BI: Pertumbuhan Kredit Perbankan Menurun
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi kredit yang disalurkan perbankan pada akhir Februari 2016 tercatat sebesar Rp3.996,6 triliun atau tumbuh 8,0% (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,3% (yoy). Penurunan penyaluran kredit terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI).
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, masih rendahnya penyaluran kredit merupakan cermin dari masih melambatnya pergerakan ekonomi.
Selain itu, masih adanya gap (rentang waktu) dari dampak pelonggaran kebijakan moneter dengan stabilnya nilai tukar rupiah terhadap aktivitas ekonomi, sehingga perekonomian masih berjalan lambat.
"Memang ada gap dari pelonggaran kebijakan moneter dengan stabilnya kurs terhadap aktivitas ekonomi, baru beberapa bulan ke depan (dampaknya) bisa kita lihat peningkatan aktivitas ekonomi. Makanya di kuartal l-2016 ini, pencairan APBN akan membantu pertumbuhan di kuartal I-2016," kata Mirza di Jakarta, Jumat (01/4/2016).
Menurutnya, selain mengandalkan belanja pemerintah, BI berharap berbagai deregulasi yang dilakukan pemerintah pusat dapat segera direspons pemerintah daerah.
"Deregulasi yang dilakukan pemerintah sangat baik di berbagai sektor ini, kalau bisa diikuti pemda-pemda juga. Melakukan deregulasi plus pencairan anggaran yang dipercepat, itu bisa membantu pertumbuhan ekonomi, sambil menunggu sektor korporasi dan sektor rumah tangga melakukan aktivitas ekonomi," jelasnya.
Meski demikian, tambah Mirza, Bank Indonesia optimistis tahun ini pertumbuhan kredit di angka 12-14%.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, masih rendahnya penyaluran kredit merupakan cermin dari masih melambatnya pergerakan ekonomi.
Selain itu, masih adanya gap (rentang waktu) dari dampak pelonggaran kebijakan moneter dengan stabilnya nilai tukar rupiah terhadap aktivitas ekonomi, sehingga perekonomian masih berjalan lambat.
"Memang ada gap dari pelonggaran kebijakan moneter dengan stabilnya kurs terhadap aktivitas ekonomi, baru beberapa bulan ke depan (dampaknya) bisa kita lihat peningkatan aktivitas ekonomi. Makanya di kuartal l-2016 ini, pencairan APBN akan membantu pertumbuhan di kuartal I-2016," kata Mirza di Jakarta, Jumat (01/4/2016).
Menurutnya, selain mengandalkan belanja pemerintah, BI berharap berbagai deregulasi yang dilakukan pemerintah pusat dapat segera direspons pemerintah daerah.
"Deregulasi yang dilakukan pemerintah sangat baik di berbagai sektor ini, kalau bisa diikuti pemda-pemda juga. Melakukan deregulasi plus pencairan anggaran yang dipercepat, itu bisa membantu pertumbuhan ekonomi, sambil menunggu sektor korporasi dan sektor rumah tangga melakukan aktivitas ekonomi," jelasnya.
Meski demikian, tambah Mirza, Bank Indonesia optimistis tahun ini pertumbuhan kredit di angka 12-14%.
(dmd)