Blue Bird Tak Gentar Hadapi Tarif Murah Taksi Online
A
A
A
JAKARTA - PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengaku tidak takut pasarnya tergerus dengan maraknya taksi online. Masyarakat bisa saja memilih tarif yang lebih murah, namun pelayanan akan tetap menjadi pilihan utama masyarakat. Sebab, pihaknya meyakini telah memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.
Direktur PT Blue Bird Tbk Sigit Priawan Djokosoetono mengatakan, pihaknya menyerahkan kepada para pengguna lantaran sudah menjadi hak konsumen selaku pengguna dalam memilih. Bahkan, adanya taksi online dinilai wajar sebagai bentuk tantangan antar pebisnis.
"Masyarakat punya pilihan sendiri. Hak konsumen memilih yang lebih murah, tapi kita tetap menguatamakan pelayanan. Jadi kita tak takut pasar habis," ujarnya saat ditemui di Restoran Sari Kuring Jakarta, (18/3/2016).
Di samping itu, selain terus melakukan perbaikan dan inovasi pada pelayanan untuk menarik kembali pasarnya, pihaknya telah mengikuti regulasi yang ditetapkan pemerintah.
"Tapi kita akan ikut regulasi. Kalau ada yang melakukan perbedaan tarif kita ikuti pemerintah. Blue Bird turun sendiri kengga mungkin. Tarif kan sudah ada tarif bawah atas ada tarif biasa," tuturnya.
Sigit menambahkan, pihaknya saat ini tengah fokus pada pelayanan untuk memudahkan konsumen dalam pemesanan. Seperti kembali mempromosikan aplikasi My Blue Bird yang telah diluncurkan pada 2011.
"Fokus utama kita satu, pelayanan. Kendaraan harus aman, mobil harus baik, mudah diakses, mudah didapat, mudah pembayaran, dan selain taksi ada layanan bus dan limosin. 2011 kita sudah punya aplikasinya. Bahkan kita sudah punya app pertama di Black Berry. Kita belum kepikiran kalau ada yang seperti ini," tandasnya.
Baca Juga:
Pendapatan Turun, Blue Bird Siapkan Aplikasi Online
Ini Cara Blue Bird Hadapi Maraknya Taksi Online
Direktur PT Blue Bird Tbk Sigit Priawan Djokosoetono mengatakan, pihaknya menyerahkan kepada para pengguna lantaran sudah menjadi hak konsumen selaku pengguna dalam memilih. Bahkan, adanya taksi online dinilai wajar sebagai bentuk tantangan antar pebisnis.
"Masyarakat punya pilihan sendiri. Hak konsumen memilih yang lebih murah, tapi kita tetap menguatamakan pelayanan. Jadi kita tak takut pasar habis," ujarnya saat ditemui di Restoran Sari Kuring Jakarta, (18/3/2016).
Di samping itu, selain terus melakukan perbaikan dan inovasi pada pelayanan untuk menarik kembali pasarnya, pihaknya telah mengikuti regulasi yang ditetapkan pemerintah.
"Tapi kita akan ikut regulasi. Kalau ada yang melakukan perbedaan tarif kita ikuti pemerintah. Blue Bird turun sendiri kengga mungkin. Tarif kan sudah ada tarif bawah atas ada tarif biasa," tuturnya.
Sigit menambahkan, pihaknya saat ini tengah fokus pada pelayanan untuk memudahkan konsumen dalam pemesanan. Seperti kembali mempromosikan aplikasi My Blue Bird yang telah diluncurkan pada 2011.
"Fokus utama kita satu, pelayanan. Kendaraan harus aman, mobil harus baik, mudah diakses, mudah didapat, mudah pembayaran, dan selain taksi ada layanan bus dan limosin. 2011 kita sudah punya aplikasinya. Bahkan kita sudah punya app pertama di Black Berry. Kita belum kepikiran kalau ada yang seperti ini," tandasnya.
Baca Juga:
Pendapatan Turun, Blue Bird Siapkan Aplikasi Online
Ini Cara Blue Bird Hadapi Maraknya Taksi Online
(izz)