KAI Klaim Tak Ada Masalah soal KA Bandara Kulon Progo
A
A
A
YOGYAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) siap mempercepat pembangunan kereta api bandara di bandara baru Kulon Progo Yogyakarta, sebagaimana permintaan Presiden Joko Widodo pada rapat terbatas kemarin.
Namun pihak KA menyatakan mereka masih menunggu realisasi dari pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) tersebut.
Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional (Daops) VI Yogyakarta, Eko Budiyanto menandaskan pihaknya siap melaksanakan segala kebijakan pemerintah terkait operasional Bandara Yogyakarta yang baru, diantaranya kebijakan mewujudkan moda transportasi terintegrasi di bandara tersebut. Jika Bandara baru sudah terealisasi, pihaknya bisa segera menyelesaikannya. “Kapanpun kami siap,” tuturnya, Selasa (10/5/2016).
Persoalan moda transportasi kereta api menuju bandara tersebut, kata dia, sejatinya tidak sepelik masalah bandara. Karena pembangunan jalur KA Bandara tidak terlalu sulit, mengingat persoalan pembebasan lahan yang ada tidak begitu banyak jumlahnya.
(Baca: Jokowi Minta Kendala Bandara Kulon Progo Segera Teratasi)
Bahkan kata Eko, pihak KAI memiliki aset yang berdekatan dengan bandara baru, yaitu Stasiun Kedungdang yang terletak beberapa kilometer dari Stasiun Wates. Meski kondisi Stasiun Kedungdang saat ini tidak lagi berfungsi, bukan berarti sebuah kesulitan. PT KAI mengatakan akan segera membenahinya.
Stasiun Kedungdang merupakan aset PT KAI yang paling dekat dengan bandara baru, karena berjarak lebih kurang enam kilometer.
Seandainya akan ada pembebasan lahan untuk jalur KA bandara, hal demikian juga tidak menyita persoalan besar. Dari Stasiun Kedungdang menuju bandara sangat minim pemukiman.
“Jadi saya kira permasalahan pembebasan lahan tidak akan pelik,” tambahnya.
Eko menambahkan, pihak PT KAI memang tengah menggodok rencana realisasi jalur baru menuju bandara NYIA. Pihaknya masih akan mengkaji apakah menggunakan kereta yang sudah ada atau mengoperasionalkan jenis kereta baru. Bila menggunakan kereta elektrifikasi, ia mengklaim lebih mudah.
New Airport Project Portofolio Angkasa Pura I, Agus Andriyanto mengungkapkan saat ini proses pembangunan pada tahap pengadaan tanah. Dan saat ini, tim appraisal sedang melakukan penilaian nilai tanah yang akan digunakan sebagai lokasi bandara. Tim appraisal tersebut akan menghitung nilai tanah seluas lahan yang sudah diukur yaitu 587 hektare.
Agus menambahkan ada waktu sekitar 30 hari untuk menentukan tim appraisal dan tim appraisal akan bekerja selama 30 hari pula. Ia berharap tim appraisal bisa bekerja maksimal dan tidak mendapat hambatan. Ketika sudah mendapat nilai dari tim appraisal, pihaknya memiliki waktu untuk melakukan pembayaran sekitar 14 hari.
“Mudah-mudahan tidak ada hambatan lagi ya, sehingga pembangunan bandara bisa dilaksanakan,”tandasnya.
Namun pihak KA menyatakan mereka masih menunggu realisasi dari pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) tersebut.
Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional (Daops) VI Yogyakarta, Eko Budiyanto menandaskan pihaknya siap melaksanakan segala kebijakan pemerintah terkait operasional Bandara Yogyakarta yang baru, diantaranya kebijakan mewujudkan moda transportasi terintegrasi di bandara tersebut. Jika Bandara baru sudah terealisasi, pihaknya bisa segera menyelesaikannya. “Kapanpun kami siap,” tuturnya, Selasa (10/5/2016).
Persoalan moda transportasi kereta api menuju bandara tersebut, kata dia, sejatinya tidak sepelik masalah bandara. Karena pembangunan jalur KA Bandara tidak terlalu sulit, mengingat persoalan pembebasan lahan yang ada tidak begitu banyak jumlahnya.
(Baca: Jokowi Minta Kendala Bandara Kulon Progo Segera Teratasi)
Bahkan kata Eko, pihak KAI memiliki aset yang berdekatan dengan bandara baru, yaitu Stasiun Kedungdang yang terletak beberapa kilometer dari Stasiun Wates. Meski kondisi Stasiun Kedungdang saat ini tidak lagi berfungsi, bukan berarti sebuah kesulitan. PT KAI mengatakan akan segera membenahinya.
Stasiun Kedungdang merupakan aset PT KAI yang paling dekat dengan bandara baru, karena berjarak lebih kurang enam kilometer.
Seandainya akan ada pembebasan lahan untuk jalur KA bandara, hal demikian juga tidak menyita persoalan besar. Dari Stasiun Kedungdang menuju bandara sangat minim pemukiman.
“Jadi saya kira permasalahan pembebasan lahan tidak akan pelik,” tambahnya.
Eko menambahkan, pihak PT KAI memang tengah menggodok rencana realisasi jalur baru menuju bandara NYIA. Pihaknya masih akan mengkaji apakah menggunakan kereta yang sudah ada atau mengoperasionalkan jenis kereta baru. Bila menggunakan kereta elektrifikasi, ia mengklaim lebih mudah.
New Airport Project Portofolio Angkasa Pura I, Agus Andriyanto mengungkapkan saat ini proses pembangunan pada tahap pengadaan tanah. Dan saat ini, tim appraisal sedang melakukan penilaian nilai tanah yang akan digunakan sebagai lokasi bandara. Tim appraisal tersebut akan menghitung nilai tanah seluas lahan yang sudah diukur yaitu 587 hektare.
Agus menambahkan ada waktu sekitar 30 hari untuk menentukan tim appraisal dan tim appraisal akan bekerja selama 30 hari pula. Ia berharap tim appraisal bisa bekerja maksimal dan tidak mendapat hambatan. Ketika sudah mendapat nilai dari tim appraisal, pihaknya memiliki waktu untuk melakukan pembayaran sekitar 14 hari.
“Mudah-mudahan tidak ada hambatan lagi ya, sehingga pembangunan bandara bisa dilaksanakan,”tandasnya.
(ven)