Bulan Depan Bank Syariah Indonesia Siap Tantang Bank-Bank Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank syariah Indonesia (BSI) sebagai hasil merger bank syariah milik pemerintah akan membuat Indonesia memiliki satu bank syariah dengan aset yang besar, masuk 10 besar di Indonesia. Aset BSI akan mencapai Rp214,6 triliun.
Pengamat Ekonomi Piter Abdullah mengatakan, dalam dua tahun ke depan BSI diharapkan bisa masuk dalam kelompok BUKU IV. Saat ini ada beberapa bank yang masuk ke dalam kelas ini, yaitu BRI, Mandiri, BCA, BNI, CIMB Niaga, Panin, dan Danamo. ( Baca juga:Bos OJK Dukung Terciptanya Bank Syariah Berskala Besar )
"Dengan asset yang besar bank syariah hasil merger nantinya punya kapasitas daya saing yang tinggi," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin (18/1/2021).
Menurut dia, kehadiran BIS akan sangat membantu pertumbuhan share perbankan syariah yang saat ini masih rendah. Kalah jauh dengan perbankan konvensional.
"Dengan bank syariah yang besar, kita harapkan akan mampu menarik institusi pengelola dana Islam global untuk masuk ke Indonesia menanamkan dananya," ungkap dia.
Menurut Piter, ini merupakan peluang yang semakin besar seiring dengan pemerintah juga mendirikan lembaga pengelola investasi atau Indonesia investasi authority sebagai SWF-nya Indonesia. Lembaga pengelola Investasi Indonesia bersama bank syariah hasil merger bisa menerbitkan sukuk global dengan dukungan proyek-proyek infrastruktur pemerintah. ( Baca juga:Presiden Jokowi akan Tinjau Banjir Kalsel Hari Ini )
"Ini akan sangat menarik bagi investor global yang berorientasi kepada instrumen syariah," ujar dia.
Pengamat Ekonomi Piter Abdullah mengatakan, dalam dua tahun ke depan BSI diharapkan bisa masuk dalam kelompok BUKU IV. Saat ini ada beberapa bank yang masuk ke dalam kelas ini, yaitu BRI, Mandiri, BCA, BNI, CIMB Niaga, Panin, dan Danamo. ( Baca juga:Bos OJK Dukung Terciptanya Bank Syariah Berskala Besar )
"Dengan asset yang besar bank syariah hasil merger nantinya punya kapasitas daya saing yang tinggi," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin (18/1/2021).
Menurut dia, kehadiran BIS akan sangat membantu pertumbuhan share perbankan syariah yang saat ini masih rendah. Kalah jauh dengan perbankan konvensional.
"Dengan bank syariah yang besar, kita harapkan akan mampu menarik institusi pengelola dana Islam global untuk masuk ke Indonesia menanamkan dananya," ungkap dia.
Menurut Piter, ini merupakan peluang yang semakin besar seiring dengan pemerintah juga mendirikan lembaga pengelola investasi atau Indonesia investasi authority sebagai SWF-nya Indonesia. Lembaga pengelola Investasi Indonesia bersama bank syariah hasil merger bisa menerbitkan sukuk global dengan dukungan proyek-proyek infrastruktur pemerintah. ( Baca juga:Presiden Jokowi akan Tinjau Banjir Kalsel Hari Ini )
"Ini akan sangat menarik bagi investor global yang berorientasi kepada instrumen syariah," ujar dia.
(uka)