Panduan Lengkap Panama Papers

Senin, 09 Mei 2016 - 22:10 WIB
Panduan Lengkap Panama Papers
Panduan Lengkap Panama Papers
A A A
NEW YORK - Skandal Panama Papers terus bergulir setelah Konsorsium Wartawan Investigatif Internasional (ICIJ) akan merilis kepada publik database dari dokumen tersebut yang berisikan rincian lebih dari 200.000 perusahaan offshore dan nama-nama pejabat hingga pengusaha dari kurang lebih 22 negara yang terhubung dengan negara surga pajak. Bagi yang belum mengetahui apa itu Panama Papers, berikut panduan lengkapnya.

Dilansir VOA, Senin (9/5/2016) Apakah itu Panama Papers? ini adalah bocornya data rahasia tentang perusahaan cangkang atau offshore yang merupakan milik firma hukum asal Panama bernama Mossack Fonseca. Terbongkarnya 11,5 juta dokumen tersebut menunjukkan bagaimana hampir selama 40 tahun, Mossack telah membantu beberapa orang kaya di seluruh dunia untuk mendirikan perusahaan offshore yang kerap digunakan untuk menyembunyikan aset dan menghindari pajak serta sanksi.

(Baca Juga: Data Panama Papers Dibuka untuk Publik)

Dalam dokumen itu disebutkan para pemilik perusahaan offshore di negara surga pajak termasuk 140 politisi, 12 mantan pemimpin politik, miliarder, atlet olahraga, penyelundup narkoba dan anggota mafia. Lalu setidaknya ada 33 orang dan perusahaan black list Amerika Serikat (AS) karena terbukti terlibat melanggar hukum, lantaran berbisnis dengan kartel narkoba Meksiko atau dengan negara-negara musuh seperti Korea Utara dan Iran.

Apakah itu Mossack Fonseca? Mereka adalah firma hukum asal Panama dan dianggap sebagai penyedia jasa membuat perusahaan offshore terbesar keempat di dunia. Terkait bocornya daftar klien mereka, Mossack Fonseca memberikan respon dengan membantah telah melakukan pelanggaran hukum dan menegaskan pihaknya bukanlah dalang kebocoran data tersebut.

Lalu siapakah yang menyebarluaskan informasi rahasia itu? Belum ada rincian pasti siapakah identitas sumber tersebut, namun kabarnya ia penyebut dirinya "John Doe." Skandal ini bermula ketika John Doe menghubungi surat kabar asal Jerman, Süddeutsche Zeitung lebih dari setahun yang lalu dengan menawarkan dienkripsi internal dokumen dari Mossack Fonseca.

Apa yang terjadi selanjutnya dengan dokumen itu adalah Süddeutsche Zeitung dan ICIJ bergabung untuk menganalisa data. Selama satu tahun terakhir, hampir lebih dari 400 wartawan dari 100 media di lebih dari 80 negara telah mengambil bagian dalam upaya meneliti dokumen Mossack.

Korban Skandal Panama Papers

Skandal ini telah membawa korban dengan mundurnya Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson ketika dokumen tersebut menunjukkan istrinya mempunyai perusahaan cangkang di negara surga pajak dari utang kepailitan Bank Islandia.

Selanjutnya ada Perdana Menteri Inggris David Cameron yang jadi sasaran kritik karena kabarnya berinvestasi pada perusahaan offshore milik almarhum ayahnya. Cameron sendiri mengakui dia mendapat keuntungan dari perusahaan cangkang tersebut, namun dia menolak jika disebut melakukan hal yang salah.

Ada juga Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif membantah mempunyai perusahaan di negara surga pajak yang dalam dokumen Mossack menyebutkan tercantum atas nama anak-anaknya. Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin menyangkal tuduhan korupsi dan mengatakan bahwa Panama Papers disebutnya sebagai kampanye hitam pihak Barat untuk melemahkan Rusia.

Sementara itu dokumen Mossack memperlihatkan ada sekitar USD2 miliar transaksi rahasia yang dilakukan Putin melalui bank dan perusahaan bayangan. Lain lagi dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko yang menerangkan account offshore miliknya adalah untuk keperluan perusahaan miliknya yang digunakan sebagai penyimpan aset.

Selain itu dokumen Mossack Fonseca juga mengungkapkan ada 10 politikus terkenal China yang mempunyai perusahaan bayangan di luar negeri. Nama-nama itu di antaranya pimpinan Partai Komunis yakni Presiden China Xi Jinping, Zhang Gaoli, Liu Yunshan, Li Peng, Jia Qinglin, Zeng Qinghong, Tian Jiyun, Hu Yaobang, Mao Zedong dan Bo Xilai.

Dampak dari Panama Papers diyakini akan semakin besar, meski di Tanah Air respon yang terjadi cukup ironis. Pasalnya ketika di negara lain skandal ini dinilai aib, justru di Indonesia menjadi hal yang biasa saja. "Dampak Panama Papers sungguh hebat," tulis ICTJ dalam emailnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5899 seconds (0.1#10.140)