Realisasi Investasi Jateng di Target Rp27 Triliun
A
A
A
SEMARANG - Wilayah Jawa Tengah masih terus diminati para investor untuk menanamkan modalnya. Ini ditandai dengan meningkatnya realisasi investasi di Jateng sejak lima tahun terakhir.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pengembangan Penanaman Modal BPMD Provinsi Jateng, Didik Subiyantoro mengatakan, pada 2015, capaian investasi di Jateng mencapai Rp26 triliun atau melebihi yang ditargetkan yaitu Rp24 triliun. “Realisasi tersebut terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun,” katanya, Senin (18/4/2016).
Dia menyebutkan, pada tahun 2016 target investasi di Jateng naik menjadi Rp27 Triliun. Sampai dengan saat ini, realisasinya baru mencapai Rp7 Triliun. Meski masih cukup jauh, namun pihaknya optimistis dapat melampaui target karena terdapat proyek-proyek besar diantaranya PLTU Batang, Tanjung Jati Jepara, dan Java Energy di Cilacap.
Menurut dia, Jateng masih menjadi kawasan yang seksi dan menjadi buruan para investor. Perpindahan, sejumlah perusahaan dari kawasan Jabodetak juga diprediksi masih akan terus terjadi. “Kami yakin target investasi tercapai, bahkan bisa lebih,” ujarnya.
Hanya saja kata Didik, selama ini masih ada beberapa kendala mendasar bagi para investor, salah satunya adalah sulitnya melakukan pengesahan akte yang membutuhkan waktu lama.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Frans Kongi menuturkan, kedudukan Jawa Tengah sangatlah stragis, karena masih memiliki lahan yang cukup luas untuk pengembangan kawasan industri dengan tenaga kerja yang cukup dengan keterampilan yang relatif baik.
“Kita usahakan industri yang ada di Jateng adalah padat karya yang tidak menggunakan teknologi tinggi, sehingga penggunaan tenaga kerja manusia masih sangat dibutuhkan,”katanya.
Frans mengakui, masalah perizinan masih menjadi salah satu kendala dalam berinvestasi. Proses yang lama dan mahalnya biaya menjadi beban bagi para pengusaha. Oleh karena itu sambung dia, dalam rangka percepatan investasi di Jateng, pemerintah harus memberikan inovasi, percepatan dalam hal perizinan.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pengembangan Penanaman Modal BPMD Provinsi Jateng, Didik Subiyantoro mengatakan, pada 2015, capaian investasi di Jateng mencapai Rp26 triliun atau melebihi yang ditargetkan yaitu Rp24 triliun. “Realisasi tersebut terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun,” katanya, Senin (18/4/2016).
Dia menyebutkan, pada tahun 2016 target investasi di Jateng naik menjadi Rp27 Triliun. Sampai dengan saat ini, realisasinya baru mencapai Rp7 Triliun. Meski masih cukup jauh, namun pihaknya optimistis dapat melampaui target karena terdapat proyek-proyek besar diantaranya PLTU Batang, Tanjung Jati Jepara, dan Java Energy di Cilacap.
Menurut dia, Jateng masih menjadi kawasan yang seksi dan menjadi buruan para investor. Perpindahan, sejumlah perusahaan dari kawasan Jabodetak juga diprediksi masih akan terus terjadi. “Kami yakin target investasi tercapai, bahkan bisa lebih,” ujarnya.
Hanya saja kata Didik, selama ini masih ada beberapa kendala mendasar bagi para investor, salah satunya adalah sulitnya melakukan pengesahan akte yang membutuhkan waktu lama.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Frans Kongi menuturkan, kedudukan Jawa Tengah sangatlah stragis, karena masih memiliki lahan yang cukup luas untuk pengembangan kawasan industri dengan tenaga kerja yang cukup dengan keterampilan yang relatif baik.
“Kita usahakan industri yang ada di Jateng adalah padat karya yang tidak menggunakan teknologi tinggi, sehingga penggunaan tenaga kerja manusia masih sangat dibutuhkan,”katanya.
Frans mengakui, masalah perizinan masih menjadi salah satu kendala dalam berinvestasi. Proses yang lama dan mahalnya biaya menjadi beban bagi para pengusaha. Oleh karena itu sambung dia, dalam rangka percepatan investasi di Jateng, pemerintah harus memberikan inovasi, percepatan dalam hal perizinan.
(ven)