Bank Mandiri Perkuat Ekspansi di Timor Leste
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengembangkan layanan nasabah di Timor Leste untuk memperkuat bisnis. Masyarakat Timor Leste, kini dapat menggunakan layanan Mandiri Mobil dan EDC untuk memudahkan transaksi keuangan, baik setoran, tarik tunai maupun membayar di toko atau merchant.
Peluncuran layanan terbaru tersebut dilakukan oleh Direktur Bank Mandiri Tardi dan disaksikan Gubernur Banco Central de Timor Leste Abraao de Vanconselos, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad serta Direktur Bank Mandiri Rico Usthavia Frans.
"Mandiri Mobil adalah mobil yang berisi sarana untuk mendapatkan layanan perbankan, termasuk ATM, dan dapat ditemui di mana saja tanpa harus pergi ke cabang," katanya di Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Sementara, Mandiri EDC (Electronic Data Capture) adalah mesin gesek yang dapat menerima transaksi kartu pada merchant atau outlet. Pada tahap awal jumlah Mandiri Mobil dan mesin Mandiri EDC yang akan ditempatkan di Timor Leste masing-masing sebanyak 1 unit dan 50 unit.
Adapun, lokasi penempatan EDC Bank Mandiri di antaranya di Hotel Novo Turismo, Restoran Gion, Bioskop Cineplex, serta Supermarket Lita dan Leader. "Layanan tersebut akan memperkuat keberadaan dua kantor cabang perseroan yang telah melayani 45 ribu nasabah aktif di Dili, Timor Leste," ujar dia.
Pengembangan layanan tersebut, lanjut Tardi, merupakan komitmen kuat Bank Mandiri dalam berekspansi di Timur Leste, untuk mengoptimalkan dukungan terhadap pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan Timor Leste.
"Keberadaan Mandiri Mobil dan Mandiri EDC ini diharapkan dapat menjawab keinginan masyarakat Timor Leste yang membutuhkan kemudahan layanan keuangan. Untuk itu, kami siap menambah operasional mobil dan EDC unit ke depan agar dapat menjangkau semakin banyak masyarakat," terangnya.
Selain menyediakan layanan Mandiri Mobile dan EDC, Bank Mandiri juga menandatangani kerja sama layanan bank tanpa kantor atau branchless banking dengan operator komunikasi lokal, Telkomcel.
Menurut dia, kerjasama yang ditandatangani General Manager Bank Mandiri Dili-Timor Leste Lourentius Aris Budiyanto dan CEO Telkomcel Dedi Suherman tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat Timor-Leste pada layanan perbankan.
Di Timor Leste saat ini terdapat empat bank komersial yang beroperasi, yaitu Banco Nacional de Comercio de Timor-Leste, Caixa Geral de Depositos, ANZ Bank, dan Bank Mandiri.
Data Banco Central de Timor Leste (bank sentral Timor Leste) menunjukkan, pada akhir 2015 total aset perbankan tercatat sebesar USD927,8 juta, naik 15% dibanding Desember 2014 yang sebesar USD805,1 juta dengan dana pihak ketiga (DPK) terhimpun sebesar USD724,5 juta, tumbuh 24%.
Khusus untuk Bank Mandiri Dili Timor-Leste, hingga akhir Desember 2015 DPK yang terhimpun mencapai lebih dari USD239 ribu dari 4.471 rekening giro, 39.049 rekening tabungan, serta 236 rekening deposito. Perseroan juga telah menempatkan 15 ATM di seluruh Timor Leste untuk melayani transaksi nasabah.
Tardi menjelaskan, pengembangan layanan di Timor Leste didasarkan pada besarnya potensi retail ecosystem yang ada, khususnya untuk sistem pembayaran di mana penggunaan uang tunai masih cukup dominan.
"Langkah ini juga sejalan dengan Corporate Plan perseroan untuk memfokuskan pada pengembangan bisnis retail payment," jelas dia.
Peluncuran layanan terbaru tersebut dilakukan oleh Direktur Bank Mandiri Tardi dan disaksikan Gubernur Banco Central de Timor Leste Abraao de Vanconselos, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad serta Direktur Bank Mandiri Rico Usthavia Frans.
"Mandiri Mobil adalah mobil yang berisi sarana untuk mendapatkan layanan perbankan, termasuk ATM, dan dapat ditemui di mana saja tanpa harus pergi ke cabang," katanya di Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Sementara, Mandiri EDC (Electronic Data Capture) adalah mesin gesek yang dapat menerima transaksi kartu pada merchant atau outlet. Pada tahap awal jumlah Mandiri Mobil dan mesin Mandiri EDC yang akan ditempatkan di Timor Leste masing-masing sebanyak 1 unit dan 50 unit.
Adapun, lokasi penempatan EDC Bank Mandiri di antaranya di Hotel Novo Turismo, Restoran Gion, Bioskop Cineplex, serta Supermarket Lita dan Leader. "Layanan tersebut akan memperkuat keberadaan dua kantor cabang perseroan yang telah melayani 45 ribu nasabah aktif di Dili, Timor Leste," ujar dia.
Pengembangan layanan tersebut, lanjut Tardi, merupakan komitmen kuat Bank Mandiri dalam berekspansi di Timur Leste, untuk mengoptimalkan dukungan terhadap pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan Timor Leste.
"Keberadaan Mandiri Mobil dan Mandiri EDC ini diharapkan dapat menjawab keinginan masyarakat Timor Leste yang membutuhkan kemudahan layanan keuangan. Untuk itu, kami siap menambah operasional mobil dan EDC unit ke depan agar dapat menjangkau semakin banyak masyarakat," terangnya.
Selain menyediakan layanan Mandiri Mobile dan EDC, Bank Mandiri juga menandatangani kerja sama layanan bank tanpa kantor atau branchless banking dengan operator komunikasi lokal, Telkomcel.
Menurut dia, kerjasama yang ditandatangani General Manager Bank Mandiri Dili-Timor Leste Lourentius Aris Budiyanto dan CEO Telkomcel Dedi Suherman tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat Timor-Leste pada layanan perbankan.
Di Timor Leste saat ini terdapat empat bank komersial yang beroperasi, yaitu Banco Nacional de Comercio de Timor-Leste, Caixa Geral de Depositos, ANZ Bank, dan Bank Mandiri.
Data Banco Central de Timor Leste (bank sentral Timor Leste) menunjukkan, pada akhir 2015 total aset perbankan tercatat sebesar USD927,8 juta, naik 15% dibanding Desember 2014 yang sebesar USD805,1 juta dengan dana pihak ketiga (DPK) terhimpun sebesar USD724,5 juta, tumbuh 24%.
Khusus untuk Bank Mandiri Dili Timor-Leste, hingga akhir Desember 2015 DPK yang terhimpun mencapai lebih dari USD239 ribu dari 4.471 rekening giro, 39.049 rekening tabungan, serta 236 rekening deposito. Perseroan juga telah menempatkan 15 ATM di seluruh Timor Leste untuk melayani transaksi nasabah.
Tardi menjelaskan, pengembangan layanan di Timor Leste didasarkan pada besarnya potensi retail ecosystem yang ada, khususnya untuk sistem pembayaran di mana penggunaan uang tunai masih cukup dominan.
"Langkah ini juga sejalan dengan Corporate Plan perseroan untuk memfokuskan pada pengembangan bisnis retail payment," jelas dia.
(izz)