Strategi BI Dorong Ekonomi dan Keuangan Syariah
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyiapkan strategi untuk mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air. Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengungkapkan, ada lima strategi dalam mengembangkan sektor ini.
"Pertama, mendorong inovasi instrumen likuiditas dan keuangan syariah dalam semangat pendalaman pasar keuangan syariah," ujarnya, dalam acara Islamic Research and Training Institute - Islamic Development Bank (IRTI – IDB) dengan tema Prospect for the Exponential Growth.
Dia menjelaskan, upaya pendalaman pasar keuangan syariah didukung oleh penerbitan aturan terkait transaksi hedging syariah yang mendukung efisiensi pasar dan pengelolaan volatilitas.
Kedua, peningkatan sumber daya insani dengan memperkuat kompetensi dan pengetahuan sumber daya manusia (SDM) di industri keuangan syariah dalam rangka mengoptimalkan alokasi sumber daya.
Ketiga, memperkuat kerangka kebijakan dan kerangka pengawasan terintegrasi dari ekonomi dan keuangan syariah. Menurut Agus, koordinasi menjadi kunci utama, di mana otoritas terkait didorong untuk menyampaikan pandangan yang membangun dalam pengembangan produk untuk instrumen pasar keuangan syariah dan juga harmonisasi regulasi lintas sektor keuangan maupun sektor sosial.
Keempat, membangun struktur industri yang efisien dengan partisipasi aktif dalam formulasi arsitektur sistem keuangan syariah yang efisien, mendorong pasar untuk pengembangan sektor riil melalui formulasi model pembiayaan syariah yang optimal, dan merancang sistem informasi Islamic Economic Super Corridor.
Kelima, kata Agus, membangun aliansi strategis dengan stakeholder terkait untuk terus meningkatkan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
"Untuk memastikan keberhasilan implementasi lima strategi dimaksud, Bank Indonesia secara proaktif akan senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah, otoritas dan lembaga internasional terkait," tandasnya.
"Pertama, mendorong inovasi instrumen likuiditas dan keuangan syariah dalam semangat pendalaman pasar keuangan syariah," ujarnya, dalam acara Islamic Research and Training Institute - Islamic Development Bank (IRTI – IDB) dengan tema Prospect for the Exponential Growth.
Dia menjelaskan, upaya pendalaman pasar keuangan syariah didukung oleh penerbitan aturan terkait transaksi hedging syariah yang mendukung efisiensi pasar dan pengelolaan volatilitas.
Kedua, peningkatan sumber daya insani dengan memperkuat kompetensi dan pengetahuan sumber daya manusia (SDM) di industri keuangan syariah dalam rangka mengoptimalkan alokasi sumber daya.
Ketiga, memperkuat kerangka kebijakan dan kerangka pengawasan terintegrasi dari ekonomi dan keuangan syariah. Menurut Agus, koordinasi menjadi kunci utama, di mana otoritas terkait didorong untuk menyampaikan pandangan yang membangun dalam pengembangan produk untuk instrumen pasar keuangan syariah dan juga harmonisasi regulasi lintas sektor keuangan maupun sektor sosial.
Keempat, membangun struktur industri yang efisien dengan partisipasi aktif dalam formulasi arsitektur sistem keuangan syariah yang efisien, mendorong pasar untuk pengembangan sektor riil melalui formulasi model pembiayaan syariah yang optimal, dan merancang sistem informasi Islamic Economic Super Corridor.
Kelima, kata Agus, membangun aliansi strategis dengan stakeholder terkait untuk terus meningkatkan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
"Untuk memastikan keberhasilan implementasi lima strategi dimaksud, Bank Indonesia secara proaktif akan senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah, otoritas dan lembaga internasional terkait," tandasnya.
(dmd)