Laba Bank Sampoerna Tumbuh 29,3%
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang baik pada Kuartal I 2016. Laba tahun berjalan sebelum pajak tercatat Rp15,3 miliar atau meningkat 29,3% dari periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp11,8 miliar.
“Meskipun perlambatan ekonomi dan bisnis pada tahun 2015 masih berdampak pada kuartal I tahun ini, Bank Sampoerna masih menunjukkan tren kinerja positif. Saya optimistis pertumbuhan Bank Sampoerna di awal 2016 ini terus tumbuh hingga penghujung tahun 2016 dan masa akan datang” ujar Ali Rukmijah, Direktur Utama Bank Sampoerna dalam rilis, Kamis (12/5/2016).
Seiring dengan pertumbuhan laba tersebut, fungsi intermediasi yang dilakukan Bank Sampoerna juga semakin terjaga. Ini terlihat dari pertumbuhan dari sektor kredit yang disalurkan dengan penghimpunan dana pihak ketiga yang berjalan beriringan.
Kredit yang disalurkan hingga kuartal I 2016 sebesar Rp4.884,2 miliar, meningkat 63,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp2.984,3 miliar.
Pencapaian ini terwujud karena perusahaan menerapkan manajemen risiko yang semakin baik terhadap pengelolaan portofolio pinjaman Bank Sampoerna. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun tercatat Rp5.097,7 miliar meningkat sebesar 60,0% dari Rp3.186,4 miliar pada kuartal I tahun 2015.
"Ini merupakan salah satu bukti nyata akan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Sampoerna yang terjaga dengan baik dan terus meningkat," ujarnya.
Lebih lanjut dia menegaskan bahwa melihat pertumbuhan yang sangat positif diawal tahun 2016 menjadi modal utama dalam mendukung pertumbuhan yang lebih cepat dan berkelanjutan.
Bank Sampoerna akan secara konsisten menerapkan manajemen risiko yang bijaksana dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian sehingga menumbuhkan kepercayaan nasabah kepada Bank Sampoerna.
Adapun peningkatan penyaluran kredit dan perolehan DPK berdampak pada perolehan Pendapatan
Bunga Bersih yang tercatat sebesar Rp88,5 miliar atau meningkat 57,2% dibanding periode yang
sama tahun lalu yang tercatat hanya sebesar Rp56,3 miliar.
Seiring dengan hal tersebut, rasio pinjaman terhadap total simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) juga meningkat menjadi 93,39% pada akhir kuartal I 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 91,26%.
Sementara itu, Non Performing Loan (NPL) gross masih terjaga pada level 3,99%, dan masih dibawah batas maksimal yang ditentukan Bank Indonesia yaitu sebesar 5%.
Setoran modal dari pemegang saham di Februari 2016 sebesar Rp100 miliar mencerminkan komitmen pemegang saham untuk mendukung pertumbuhan Bank Sampoerna, sehingga total ekuitas Bank Sampoerna menjadi sebesar Rp963,9 miliar dengan Capital Adequacy Ratio dapat dijaga pada level 18,43% jauh diatas ketentuan Bank Indonesia.
Sedangkan ROA & ROE masing-masing berada pada tingkat 1,00% & 5,28%. Dari sisi neraca, total aset per 31 Maret 2016 tercatat sebesar Rp6,3 triliun meningkat sebesar 57,9% dibanding periode sebelumnya sebesar Rp3,9 triliun.
“Meskipun perlambatan ekonomi dan bisnis pada tahun 2015 masih berdampak pada kuartal I tahun ini, Bank Sampoerna masih menunjukkan tren kinerja positif. Saya optimistis pertumbuhan Bank Sampoerna di awal 2016 ini terus tumbuh hingga penghujung tahun 2016 dan masa akan datang” ujar Ali Rukmijah, Direktur Utama Bank Sampoerna dalam rilis, Kamis (12/5/2016).
Seiring dengan pertumbuhan laba tersebut, fungsi intermediasi yang dilakukan Bank Sampoerna juga semakin terjaga. Ini terlihat dari pertumbuhan dari sektor kredit yang disalurkan dengan penghimpunan dana pihak ketiga yang berjalan beriringan.
Kredit yang disalurkan hingga kuartal I 2016 sebesar Rp4.884,2 miliar, meningkat 63,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp2.984,3 miliar.
Pencapaian ini terwujud karena perusahaan menerapkan manajemen risiko yang semakin baik terhadap pengelolaan portofolio pinjaman Bank Sampoerna. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun tercatat Rp5.097,7 miliar meningkat sebesar 60,0% dari Rp3.186,4 miliar pada kuartal I tahun 2015.
"Ini merupakan salah satu bukti nyata akan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Sampoerna yang terjaga dengan baik dan terus meningkat," ujarnya.
Lebih lanjut dia menegaskan bahwa melihat pertumbuhan yang sangat positif diawal tahun 2016 menjadi modal utama dalam mendukung pertumbuhan yang lebih cepat dan berkelanjutan.
Bank Sampoerna akan secara konsisten menerapkan manajemen risiko yang bijaksana dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian sehingga menumbuhkan kepercayaan nasabah kepada Bank Sampoerna.
Adapun peningkatan penyaluran kredit dan perolehan DPK berdampak pada perolehan Pendapatan
Bunga Bersih yang tercatat sebesar Rp88,5 miliar atau meningkat 57,2% dibanding periode yang
sama tahun lalu yang tercatat hanya sebesar Rp56,3 miliar.
Seiring dengan hal tersebut, rasio pinjaman terhadap total simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) juga meningkat menjadi 93,39% pada akhir kuartal I 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 91,26%.
Sementara itu, Non Performing Loan (NPL) gross masih terjaga pada level 3,99%, dan masih dibawah batas maksimal yang ditentukan Bank Indonesia yaitu sebesar 5%.
Setoran modal dari pemegang saham di Februari 2016 sebesar Rp100 miliar mencerminkan komitmen pemegang saham untuk mendukung pertumbuhan Bank Sampoerna, sehingga total ekuitas Bank Sampoerna menjadi sebesar Rp963,9 miliar dengan Capital Adequacy Ratio dapat dijaga pada level 18,43% jauh diatas ketentuan Bank Indonesia.
Sedangkan ROA & ROE masing-masing berada pada tingkat 1,00% & 5,28%. Dari sisi neraca, total aset per 31 Maret 2016 tercatat sebesar Rp6,3 triliun meningkat sebesar 57,9% dibanding periode sebelumnya sebesar Rp3,9 triliun.
(ven)