Rupiah Menguat, Ekonomi RI Menuju Arah Lebih Baik
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di level Rp13.300/USD, menandakan ekonomi Indonesia mulai stabil. Posisi mata uang Garuda sudah tidak dipengaruhi kondisi global.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, nilai tukar rupiah saat ini sudah tidak terlalu dipengaruhi gejolak ekonomi global dengan masih terjadinya perlambatan ekonomi di China. Sementara, di Eropa masih ada ruang untuk stimulus tambahan,
"Pada Januari, Fed rate juga masih 0,25%-0,5%, di China belum terjadi pengembangan sektor riil dan Jepang mengeluarkan kebijakan negatif suku bunga. Namun, rupiah pada Januari membaik dibanding akhir tahun lalu, sudah terapresiasi 0,11%," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/2/2016).
Selain itu, lanjut Nurhaida, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menunjukan tren positif dengan mengalami kenaikan 0,48%. Sinyal positif tersebut diharapkan terus berlanjut sehingga mampu mendorong perbaikan ekonomi Tanah Air tahun ini.
"Kondisi makro cukup memberikan arah positif meski pertumbuhan belum signifikan atau masih perlambatan tapi itu memberikan dampak positif bagi Indonesia," jelas dia.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap USD pada pembukaan hari ini, tidak terbendung untuk melanjutkan tren penguatan hingga melesat ke kisaran level Rp13.300/USD. Sementara Yen Jepang belum goyah melawan USD, maupun terhadap beberapa mata uang utama lainnya.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini tembus ke level Rp13.369/USD. Posisi ini lebih baik dengan kenaikan 169 poin dari penutupan sebelumnya di level Rp13.538/USD.
(Baca: Rupiah Dibuka Melesat ke Level Rp13.300/USD, Yen Belum Goyah).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, nilai tukar rupiah saat ini sudah tidak terlalu dipengaruhi gejolak ekonomi global dengan masih terjadinya perlambatan ekonomi di China. Sementara, di Eropa masih ada ruang untuk stimulus tambahan,
"Pada Januari, Fed rate juga masih 0,25%-0,5%, di China belum terjadi pengembangan sektor riil dan Jepang mengeluarkan kebijakan negatif suku bunga. Namun, rupiah pada Januari membaik dibanding akhir tahun lalu, sudah terapresiasi 0,11%," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/2/2016).
Selain itu, lanjut Nurhaida, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menunjukan tren positif dengan mengalami kenaikan 0,48%. Sinyal positif tersebut diharapkan terus berlanjut sehingga mampu mendorong perbaikan ekonomi Tanah Air tahun ini.
"Kondisi makro cukup memberikan arah positif meski pertumbuhan belum signifikan atau masih perlambatan tapi itu memberikan dampak positif bagi Indonesia," jelas dia.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap USD pada pembukaan hari ini, tidak terbendung untuk melanjutkan tren penguatan hingga melesat ke kisaran level Rp13.300/USD. Sementara Yen Jepang belum goyah melawan USD, maupun terhadap beberapa mata uang utama lainnya.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini tembus ke level Rp13.369/USD. Posisi ini lebih baik dengan kenaikan 169 poin dari penutupan sebelumnya di level Rp13.538/USD.
(Baca: Rupiah Dibuka Melesat ke Level Rp13.300/USD, Yen Belum Goyah).
(izz)