Inggris Jadi Kekuatan Pendukung RI Hadapi MEA
A
A
A
JAKARTA - Inggris kini fokus untuk memperkuat hubungan bilateral perdagangan dan investasi dengan negara di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Hal tersebut disampaikan CEO Wardour and Oxford, Wempy Dyocta Koto.
Dia mengatakan, Inggris tercatat sebagai investor asing terbesar ketujuh di Indonesia sehingga bisa jadi kekuatan pendukung dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Total investasi Britania Raya sebesar USD424,93 juta pada pertengahan tahun lalu. Sementara, perdagangan bilateral Inggris dengan Indonesia pada periode Januari-November 2015 mencapai USD2,13 miliar.
"Kendati demikian, jumlahnya memang turun 8,62% dari tahun lalu pada periode yang sama,” ujarnya, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (28/2/2016).
Wempy menjelaskan, MEA menyimpan potensi besar bagi Indonesia untuk meningkatkan perekonomian negara. Karena itu, pemerintah harus bisa memanfaatkan peluang atas dukungan yang diberikan Inggris untuk Indonesia.
Para pengusaha Indonesia, kata dia berpeluang besar untuk memperluas usaha mereka ke Britania Raya. Sebab, Inggris membutuhkan dukungan sejumlah komoditas pangan dan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup warganya.
"Seperti kopi, teh, rempah-rempah, kayu dan lain-lain. Namun, Indonesia tidak boleh kembali menggunakan cara lama untuk mengekspor komoditas-komoditas tersebut ke Inggris," pungkasnya.
Dia mengatakan, Inggris tercatat sebagai investor asing terbesar ketujuh di Indonesia sehingga bisa jadi kekuatan pendukung dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Total investasi Britania Raya sebesar USD424,93 juta pada pertengahan tahun lalu. Sementara, perdagangan bilateral Inggris dengan Indonesia pada periode Januari-November 2015 mencapai USD2,13 miliar.
"Kendati demikian, jumlahnya memang turun 8,62% dari tahun lalu pada periode yang sama,” ujarnya, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (28/2/2016).
Wempy menjelaskan, MEA menyimpan potensi besar bagi Indonesia untuk meningkatkan perekonomian negara. Karena itu, pemerintah harus bisa memanfaatkan peluang atas dukungan yang diberikan Inggris untuk Indonesia.
Para pengusaha Indonesia, kata dia berpeluang besar untuk memperluas usaha mereka ke Britania Raya. Sebab, Inggris membutuhkan dukungan sejumlah komoditas pangan dan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup warganya.
"Seperti kopi, teh, rempah-rempah, kayu dan lain-lain. Namun, Indonesia tidak boleh kembali menggunakan cara lama untuk mengekspor komoditas-komoditas tersebut ke Inggris," pungkasnya.
(dmd)