ICOPE 2016 di Bali Tawarkan Solusi Inovatif Produksi Kelapa Sawit

Kamis, 18 Februari 2016 - 16:49 WIB
ICOPE 2016 di Bali Tawarkan Solusi Inovatif Produksi Kelapa Sawit
ICOPE 2016 di Bali Tawarkan Solusi Inovatif Produksi Kelapa Sawit
A A A
JAKARTA - Menindaklanjuti pertemuan COP21 di Paris, Prancis, yang merumuskan kesepakatan global dalam mengurangi emisi, PT Smart Tbk bekerja sama dengan WWF dan CIRAD Prancis menggelar Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan (ICOPE) ke-5 di Bali, pada 16-18 Maret 2016. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan solusi inovatif bagi perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan dan menghadapi perubahan iklim.

Sebanyak 400 peserta dari pakar lingkungan internasional terkemuka, perwakilan lembaga pemerintah, LSM, industri, peneliti senior, serta akademisi dari 19 negara akan menghadiri kegiatan yang diselenggarakan dua tahun sekali tersebut.

National Corporate and Sustainability Communication Head Smart Agribusisnes and Food, Bambang Chriswanto mengemukakan, sejak pertama kali diselenggarakan pada 2007, ICOPE mendapat perhatian luas dari berbagai pihak dalam dan luar negeri karena memberikan kontribusi penting dalam transformasi produksi minyak sawit berkelanjutan di Indonesia.

Dia menuturkan, pada ICOPE 2014 yang dihadiri lebih dari 350 peserta internasional, menjadi catatan bahwa sektor kelapa sawit berperan sangat besar menjadi model pertanian berkelanjutan. "Indutri kelapa sawit adalah model yang bisa diikuti pertanian di Indonesia. Isu yang dihadapi petani mandiri Indonesia sama dengan negara penghasil kelapa sawit lainnya, seperti Kolombia dan kelapa Gading. Mulai dari masalah bibit unggul, pupuk yang ramah emisi karbon dan aspek budidaya," ujarnya, dalam kunjungan ke Gedung Sindo, Jakarta, Kamis (18/2/2016).

Bambang berharap, ICOPE 2016 dapat mendorong industri kelapa sawit memimpin upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan solusi-solusi ilmiah, untuk kepentingan jangka panjang.

"Pelaksanaan konferensi internasional ini dirasakan sangat relevan mengingat sedemikian tidak menentunya dampak perubahan iklim ekstrem, seperti El Nino pada 2015, yang menjadi isu negatif bagi Indonesia. "Industri kali ini akan menghadirkan panel khsusus untuk membahas bagaimana beradaptasi dan meminimalisir dampak El Nino," imbuhnya.

Sebagai informasi, para delegasi ICOPE 2016 akan membahas berbagai topik aktual mulai dari pengurangan emisi melalui konservasi hutan, meningkatkan fiksasi karbon dan manfaat potensial dari bahan bakar energi terbarukan.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7153 seconds (0.1#10.140)