Hati-hati! Rupiah Berpotensi Makin Melorot

Rabu, 23 Maret 2016 - 12:55 WIB
Hati-hati! Rupiah Berpotensi...
Hati-hati! Rupiah Berpotensi Makin Melorot
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperingatkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih berpotensi semakin melorot seperti yang pernah terjadi pada tahun lalu. Saat ini, nilai tukar mata uang Garuda masih berada di level Rp13.100/USD.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengemukakan, ‎perkembangan ekonomi dunia sejatinya dinamis. Saat ini pertumbuhannya cukup pelan, bahkan lebih pelan dari yang diperkirakan. Misalnya, Jepang dan Eropa yang mengalami negative interest rate hinga berdampak pada dana mengalir ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Dana yang masuk itu kemudian membuat mata uang kita menjadi kuat. Karena begitu banyak dana yang masuk. Dan juga demand valuta asing akan tidak terlalu besar dalam kuartal I ini. Jadi membuat ini lebih kuat," katanya di Gedung BI, Jakarta, Rabu (23/3/2016).

Namun, sambung mantan Bos Bank Mandiri ini, meskipun banyak dana masuk ke Tanah Air tetap ada risiko yang harus diwaspadai. Misalnya, risiko dari Amerika Serikat (AS) yang berpotensi menaikkan kembali Fed Fund Rate meskipun tidak terlalu besar. Kondisi tersebut harus diantisipasi jika tidak mau dana yang masuk tersebut kembali hengkang dari Indonesia.

"Risiko itu misalnya kalau di Amerika nanti bunga atau fed fund rate-nya dinaikkan, dan mungkin dinaikkan tidak besar, tapi kita lihat ada kecenderungan untuk dinaikkan itu bisa berdampak kepada dana itu keluar. Nah kalau dana itu keluar dan kita tidak antisipasi, itu bisa menyebabkan nilai tukar itu cukup bergejolak," tutur dia.

Karena itu, lanjut mantan Menteri Keuangan ini, ‎BI secara umum akan senantiasa menjaga agar nilai tukar mata uang Garuda tetap berada dalam posisi fundamental. Sehingga, jika terjadi situasi yang tidak menguntungkan maka tidak akan terlalu membuat nilai tukar tergerus lebih dalam.

"Fundamental kita itu akan jaga, sehingga tidak akan terjadi kondisi tidak menguntungkan kepada Indonesia karena mata uang yang terlalu kuat, atau membuat Indonesia kurang konpetitif dalam melakukan ekspor dan juga untuk menjaga adanya satu keseimbangan," tandas Agus.

Baca:

Rupiah dan IHSG Siang Ini Semakin Terjerumus ke Zona Merah
USD Kalah Lawan Euro, Rupiah Dibuka Menguat Tipis
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1321 seconds (0.1#10.140)