Dikelola Sendiri, Blok Masela Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri
A
A
A
JAKARTA - Cadangan gas terbesar di Indonesia, Blok Masela dinilai dapat memperkuat industri dalam negeri. Hal ini dapat diraih jika lapangan migas abadi di wilayah Maluku tersebut dikelola sendiri oleh negara.
"Bila dikelola sendiri, cadangan gas tersebut dapat dipakai untuk memperkuat industri dalam negeri yang sering mengalami kelangkaan gas," ujar Wakil Ketua Umum dan Koordinator Kadin, Andi Rukman Karumpa, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/3/2016).
Dia menjelaskan, untuk mengelola dan berinvestasi di Blok Masela, pemerintah dapat membentuk konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemerintah juga tidak perlu khawatir soal sumber pembiayaan sebab lembaga keuangan di luar dan dalam negeri sangat berminat dengan proyek besar tersebut. “Banyak perbankan yang antre mau biayai proyek ini,” ungkapnya.
Terkait kompetensi dalam melakukan eksplorasi, lanjut Andi, ada banyak konsultan dan tenaga ahli yang berseliweran di bidang eksplorasi. “Banyak tenaga ahlinya, konsultan juga ada. Tinggal kita saja yang kelola dan investasi,” tegasnya.
Dia menyebutkan dana hasil ekspor (DHE) juga akan menjadi lebih mudah dikendalikan dan jumlah uangnya dapat diparkir di Tanah Air. “Ini belum termasuk TKDN (tingkat komponen dalam negeri ). Kita bisa kendalikan lagi,” pungkas Andi.
"Bila dikelola sendiri, cadangan gas tersebut dapat dipakai untuk memperkuat industri dalam negeri yang sering mengalami kelangkaan gas," ujar Wakil Ketua Umum dan Koordinator Kadin, Andi Rukman Karumpa, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/3/2016).
Dia menjelaskan, untuk mengelola dan berinvestasi di Blok Masela, pemerintah dapat membentuk konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemerintah juga tidak perlu khawatir soal sumber pembiayaan sebab lembaga keuangan di luar dan dalam negeri sangat berminat dengan proyek besar tersebut. “Banyak perbankan yang antre mau biayai proyek ini,” ungkapnya.
Terkait kompetensi dalam melakukan eksplorasi, lanjut Andi, ada banyak konsultan dan tenaga ahli yang berseliweran di bidang eksplorasi. “Banyak tenaga ahlinya, konsultan juga ada. Tinggal kita saja yang kelola dan investasi,” tegasnya.
Dia menyebutkan dana hasil ekspor (DHE) juga akan menjadi lebih mudah dikendalikan dan jumlah uangnya dapat diparkir di Tanah Air. “Ini belum termasuk TKDN (tingkat komponen dalam negeri ). Kita bisa kendalikan lagi,” pungkas Andi.
(dmd)