USD Pulih, Rupiah Berakhir Makin Terperosok
A
A
A
JAKARTA - Laju rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari ini berakhir tidak kuat bertahan menguat ketika tadi pagi dibuka di zona hijau. Sementara, USD sore ini mulai pulih dari posisi melemah yang terjadi sejak beberapa hari terkahir.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.100/USD, dengan kisaran harian Rp12.978-Rp13.125/USD. Posisi tersebut terlihat melemah 62 poin dari penutupan kemarin yang berada di level Rp13.039/USD.
Sementara, berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah berada di level Rp13.105/USD. Posisi ini berkurang 56 poin dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.049/USD.
Data Bloomberg menunjukkan, rupiah berada pada level Rp13.116/USD dengan kisaran harian Rp13.006-Rp13.136/USD. Posisi itu semakin melemah jika dibanding penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.075/USD.
Di sisi lain, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.048/USD. Posisi ini menguat tipis dari posisi sebelumnya di posisi Rp13.166/USD.
Seperti dikutip dari Reuters sore hari ini, indeks USD pulih dari posisi terendah dalam lima bulan. Namun, masih di jalur kerugian berturut-turut dalam tiga pekan. Hal ini dikarenakan investor memangkas taruhan menguntungkan setelah Federal Reserve hati-hati terkait suku bunga.
Dolar terhadap yen tercata mendatar setelah mencapai posisi terendah dalam 17 bulan terhadap yen. Trader khawatir bahwa kenaikan tajam dalam mata uang Jepang akan menimbulkan semacam intervensi dari Bank of Japan. USD terhadap yen diperdagangan pada level 111,25.
Sementara, euro sedikit turun dari posisi tinggi dalam lima pekan terakhir di level 1,1342, namun masih di jalur kenaikan 1,2% selama pekan ini.
Indeks USD diperdagangkan 0,25% lebih tinggi pada level 95,001, setelah jatuh ke posisi terdalam dalam lima bulan level 94,578 di perdagangan Asia.
"Pada tingkat ini, pasar gelisah mendorong USD/yen terlalu jauh lebih rendah hanya karena ada ada beberapa respon dari BOJ," kata Yujiro Goto, ahli strategi mata uang di Nomura.
USD telah merosot tajam sejak Federal Reserve (The Fed) menurunkan harapan untuk kenaikan suku bunga tahun ini pada pertemuan FOMC. Hasil treasury telah menurun tajam sejak pertemuan kebijakan dan memicu jatuhnya USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.100/USD, dengan kisaran harian Rp12.978-Rp13.125/USD. Posisi tersebut terlihat melemah 62 poin dari penutupan kemarin yang berada di level Rp13.039/USD.
Sementara, berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah berada di level Rp13.105/USD. Posisi ini berkurang 56 poin dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.049/USD.
Data Bloomberg menunjukkan, rupiah berada pada level Rp13.116/USD dengan kisaran harian Rp13.006-Rp13.136/USD. Posisi itu semakin melemah jika dibanding penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.075/USD.
Di sisi lain, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.048/USD. Posisi ini menguat tipis dari posisi sebelumnya di posisi Rp13.166/USD.
Seperti dikutip dari Reuters sore hari ini, indeks USD pulih dari posisi terendah dalam lima bulan. Namun, masih di jalur kerugian berturut-turut dalam tiga pekan. Hal ini dikarenakan investor memangkas taruhan menguntungkan setelah Federal Reserve hati-hati terkait suku bunga.
Dolar terhadap yen tercata mendatar setelah mencapai posisi terendah dalam 17 bulan terhadap yen. Trader khawatir bahwa kenaikan tajam dalam mata uang Jepang akan menimbulkan semacam intervensi dari Bank of Japan. USD terhadap yen diperdagangan pada level 111,25.
Sementara, euro sedikit turun dari posisi tinggi dalam lima pekan terakhir di level 1,1342, namun masih di jalur kenaikan 1,2% selama pekan ini.
Indeks USD diperdagangkan 0,25% lebih tinggi pada level 95,001, setelah jatuh ke posisi terdalam dalam lima bulan level 94,578 di perdagangan Asia.
"Pada tingkat ini, pasar gelisah mendorong USD/yen terlalu jauh lebih rendah hanya karena ada ada beberapa respon dari BOJ," kata Yujiro Goto, ahli strategi mata uang di Nomura.
USD telah merosot tajam sejak Federal Reserve (The Fed) menurunkan harapan untuk kenaikan suku bunga tahun ini pada pertemuan FOMC. Hasil treasury telah menurun tajam sejak pertemuan kebijakan dan memicu jatuhnya USD.
(izz)