Ruang Kerja Sama Investasi RI-Selandia Baru Terbuka Lebar
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani melihat bahwa ruang kerja sama investasi Indonesia dengan Selandia Baru masih sangat terbuka lebar. Hal ini disampaikan dalam kegiatan Indonesia-New Zealand Investment Forum, yang diselenggarakan KBRI Wellington bekerja sama dengan BKPM di Auckland.
Menurutnya, Selandia Baru dan Indonesia merupakan dua tetangga dengan perekonomian saling melengkapi. "Dairy product serta produk-produk berkualitas Selandia Baru seperti susu, keju dan minyak zaitun menjadi bagian dari keluarga Indonesia selama ini. Dari sisi Indonesia, komoditi ekspor ke Selandia Baru adalah kertas dan pulp, tekstil serta produk kimia," ujar dia dalam rilisnya, Jumat (6/5/2016).
Menurutnya, sejak 2010 hingga 2015, tercatat realisasi investasi dari Selandia Baru sebesar USD38,2 juta. Dari jumlah tersebut 77% terealisasi di industri makanan.
"Kami juga mencatat komitmen investasi sebesar USD124,3 juta dalam periode enam tahun terakhir. Sektor-sektor yang mendominasi adalah industri makanan, industri kimia, infrastruktur dan pariwisata," tuturnya.
Perusahaan-perusahaan Selandia Baru seperti Fonterra dan ANZ sudah melakukaninvestasi di Indonesia. "Kami ingin terus mengundang perusahaan-perusahaan global Selandia Baru untuk dapat menanamkan modalnya di Indonesia untuk menumbuhkan penciptaan lapangan kerja dan melakukan transfer teknolog dan pengetahuan," ujarnya.
Lebih lanjut, Franky menyampaikan bahwa BKPM mengundang investor Selandia Baru untuk mengembangkan produktivitas mereka dan masuk ke sektor-sektor prioritas yang telah ditetapkan pemerintah seperti industri makanan dan pariwisata.
"Kami juga berharap mereka dapat masuk ke sektor energi khususnya geothermal, meningkatkan proudktivitas mereka di sektor pertanian dan peterakan sapi," pungkas dia.
Menurutnya, Selandia Baru dan Indonesia merupakan dua tetangga dengan perekonomian saling melengkapi. "Dairy product serta produk-produk berkualitas Selandia Baru seperti susu, keju dan minyak zaitun menjadi bagian dari keluarga Indonesia selama ini. Dari sisi Indonesia, komoditi ekspor ke Selandia Baru adalah kertas dan pulp, tekstil serta produk kimia," ujar dia dalam rilisnya, Jumat (6/5/2016).
Menurutnya, sejak 2010 hingga 2015, tercatat realisasi investasi dari Selandia Baru sebesar USD38,2 juta. Dari jumlah tersebut 77% terealisasi di industri makanan.
"Kami juga mencatat komitmen investasi sebesar USD124,3 juta dalam periode enam tahun terakhir. Sektor-sektor yang mendominasi adalah industri makanan, industri kimia, infrastruktur dan pariwisata," tuturnya.
Perusahaan-perusahaan Selandia Baru seperti Fonterra dan ANZ sudah melakukaninvestasi di Indonesia. "Kami ingin terus mengundang perusahaan-perusahaan global Selandia Baru untuk dapat menanamkan modalnya di Indonesia untuk menumbuhkan penciptaan lapangan kerja dan melakukan transfer teknolog dan pengetahuan," ujarnya.
Lebih lanjut, Franky menyampaikan bahwa BKPM mengundang investor Selandia Baru untuk mengembangkan produktivitas mereka dan masuk ke sektor-sektor prioritas yang telah ditetapkan pemerintah seperti industri makanan dan pariwisata.
"Kami juga berharap mereka dapat masuk ke sektor energi khususnya geothermal, meningkatkan proudktivitas mereka di sektor pertanian dan peterakan sapi," pungkas dia.
(izz)