Pertamina Pastikan Harga Solar Jenis Baru di Bawah Rp8.000/Liter
A
A
A
TANGERANG - PT Pertamina (Persero) saat ini tengah bersiap meluncurkan varian bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, setelah sebelumnya memiliki jenis solar non subsidi yakni Pertamina Dex dan solar subsidi (biosolar). Untuk solar jenis baru ini, Pertamina memastikan akan mematok harga di bawah Rp8.000 per liter.
(Baca Juga: Pertamina Bersiap Luncurkan Solar Jenis Baru)
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang menerangkan solar jenis baru ini tidak akan dipatok terlalu tinggi atau berada di antara harga pertamax dex dan biosolar. "Tidak terlalu mahal. (Rp8.000) Tidak nyampe. Kita tidak pingin mahal-mahal. Nanti dihitung dulu lah," jelasnya di Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (24/2/2016).
Dia berharap solar jenis baru tersebut dapat diluncurkan secepatnya, meski harus memenuhi beberapa persyaratan. ."Persoalannya harus izin (peluncuran solar jenis baru), administrasi jalan dulu. Izinnya ke BKPM malah sekarang. Planning ada. Cuma saya tidak ingin dipolitisir lagi sehingga udah kita urus dulu biar semua siap," sambungnya.
Pria yang akrab disapa Abe ini menjabarkan, kualitas solar jenis baru ini berada di antara solar bersubsidi dan Pertamina Dex. Diperkirakan, kandungan sulfur dari solar jenis baru ini sekitar 1.000 ppm. "Kualitas antara Pertamina dex dan solar. Perkiraan sih kalau solar biasa kandungan sulfurnya 3.500 ppm, ini (solar baru) 1.000-an ppm," imbuh dia.
Selain itu, lanjut dia kadar cetane number (CN) dari solar jenis baru tersebut akan lebih baik dari solar biasa yang berkadar CN 48. Solar jenis baru tersebut diperkirakan akan memiliki kadar CN 51. "Terus cetane number dari 48 naik ke 51. Kalau dex kan 52-53. Kita 51. Ya udah bisa ngira-ngira lah (harganya)," sambungnya.
Menurutnya tujuan dikeluarkannya solar jenis baru ini pada dasarnya tidak jauh berbeda saat perseroan mengeluarkan BBM jenis pertalite beberapa waktu lalu, yakni memberikan pilihan baru bagi masyarakat untuk menikmati BBM dengan kualitas bagus namun harga miring.
"Tujuannya supaya mobil common nya jalan bagus. Tidak perlu pakai BBM yang sangat mahal, tapi sudah jalan bagus. Sekarang kijang Innova diesel, kalau pakai solar biasa dicampur FAME agak masalah. Artinya orang pada ngomong tarikannya kurang. Nah ini yang lebih bagus," tandasnya.
(Baca Juga: Pertamina Bersiap Luncurkan Solar Jenis Baru)
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang menerangkan solar jenis baru ini tidak akan dipatok terlalu tinggi atau berada di antara harga pertamax dex dan biosolar. "Tidak terlalu mahal. (Rp8.000) Tidak nyampe. Kita tidak pingin mahal-mahal. Nanti dihitung dulu lah," jelasnya di Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (24/2/2016).
Dia berharap solar jenis baru tersebut dapat diluncurkan secepatnya, meski harus memenuhi beberapa persyaratan. ."Persoalannya harus izin (peluncuran solar jenis baru), administrasi jalan dulu. Izinnya ke BKPM malah sekarang. Planning ada. Cuma saya tidak ingin dipolitisir lagi sehingga udah kita urus dulu biar semua siap," sambungnya.
Pria yang akrab disapa Abe ini menjabarkan, kualitas solar jenis baru ini berada di antara solar bersubsidi dan Pertamina Dex. Diperkirakan, kandungan sulfur dari solar jenis baru ini sekitar 1.000 ppm. "Kualitas antara Pertamina dex dan solar. Perkiraan sih kalau solar biasa kandungan sulfurnya 3.500 ppm, ini (solar baru) 1.000-an ppm," imbuh dia.
Selain itu, lanjut dia kadar cetane number (CN) dari solar jenis baru tersebut akan lebih baik dari solar biasa yang berkadar CN 48. Solar jenis baru tersebut diperkirakan akan memiliki kadar CN 51. "Terus cetane number dari 48 naik ke 51. Kalau dex kan 52-53. Kita 51. Ya udah bisa ngira-ngira lah (harganya)," sambungnya.
Menurutnya tujuan dikeluarkannya solar jenis baru ini pada dasarnya tidak jauh berbeda saat perseroan mengeluarkan BBM jenis pertalite beberapa waktu lalu, yakni memberikan pilihan baru bagi masyarakat untuk menikmati BBM dengan kualitas bagus namun harga miring.
"Tujuannya supaya mobil common nya jalan bagus. Tidak perlu pakai BBM yang sangat mahal, tapi sudah jalan bagus. Sekarang kijang Innova diesel, kalau pakai solar biasa dicampur FAME agak masalah. Artinya orang pada ngomong tarikannya kurang. Nah ini yang lebih bagus," tandasnya.
(akr)