BI dan Kementerian Keuangan Perkuat Kerja Sama di AMRO
A
A
A
JAKARTA - Indonesia sepakat memperkuat kerja sama dalam dalam ASEAN+3 Macroeconomic Research Office atau AMRO, termasuk membagi beban kontribusi Indonesia pada AMRO secara merata.
Kesepakatan ini diteken Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo dan Menteri Keuangan, Bambag Brodjonegoro saat pertemuan saat pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara ASEAN+3, di Frankfurt, Jerman, tanggal 3 Mei 2016.
"AMRO memiliki peran penting sebagai lembaga surveilans regional dalam mendukung operasionalisasi Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara dalam siaran pers, Sabtu (7/5/2016).
Kehadiran AMRO sebagai bagian jaring pengaman keuangan regional dirasakan penting di tengah terus meningkatnya tantangan global.
Penandatanganan nota kesepahaman di atas merupakan cermin kerja sama dalam forim internasional yang selama ini telah terjalin baik antara lembaga. Diharapkan semakin memperkokoh komitmen Indonesia dalam mendukung penguatan peran dan fungsi AMRO.
Dalam nota kesepahaman ini juga, Bank Indonesia dan Kemenkeu sepakat melakukan penguatan koordinasi dan pelaksanaan kerja sama dengan AMRO di tiga area.
(Baca: Indonesia Perkuat Kerja Sama ASEAN+3 Hadapi Tantangan Global)
“Pertama, dalam penentuan wakil Indonesia pada berbagai jabatan strategis di AMRO. Kedua, dalam perumusan posisi Indonesia terhadap isu-isu terkait AMRO yang bersifat prinsipil dan strategis sebagai posisi bersama, “ ujarnya.
Ketiga, dalam pelaksanaan kunjungan konsultasi AMRO di Indonesia yang mencakup perumusan pesan-pesan utama, koordinasi pertemuan dengan pihak-pihak yang relevan dilakukan untuk memperoleh pandangan obyektif mengenai perkembangan perekonomian nasional. Juga penyusunan tanggapan terhadap laporan yang dihasilkan AMRO.
Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman di atas, maka pembayaran kontribusi Indonesia pada AMRO akan dilakukan secara bersama oleh Kemenkeu dan BI.
Kesepakatan ini diteken Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo dan Menteri Keuangan, Bambag Brodjonegoro saat pertemuan saat pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara ASEAN+3, di Frankfurt, Jerman, tanggal 3 Mei 2016.
"AMRO memiliki peran penting sebagai lembaga surveilans regional dalam mendukung operasionalisasi Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara dalam siaran pers, Sabtu (7/5/2016).
Kehadiran AMRO sebagai bagian jaring pengaman keuangan regional dirasakan penting di tengah terus meningkatnya tantangan global.
Penandatanganan nota kesepahaman di atas merupakan cermin kerja sama dalam forim internasional yang selama ini telah terjalin baik antara lembaga. Diharapkan semakin memperkokoh komitmen Indonesia dalam mendukung penguatan peran dan fungsi AMRO.
Dalam nota kesepahaman ini juga, Bank Indonesia dan Kemenkeu sepakat melakukan penguatan koordinasi dan pelaksanaan kerja sama dengan AMRO di tiga area.
(Baca: Indonesia Perkuat Kerja Sama ASEAN+3 Hadapi Tantangan Global)
“Pertama, dalam penentuan wakil Indonesia pada berbagai jabatan strategis di AMRO. Kedua, dalam perumusan posisi Indonesia terhadap isu-isu terkait AMRO yang bersifat prinsipil dan strategis sebagai posisi bersama, “ ujarnya.
Ketiga, dalam pelaksanaan kunjungan konsultasi AMRO di Indonesia yang mencakup perumusan pesan-pesan utama, koordinasi pertemuan dengan pihak-pihak yang relevan dilakukan untuk memperoleh pandangan obyektif mengenai perkembangan perekonomian nasional. Juga penyusunan tanggapan terhadap laporan yang dihasilkan AMRO.
Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman di atas, maka pembayaran kontribusi Indonesia pada AMRO akan dilakukan secara bersama oleh Kemenkeu dan BI.
(ven)