MEA Belum Memberi Dampak Positif bagi Jawa Tengah
A
A
A
SEMARANG - Dibukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), belum mampu memberi dampak positif terhadap ekspor produk-produk asal Jawa Tengah ke negara-negara ASEAN.
Ekspor Jateng ke kawasan ASEAN selama Januari-Maret 2016 baru mencapai USD102,13 juta atau berkontribusi 7,65% terhadap total ekspor Jateng.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Margo Yuwono mengatakan, meski ekspor ke kawasan ASEAN masih kecil namun terus mengalami pertumbuhan. Berdasarkan data BPS, ekspor dari Jateng ke kawasan ASEAN pada Maret 2016 mencapai USD35,73 juta alias naik sebesar USD2,36 juta dari ekspor bulan Februari 2016 sebesar USD33,37 juta.
“Malaysia tercatat sebagai negara tujuan utamanya,” ujarnya, Jumat (15/4/2016).
Tambah dia, secara komulatif ekspor Jateng pada Januari sampai Maret 2016 mencapai USD 1.335,25 juta turun 0,58 % dari ekspor kumulatif Januari-Maret 2015 (USD 1.342,98 juta). Negara pangsa pasar utama ekspor Jateng selama bulan Maret 2016 adalah Amerika Serikat, China, dan Jepang.
Sementara untuk bulan Maret sendiri, nilai ekspor Jateng mencapai USD 478,36 juta atau mengalami peningkatan sebesar 9,58 % dibanding ekspor Februari 2016 (USD 436,56 juta).
Menurut Yuwono, tiga negara utama tujuan ekspor Jateng memberikan kontribusi sebesar 45,77 % selama periode Januari sampai Maret. Sementara untuk ekspor ke kawasan Uni Eropa tercatat sebesar USD 224,70 juta atau berkontribusi sebesar 16,83 %.
“Untuk produknya, masih dikuasi tekstil dan barang tekstil, kayu dan barang dari kayu serta bermacam barang hasil pabrik,” imbuhnya.
Ditambahkannya, untuk impor Jateng dari kawasan ASEAN pada bulan Maret 2016 mencapai USD89,67 juta atau berkontribusi sebesar 11,46 % terhadap total impor periode Januari-Maret 2016 sebesar USD1.926,29 juta atau turun 32,75 %.
Negara pemasok barang impor terbesar ke Jawa Tengah selama periode Januari- Maret 2016 adalah China, Arab Saudi dan Nigeria dengan nilai impor pada bulan Maret 2016 masing-masing sebesar USD 135,20 juta, USD 126,86 juta, dan USD 61,87. “Pangsa pasar ketiga negara tersebut mampu mencapai 49,98 % terhadap total impor ke Jateng periode Januari-Maret 2016,” jelasnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, Gayatri Indah Cahyaning menyebutkan, produk pangan olahan berbasis bahan baku lokal menjadi salah produk yang cukup diminati oleh pasar Asean.
Gayatri mengatakan, negara-negara seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan China, memiliki minat besar terhadap kuliner khas Jateng. Karena dari segi rasa produk kuliner, UMKM Jateng sudah mampu bersaing.
“Pemerintah Provinsi Jateng juga terus mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk memberikan kemudahan perijinan usaha kecil mikro untuk mendorong pertumbuhan UMKM, sehingga makin mampu bersaing dengan pasar global,” jelasnya.
Ekspor Jateng ke kawasan ASEAN selama Januari-Maret 2016 baru mencapai USD102,13 juta atau berkontribusi 7,65% terhadap total ekspor Jateng.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Margo Yuwono mengatakan, meski ekspor ke kawasan ASEAN masih kecil namun terus mengalami pertumbuhan. Berdasarkan data BPS, ekspor dari Jateng ke kawasan ASEAN pada Maret 2016 mencapai USD35,73 juta alias naik sebesar USD2,36 juta dari ekspor bulan Februari 2016 sebesar USD33,37 juta.
“Malaysia tercatat sebagai negara tujuan utamanya,” ujarnya, Jumat (15/4/2016).
Tambah dia, secara komulatif ekspor Jateng pada Januari sampai Maret 2016 mencapai USD 1.335,25 juta turun 0,58 % dari ekspor kumulatif Januari-Maret 2015 (USD 1.342,98 juta). Negara pangsa pasar utama ekspor Jateng selama bulan Maret 2016 adalah Amerika Serikat, China, dan Jepang.
Sementara untuk bulan Maret sendiri, nilai ekspor Jateng mencapai USD 478,36 juta atau mengalami peningkatan sebesar 9,58 % dibanding ekspor Februari 2016 (USD 436,56 juta).
Menurut Yuwono, tiga negara utama tujuan ekspor Jateng memberikan kontribusi sebesar 45,77 % selama periode Januari sampai Maret. Sementara untuk ekspor ke kawasan Uni Eropa tercatat sebesar USD 224,70 juta atau berkontribusi sebesar 16,83 %.
“Untuk produknya, masih dikuasi tekstil dan barang tekstil, kayu dan barang dari kayu serta bermacam barang hasil pabrik,” imbuhnya.
Ditambahkannya, untuk impor Jateng dari kawasan ASEAN pada bulan Maret 2016 mencapai USD89,67 juta atau berkontribusi sebesar 11,46 % terhadap total impor periode Januari-Maret 2016 sebesar USD1.926,29 juta atau turun 32,75 %.
Negara pemasok barang impor terbesar ke Jawa Tengah selama periode Januari- Maret 2016 adalah China, Arab Saudi dan Nigeria dengan nilai impor pada bulan Maret 2016 masing-masing sebesar USD 135,20 juta, USD 126,86 juta, dan USD 61,87. “Pangsa pasar ketiga negara tersebut mampu mencapai 49,98 % terhadap total impor ke Jateng periode Januari-Maret 2016,” jelasnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, Gayatri Indah Cahyaning menyebutkan, produk pangan olahan berbasis bahan baku lokal menjadi salah produk yang cukup diminati oleh pasar Asean.
Gayatri mengatakan, negara-negara seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan China, memiliki minat besar terhadap kuliner khas Jateng. Karena dari segi rasa produk kuliner, UMKM Jateng sudah mampu bersaing.
“Pemerintah Provinsi Jateng juga terus mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk memberikan kemudahan perijinan usaha kecil mikro untuk mendorong pertumbuhan UMKM, sehingga makin mampu bersaing dengan pasar global,” jelasnya.
(ven)