Petani Karet Keluhkan Lonjakan Harga ke Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menerangkan pemerintah telah mendapatkan keluhan dari petani karet Sumatera terkait harga komoditi karet yang terus melonjak naik mencapai Rp4.000 per kilogram (kg). Keluhan ini disampaikan para petani langsung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan ke Sumatera.
(Baca Juga: Menko Darmin Bantu Petani Karet Atasi Kejatuhan Harga Komoditas)
"Presiden baru pulang dari Sumatera, dan rupayanya beliau banyak sekali mendapatkan keluhan dari petani karet sehingga presiden nitip supaya kita merancang program untuk membantu petani karet di Sumater dan Kalimantan. Bayangkan harga karet di sana mahal sekali, Rp 3.000-Rp4.000/kg nya," jelasnya di Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Lanjut dia, saat ini detail rancangan program masih dibahas dalam rapat kerja antar kementerian dan lembaga. Menurutnya butuh sekitar satu pekan untuk merumuskannya. "Inikan rapat pertama, kita belum bisa jelaskan detail. Butuh waktu seminggu untuk merumuskan," sambungnya.
Dia menambahkan tingginya harga karet saat ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi Indonesia yang belum pulih betul dan harga komoditas yang masih fluktuatif.
"Kalau dulu orang beli satu kg beras bisa setara dengan karet 2 kg. Sekarang dua kg karet baru dapat 1 kg beras. Anda bisa bayangkan susahnya mereka. Sehingga kita memang sudah diskusikan ini beberapa kali. Jadi permintaan presiden itu membuat lebih cepat kita untuk nantinya memutuskan apa yang akan dilakukan," pungkasnya.
(Baca Juga: Menko Darmin Bantu Petani Karet Atasi Kejatuhan Harga Komoditas)
"Presiden baru pulang dari Sumatera, dan rupayanya beliau banyak sekali mendapatkan keluhan dari petani karet sehingga presiden nitip supaya kita merancang program untuk membantu petani karet di Sumater dan Kalimantan. Bayangkan harga karet di sana mahal sekali, Rp 3.000-Rp4.000/kg nya," jelasnya di Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Lanjut dia, saat ini detail rancangan program masih dibahas dalam rapat kerja antar kementerian dan lembaga. Menurutnya butuh sekitar satu pekan untuk merumuskannya. "Inikan rapat pertama, kita belum bisa jelaskan detail. Butuh waktu seminggu untuk merumuskan," sambungnya.
Dia menambahkan tingginya harga karet saat ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi Indonesia yang belum pulih betul dan harga komoditas yang masih fluktuatif.
"Kalau dulu orang beli satu kg beras bisa setara dengan karet 2 kg. Sekarang dua kg karet baru dapat 1 kg beras. Anda bisa bayangkan susahnya mereka. Sehingga kita memang sudah diskusikan ini beberapa kali. Jadi permintaan presiden itu membuat lebih cepat kita untuk nantinya memutuskan apa yang akan dilakukan," pungkasnya.
(akr)