkan bersama-sama. Apalagi, jika rencana salah satu bank BUMN meluncurkan satelit direalisasikan. Tentunya hal itu tidak hanya berdampak positif kepada bank bersangkutan tetapi juga bank BUMN lainnya. Secara langsung maupun tidak langsung hal itu memberikan keuntungan kepada BTN.

Jadi, sebenarnya dengan holding ini wacana akuisisi antarbank BUMN sudah tidak lagi relevan untuk diperbincangkan. Saat ini, yang terpenting adalah bagaimana meningkatkan kapasitas dari bank BUMN itu sendiri.

=== SISI LAIN ===

Senang Memotret Keindahan Alam dan Kehidupan Sosial

Di sela-sela kesibukannya sebagai orang nomor satu di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Maryono masih menyempatkan diri menekuni hobinya di bidang fotografi.

Pria kelahiran Rembang, 16 September 1955 itu mengakui, paling gemar memotret objek-objek yang berkaitan dengan keindahan alam dan sosial. Area hunting foto yang biasa dibidiknya pun beragam, mulai dari lingkungan sekitar di sela-sela tugas kantor, di luar kota bahkan di luar negeri. Tidak heran apabila koleksi hasil jepretannya kini cukup banyak dan tersimpan rapi dikediamannya.

“Tetapi, yang favorit tetap Bali dan Lombok. Kedua daerah ini memiliki keindahan alam yang bagus. Kehidupan sosial kemasyarakatannya juga sangat menarik untuk diabadikan,” ujar pria yang juga Presiden Regional WSBI (World Saving Bank Institute) Kawasan Asia Pasifik ini.

Untuk urusan hunting foto di luar negeri. Dia mengaku takjub dengan sejumlah negara di Eropa yang memiliki bangunan tua dan terpelihara dengan baik.

“Kalau ke luar negeri yang paling bagus Eropa. Terutama bangunan kuno terpelihara dengan baik. Pemukiman rumahnya juga rapi banget,” tutur dia.

Kendati sudah tak terhitung berapa banyak objek yang dibidiknya, Maryono mengakui masih terus belajar fotografi. Termasuk, kepada memantunya yang memang menguasai teknik fotografi.

“Dia menguasai beberapa teknik pengambilan gambar. Bahkan, dia pernah mendapatkan kesempatan melanjutkan ilmu mengenai fotografi di Kanada. Tetapi tidak diambilnya,” paparnya.

Di luar fotografi, sebenarnya Maryono masih memiliki kesukaan lain yang biasa dilakukan seusai jam kerja di antaranya, jogging dan golf.
Di samping itu, aktivitas lainnya di kala senggang adalah berkumpul dengan keluarga. Momen tersebut dianggapnya sebagai bagian sangat penting di tengah seabrek aktivitas sebagai direktur utama di BTN.

“Kalau sama keluarnga biasanya pergi ke mal untuk bersenang-senang. Ngumpul-ngumpul dan happy-happy , ini bagi saya bagus untuk menjaga kebugaran jiwa dan raga,” ujarnya.

Pemimpin itu Amanah

Dengan kedudukannya sebagai pimpinan perusahaan BUMN, Maryono menjadikan hal tersebut amanah yang tidak ringan. Menurutnya, dibutuhkan keseriusan, kemauan dan ketulusan dalam mengelolanya. Jika amanah itu dilakukan dengan setengah hati, hasil yang dicapai pun tidak akan sesuai harapan. Terkait itu, peran serta seluruh staf dan manajemen sangat berarti.

Menurutnya, kendati sudah mempunyai strategi yang bagus, jika tanpa dukungan dan peran serta karyawan maka tidak akan berjalan sebagaimana harapan. “Perlu role model yang menjadi rangsangan karyawan. Di antaranya membuat persaingan agar semuanya bergerak mencapai prestasi,” papar dia.

Menurut Maryono, sinergitas antara karyawan dengan manajemen juga penting dilakukan. Apalagi BTN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga perusahaan terbuka di mana sahamnya dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga, banyak stakeholders yang memiliki kepentingan dengan BTN. Mulai dari pemerintah, DPR, juga pemegang saham lainnya. Untuk itu, ujar dia, diperlukan manajemen yang baik agar bisa mengelola berbagai kepentingan tersebut.

“Kita tidak hanya melulu mengedepankan bisnis tetapi juga agent of development. Bagaimana cara berkomunikasi dengan stakeholder. Ini yang harus kita atur,” ujarnya.

Dia menambahkan, kunci keberhasilan dalam mengelola perusahaan lainnya adalah transparansi atau keterbukaan. Dengan berpatokan pada konsep tersebut, staheholders akan mendukung.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5200 seconds (0.1#10.140)