Menko Darmin Dorong Ekspor Produk Kehutanan ke Jerman
A
A
A
JAKARTA - Kementerian koordinator (Kemenko) Perekonomian terus mendorong ekspor produk kehutanan ke Jerman saat Menteri Koordinator (Menko) Darmin Nasution menerima kunjungan pihak perwakilan Jerman hari ini. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Rizal Affandi Lukman menjelaskan akan fokus terhadap sertifikat produk kehutanan yang bakal diekspor ke Jerman.
"Jadi pertemuan antara Pak Menteri dengan pihak Jerman itu menggarisbawahi soal pangan dan tadi konsen kedua belah pihak adalah untuk meningkatkan kerja sama. Mereka konsen terhadap sertifikasi produk-produk hutan yang diekspor oleh Indonesia," jelasnya di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Dia menambahkan Indonesia sudah meneken dan meratifikasi sebuah perjanjian license voluntary terhadap produk-produk hasil hutan dan mestinya diberlakukan tahun ini. "Sekarang kita sudah lebih siap, sebanyak 98% produk ekspor kita sudah bersetifikasi yang disebut dengan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK) untuk kelulusan darimana pohon, dan seterusnya," kata dia.
Lanjut dia saat ini, 95% eksportir yang terdaftar sudah bersertifikat dan diharapkan aturan SVLK diharapkan dapat segera berlaku tahun ini. "Ekspor kita kesana tidak ada halangan karena kenyataannya sudah 98% bersertifikat. Jadi ini kemajuan untuk menyertakan semua produk ekspor, termasuk untuk Industri Kecil Menengah (IKM), karena mereka sudah mampu sekarang," sambungnya.
Selain itu, Kemenko juga dijelaskan bakal membantu investasi dalam bahan baku obat-obatan. "Revisi DNI kita 100 persen boleh asing, jadi ini peluang buat kita memperkuat industri obat-obatan kita, supaya harga obat turun," pungkasnya.
"Jadi pertemuan antara Pak Menteri dengan pihak Jerman itu menggarisbawahi soal pangan dan tadi konsen kedua belah pihak adalah untuk meningkatkan kerja sama. Mereka konsen terhadap sertifikasi produk-produk hutan yang diekspor oleh Indonesia," jelasnya di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Dia menambahkan Indonesia sudah meneken dan meratifikasi sebuah perjanjian license voluntary terhadap produk-produk hasil hutan dan mestinya diberlakukan tahun ini. "Sekarang kita sudah lebih siap, sebanyak 98% produk ekspor kita sudah bersetifikasi yang disebut dengan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK) untuk kelulusan darimana pohon, dan seterusnya," kata dia.
Lanjut dia saat ini, 95% eksportir yang terdaftar sudah bersertifikat dan diharapkan aturan SVLK diharapkan dapat segera berlaku tahun ini. "Ekspor kita kesana tidak ada halangan karena kenyataannya sudah 98% bersertifikat. Jadi ini kemajuan untuk menyertakan semua produk ekspor, termasuk untuk Industri Kecil Menengah (IKM), karena mereka sudah mampu sekarang," sambungnya.
Selain itu, Kemenko juga dijelaskan bakal membantu investasi dalam bahan baku obat-obatan. "Revisi DNI kita 100 persen boleh asing, jadi ini peluang buat kita memperkuat industri obat-obatan kita, supaya harga obat turun," pungkasnya.
(akr)