Dibayangi Sanksi Barat, India Menjauh dari Proyek Arctic LNG 2 Rusia

Minggu, 29 September 2024 - 06:27 WIB
loading...
Dibayangi Sanksi Barat,...
India tidak akan membeli gas alam cair (LNG) yang diproduksi dari proyek Arctic LNG 2 Rusia, yang dikenai sanksi oleh negara-negara Barat. Foto/Dok
A A A
NEW DELHI - India tidak akan membeli gas alam cair (LNG) yang diproduksi dari proyek Arctic LNG 2 Rusia, yang dikenai sanksi oleh negara-negara Barat. Kepastian ini dilontarkan oleh Menteri Perminyakan, Pankaj Jain pada hari Jumat (27/9).

"Kami tidak akan membeli (pasokan dari) Arctic LNG 2. Kami tidak membeli komoditas yang dikenai sanksi. Sesuatu yang memiliki sanksi berbasis luas, kami tidak menyentuhnya," kata Jain kepada wartawan.



Proyek Arctic LNG 2 oleh Novatek Rusia diketahui berada di bawah sanksi Barat , menyusul perang Rusia dengan Ukraina. Amerika Serikat juga telah menjatuhkan sanksi terhadap ratusan entitas dan individu karena mendukung upaya perang Rusia, termasuk perusahaan yang mendukung pengembangan proyek LNG Arktik 2 dan pengiriman LNG-nya.

Sementara itu Novatek mengatakan tuduhan media bahwa perusahaan terlibat dalam membangun dan mengelola "armada bayangan" untuk proyek Arctic LNG 2 tidak benar.



Sebelumnya Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi terhadap tujuh kapal pengangkut gas alam cair yang terkait dengan Rusia. Kapal-kapal LNG yang diberi sanksi tersebut termasuk Pioneer dan Asya Energy.

Padahal, berdasarkan data Departemen Keuangan, AS telah menyetujui dua perusahaan kapal tanker tersebut untuk pengiriman pertama yang memuat LNG Arktik 2.

Sanksi tersebut merupakan pukulan baru bagi Rusia. Sebab, negara yang dijuluki 'beruang merah' ini menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengembangkan armada kapal tanker bayangan untuk LNG. Hal ini merupakan cara yang sama seperti yang dilakukan untuk mengangkut minyak mentah.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Digempur Sanksi Barat,...
Digempur Sanksi Barat, Rusia Malah Cetak 15 Miliarder Baru
Moskow-Washington Kian...
Moskow-Washington Kian Mesra, AS Siap Hubungkan Kembali Rusia ke SWIFT
Dulu Kabur, Kini Perusahaan...
Dulu Kabur, Kini Perusahaan Asing Antri untuk Kembali ke Rusia
Rusia Tuntut Raksasa...
Rusia Tuntut Raksasa Energi Inggris Bayar Ganti Rugi Rp26,3 Triliun
Sinyal Kuat AS Cabut...
Sinyal Kuat AS Cabut Sanksi Rusia demi Hidupkan Ekspor Biji-bijian Laut Hitam
Minyak Mentah Rusia...
Minyak Mentah Rusia Mengalir Deras ke Negara BRICS
India Terang-terangan...
India Terang-terangan ke BRICS: Kami Tidak Akan Campakkan Dolar AS
4 Tokoh Rusia Bebas...
4 Tokoh Rusia Bebas dari Sanksi Uni Eropa, Ada Pengusaha hingga Menteri
India Menancapkan Tonggak...
India Menancapkan Tonggak Sejarah Baru Produksi Batu Bara, Tembus 1 Miliar Ton
Rekomendasi
ChatGPT Tambah 1 Juta...
ChatGPT Tambah 1 Juta Pengguna Baru dalam Satu Jam setelah Tren Studio Ghibli
4 Alasan Elon Musk Akan...
4 Alasan Elon Musk Akan Dijadikan Nama Kapal Induk AS Terbaru, Salah Satunya Simbol Kebangkitan Militer
Batasan Baru untuk Pengawal...
Batasan Baru untuk Pengawal Pribadi Lionel Messi, Cheuko: Mereka Tak Izinkan Saya Berada di Lapangan Lagi!
Berita Terkini
Pembangunan Perumahan...
Pembangunan Perumahan di RI Disebut Tak Sinkron dengan Layanan Transportasi
2 jam yang lalu
Perluasan Jaringan Penerbangan...
Perluasan Jaringan Penerbangan GIAA-Japan Airlines Diresmikan
3 jam yang lalu
Turun Tipis, Harga Emas...
Turun Tipis, Harga Emas Hari Ini Rp1.819.000 per Gram
5 jam yang lalu
Menuju Industri Baja...
Menuju Industri Baja yang Hijau dan Kompetitif, GRP Tegaskan Komitmen Transformasi
5 jam yang lalu
Digempur Sanksi Barat,...
Digempur Sanksi Barat, Rusia Malah Cetak 15 Miliarder Baru
6 jam yang lalu
10 Orang Terkaya China...
10 Orang Terkaya China 2025, Founder TikTok Jadi Nomor 1
7 jam yang lalu
Infografis
Untuk Lawan Rusia, AS...
Untuk Lawan Rusia, AS Kirim 90 Rudal Patriot dari Israel ke Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved