Aspekpir Kolaborasi Buat Film Dokumenter Desa Transmigrasi Sawit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) membuat film dokumenter mengenai desa transmigrasi sawit di Indonesia. Film yang pembuatannya didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tersebut mengambil tempat di tiga desa yang memiliki sejarah penting dalam pengembangan kelapa sawit Indonesia.
"Ketiga desa ini memiliki keunggulan dan inovasi dalam pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan," ungkap Ketua Umum Aspekpir Indonesia Setiyono dalam konferensi pers tentang film Desa Transmigrasi Sawit, di Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Dia mengatakan dua desa terdapat di Provinsi Riau, penghasil utama kelapa sawit dunia yakni Desa Teluk Merbau, Kabupaten Siak, dan Desa Bono Tapung, Kabupaten Rokan Hulu. Adapun satu desa lainnya berada di Provinsi Sumatra Selatan yakni Desa Bumi Kencana di Musi Banyuasin. Film dokumenter berdurasi 30 menit ini diproduksi sejak Mei-Juli 2023.
Setiyono menjelaskan pembuatan film dilatarbelakangi kenyataan bahwa kehadiran desa transmigrasi sawit mendorong pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Transmigrasi merupakan program andalan pemerintah yang bertujuan untuk memeratakan pembangunan dan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar pulau Jawa. Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua merupakan daerah-daerah transmigrasi.
"Daerah transmigrasi berbasis kelapa sawit yang tadinya dicap sebagai daerah kumuh, miskin dan terbelakang, kini banyak berubah jadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, bahkan komoditas yang dikembangkan di daerah transmigrasi menjelma menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi," katanya.
Keberhasilan desa transmigrasi berbasis kelapa sawit menjadi pusat pertumbuhan baru perekonomian adalah salah satu bukti bagaimana kelapa sawit memainkan peran penting terhadap perekonomian nasional sehingga sudah seharusnya masyarakat Indonesia mengetahuinya.
Sebab itu, penayangan film ini akan menjadi bagian dari upaya untuk mengkampanyekan kebaikan-kebaikan kelapa sawit kepada masyarakat Indonesia. Dengan begitu, diharapkan persepsi positif pada kelapa sawit Indonesia meningkat yang pada akhirnya dukungan masyarakat terhadap eksistensi, pengembangan dan kebijakan kelapa sawit semakin luas dan menguat.
"Ke depan, masyarakat diharapkan dapat membantu menyebarkan kebaikan sawit sehingga dukungan terhadap keberadaan kelapa sawit di Indonesia semakin massif," ujarnya.
Pada ketiga film dokumenter, juga terdapat testimoni sejumlah pihak, salah satunya Gubernur Riau Syamsuar Syam. Ia memuji dan mengapresiasi pembuatan film tersebut. "Desa-desa transmigrasi sawit tersebut harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital," kata dia.
"Ketiga desa ini memiliki keunggulan dan inovasi dalam pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan," ungkap Ketua Umum Aspekpir Indonesia Setiyono dalam konferensi pers tentang film Desa Transmigrasi Sawit, di Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Dia mengatakan dua desa terdapat di Provinsi Riau, penghasil utama kelapa sawit dunia yakni Desa Teluk Merbau, Kabupaten Siak, dan Desa Bono Tapung, Kabupaten Rokan Hulu. Adapun satu desa lainnya berada di Provinsi Sumatra Selatan yakni Desa Bumi Kencana di Musi Banyuasin. Film dokumenter berdurasi 30 menit ini diproduksi sejak Mei-Juli 2023.
Setiyono menjelaskan pembuatan film dilatarbelakangi kenyataan bahwa kehadiran desa transmigrasi sawit mendorong pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Transmigrasi merupakan program andalan pemerintah yang bertujuan untuk memeratakan pembangunan dan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar pulau Jawa. Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua merupakan daerah-daerah transmigrasi.
"Daerah transmigrasi berbasis kelapa sawit yang tadinya dicap sebagai daerah kumuh, miskin dan terbelakang, kini banyak berubah jadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, bahkan komoditas yang dikembangkan di daerah transmigrasi menjelma menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi," katanya.
Keberhasilan desa transmigrasi berbasis kelapa sawit menjadi pusat pertumbuhan baru perekonomian adalah salah satu bukti bagaimana kelapa sawit memainkan peran penting terhadap perekonomian nasional sehingga sudah seharusnya masyarakat Indonesia mengetahuinya.
Sebab itu, penayangan film ini akan menjadi bagian dari upaya untuk mengkampanyekan kebaikan-kebaikan kelapa sawit kepada masyarakat Indonesia. Dengan begitu, diharapkan persepsi positif pada kelapa sawit Indonesia meningkat yang pada akhirnya dukungan masyarakat terhadap eksistensi, pengembangan dan kebijakan kelapa sawit semakin luas dan menguat.
"Ke depan, masyarakat diharapkan dapat membantu menyebarkan kebaikan sawit sehingga dukungan terhadap keberadaan kelapa sawit di Indonesia semakin massif," ujarnya.
Pada ketiga film dokumenter, juga terdapat testimoni sejumlah pihak, salah satunya Gubernur Riau Syamsuar Syam. Ia memuji dan mengapresiasi pembuatan film tersebut. "Desa-desa transmigrasi sawit tersebut harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital," kata dia.
(nng)