Harga Minyak Dunia Jaga Tren Penguatan, Konsumsi China Meningkat

Selasa, 01 Maret 2016 - 09:37 WIB
Harga Minyak Dunia Jaga...
Harga Minyak Dunia Jaga Tren Penguatan, Konsumsi China Meningkat
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) menjaga tren penguatan pada awal perdagangan di Asia hari ini, Selasa (1/3/2016) setelah negara-negara penghasil minyak (OPEC) memperketat produksi domestik untuk menekan pasar. Sementara China terus menurunkan kebijakan moneter dalam upaya meningkatkan produksi.

Dilansir Reuters, pada perdagangan hari ini harga minyak mentah AS jenis West Texas Intermediate (WTI) berada pada posisi USD33,79 per barel pada pukul 00.18 GMT dengan kenaikan 4 sen dibandingkan perdagangan terakhir awal pekan kemarin. Sejak terhitung 11 Februari, minyak dunia tercatat mulai membaik dengan kenaikan sampai 30%.

Sementara itu pada 2016 ini, harga minyak mentah dunia sempat terpuruk ke posisi USD26 per barel untuk jadi posisi terburuk sejak 2003, silam. Para analis mengatakan bahwa ada harapan perbaikan harga minyak dunia ketika China agresif melakukan kebijakan moneter untuk meningkatkan permintaan dan disaat yang sama AS dan organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) menekan produksi.

China sendiri merupakan konsumen sektor energi terbesar di dunia. Meski perekonomian mereka tengah melemah, namun untuk kelima kalinya dalam satu tahun pemerintah telah menyuntikkan dana sekira USD100 miliar untuk mengantisipasi PHK dan kebangkrutan di sektor industri.

"Suku bunga terbaru China dapat memberikan dorongan jangka pendek dan menjadi sentimen untuk beberapa komoditi. Harga minyak mentah dunia terus meningkat. Harga WTI ditutup seperti yang kita lihat pada level mendekatik USD34 per barel," jelas Bank ANZ.

Kenaikan harga minyak diyakini karena penekanan pada produksi dan komitmen menjaga stok. Data pemerintah AS menunjukkan output minyak mentah Desember jatuh selama sebulan menjadi 43.000 barel per hari (bpd) ke 9.26 juta bpd, posisi ini terendah dalam setahun.

Pasokan dari OPEC juga menurun, yakni menjadi 280.000 bpd dan antara Januari dan Februari sebesar bpd 32.37 juta berdasarkan pengiriman data dan informasi dari sumber-sumber di perusahaan minyak, OPEC serta dari konsultan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0623 seconds (0.1#10.140)