Reliance Securities Prediksi IHSG Tertekan
Reliance Securities Prediksi IHSG Tertekan
A
A
A
JAKARTA - Analis Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini masih akan tertekan dengan range pergerakan 4.810-4.870.
Lanjar mengatakan, IHSG secara teknikal support MA7 seakan tidak mampu menahan tekanan IHSG. Indikator stochastic bergerak bearish dengan momentum bearish dari RSI menambah peluang IHSG untuk mencoba menutup gap pada level 4.813.
"Faktor yang menjadi perhatian investor yakni risiko geopolitik, di mana investor bersikap hati-hati pascaserangan bom yang terjadi pada bandara Brussels," ujarnya di Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Selain itu, juga ada data persediaan minyak dan penjualan rumah di AS akan menjadi fokus investor pada tengah pekan ini. Sementara, IHSG kemarin tertekan sejak awal perdagangan dengan ditutup minus 29,.06 poin atau 0,59% di level 4.856,11 dengan volume yang cukup tinggi.
Pergerakan yang cenderung tertekan ini lebih disebabkan oleh faktor eksternal dan sikap waspada investor terhadap kebijakan yang terjadi di dalam negeri.
"Rupiah melemah dan investor asing pun tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp269,41 miliar. Sektor pertanian berbalik bergerak menguat akibat rebound-nya harga CPO seiring penguatan pada harga minyak," pungkas dia.
Lanjar mengatakan, IHSG secara teknikal support MA7 seakan tidak mampu menahan tekanan IHSG. Indikator stochastic bergerak bearish dengan momentum bearish dari RSI menambah peluang IHSG untuk mencoba menutup gap pada level 4.813.
"Faktor yang menjadi perhatian investor yakni risiko geopolitik, di mana investor bersikap hati-hati pascaserangan bom yang terjadi pada bandara Brussels," ujarnya di Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Selain itu, juga ada data persediaan minyak dan penjualan rumah di AS akan menjadi fokus investor pada tengah pekan ini. Sementara, IHSG kemarin tertekan sejak awal perdagangan dengan ditutup minus 29,.06 poin atau 0,59% di level 4.856,11 dengan volume yang cukup tinggi.
Pergerakan yang cenderung tertekan ini lebih disebabkan oleh faktor eksternal dan sikap waspada investor terhadap kebijakan yang terjadi di dalam negeri.
"Rupiah melemah dan investor asing pun tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp269,41 miliar. Sektor pertanian berbalik bergerak menguat akibat rebound-nya harga CPO seiring penguatan pada harga minyak," pungkas dia.
(izz)
Explore More