DPR: Harga BBM Seharusnya Turun Rp1.600/Liter
A
A
A
JAKARTA - Besaran penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar yang dilakukan pemerintah akhir Maret kemarin, dinilai Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR RI) seharusnya bisa turun Rp1.600/liter bukan Rp500/liter. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Fadel Muhammad mengatakan besaran penurunan harga untuk kedua jenis BBM tersebut seharusnya lebih dari Rp500/liter akibat anjloknya harga minyak dunia.
"Harga penurunan BBM hitungannya tidak pas. Menurut kita ada Rp1.600/liter untuk penurunannya. Ada selisih harga yang jauh perhitungan penurunan harga BBM antara pemerintah dengan DPR. Dilarikan kemana keuntungan selisih harga ini?" ucap dia di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (12/4/2016).
(Baca Juga: Harga BBM Premium Turun Jadi Rp6.450/Liter, Solar Rp5.150/Liter)
Lanjut dia berdasarkan hitungan pihaknya ada perbedaan hitungan harga BBM yang jauh dengan pemerintah sehingga keberadaan selisihnya dipertanyakan. Dan menurutnya, pemerintah tidak konsisten dalam menerapkan kebijakan harga BBM dan juga melempar wacana pencabutan subsidi solar.
"Ini terjadi inkonsistensi yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) yang malah mewacanakan adanya pencabutan subsidi. Kita akan minta penjelesan pemerintah nanti," pungkasnya.
Seperti diketahui sebelumnya muncul wacana pemotongan subsidi solar yang dilontarkan Menteri ESDM, Sudirman Said dan berencana mengajukannya dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2016.
Namun hal ini sepertinya ditolak oleh pemerintah ketika Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro awal bulan ini menegaskan subsidi tidak dihapus. (Baca Juga: Menkeu Pastikan Subsidi Solar Batal Dicabut)
Dia menekankan subsidi tetap (fix subsidi) untuk bakan bakar solar yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp1.000 per liter tidak berubah. "Yang pasti (subsidi solar) tidak dihapus (dalam RAPBN-P 2016)," katanya di Gedung Utama Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta, Kamis (7/4) lalu.
"Harga penurunan BBM hitungannya tidak pas. Menurut kita ada Rp1.600/liter untuk penurunannya. Ada selisih harga yang jauh perhitungan penurunan harga BBM antara pemerintah dengan DPR. Dilarikan kemana keuntungan selisih harga ini?" ucap dia di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (12/4/2016).
(Baca Juga: Harga BBM Premium Turun Jadi Rp6.450/Liter, Solar Rp5.150/Liter)
Lanjut dia berdasarkan hitungan pihaknya ada perbedaan hitungan harga BBM yang jauh dengan pemerintah sehingga keberadaan selisihnya dipertanyakan. Dan menurutnya, pemerintah tidak konsisten dalam menerapkan kebijakan harga BBM dan juga melempar wacana pencabutan subsidi solar.
"Ini terjadi inkonsistensi yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) yang malah mewacanakan adanya pencabutan subsidi. Kita akan minta penjelesan pemerintah nanti," pungkasnya.
Seperti diketahui sebelumnya muncul wacana pemotongan subsidi solar yang dilontarkan Menteri ESDM, Sudirman Said dan berencana mengajukannya dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2016.
Namun hal ini sepertinya ditolak oleh pemerintah ketika Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro awal bulan ini menegaskan subsidi tidak dihapus. (Baca Juga: Menkeu Pastikan Subsidi Solar Batal Dicabut)
Dia menekankan subsidi tetap (fix subsidi) untuk bakan bakar solar yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp1.000 per liter tidak berubah. "Yang pasti (subsidi solar) tidak dihapus (dalam RAPBN-P 2016)," katanya di Gedung Utama Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta, Kamis (7/4) lalu.
(akr)