BI Pede Defisit Transaksi Berjalan Dapat Terkendali
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) masih percaya bahwa defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan terkendali hingga akhir 2016. Padahal, untuk kuartal I/2016 defisit transaksi berjalan sudah melebar menjadi 2,14% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, secara keseluruhan pihaknya tetap optimistis bahwa defisit transaksi berjalan akan dapat ditekan di level 2,6% dari PDB. Target ini masih dalam batasan wajar dan dalam posisi sustainable.
"Kita masih lihat bahwa secara keseluruhan CAD bisa terkendali. Kita sudah rilis triwulan I seperti Anda sampaikan 2,5% dari PDB. Secara keseluruhan kita masih tetap optimis bahwa CAD akan berkisar antara 2,6% dari PDB. Which is dalam konteks kisaran CAD yang sustainable itu kurang lebih 2,5%-3%," katanya di Gedung BI, Jakarta, Jumat (13/5/2016).
Menurutnya, struktur dari defisit transaksi berjalan tahun ini masih jauh lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Pada 2013, Indonesia tidak hanya mengalami defisit transaksi berjalan melainkan juga konsumsi impor yang sangat tinggi.
Sementara untuk tahun ini, tambah Perry, strukturnya jauh lebih produktif lantaran pemerintah dan bank sentral terus mengupayakan perbaikan dalam iklim investasi dan menggenjot pembangunan infrastruktur.
"Kalau 2013 besarnya CAD tidak hanya lebih tinggi, tapi juga karena konsumsi impor yang terlalu tinggi. Sementara, sekarang struktur dari CAD itu lebih produktif, karena terkait dengan perbaikan investasi khususnya di sektor infrastruktur yang didukung pemerintah," tandas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, BI mengungkapkan, defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal I/2016 membengkak menjadi USD4,7 miliar secara year on year (YoY). Pada kuartal I/2015, defisit neraca transaksi berjalan Indonesia sebesar USD4,1 juta.
Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulistyowati menuturkan, defisit transaksi berjalan pada periode ini meningkat menjadi 2,14% dari produk domestik bruto (PDB). Hal ini disebabkan karena neraca perdagangan nonmigas mengalami penurunan.
"Pada kuartal I/2015 neraca perdagangan nonmigas sebesar USD3,94 miliar sementara pada kuartal I/2016 turun jadi USD3,27 miliar," katanya dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga:
Defisit Transaksi Berjalan Kuartal I Bengkak Jadi USD4,7 M
Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal I Defisit USD287 Juta
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, secara keseluruhan pihaknya tetap optimistis bahwa defisit transaksi berjalan akan dapat ditekan di level 2,6% dari PDB. Target ini masih dalam batasan wajar dan dalam posisi sustainable.
"Kita masih lihat bahwa secara keseluruhan CAD bisa terkendali. Kita sudah rilis triwulan I seperti Anda sampaikan 2,5% dari PDB. Secara keseluruhan kita masih tetap optimis bahwa CAD akan berkisar antara 2,6% dari PDB. Which is dalam konteks kisaran CAD yang sustainable itu kurang lebih 2,5%-3%," katanya di Gedung BI, Jakarta, Jumat (13/5/2016).
Menurutnya, struktur dari defisit transaksi berjalan tahun ini masih jauh lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Pada 2013, Indonesia tidak hanya mengalami defisit transaksi berjalan melainkan juga konsumsi impor yang sangat tinggi.
Sementara untuk tahun ini, tambah Perry, strukturnya jauh lebih produktif lantaran pemerintah dan bank sentral terus mengupayakan perbaikan dalam iklim investasi dan menggenjot pembangunan infrastruktur.
"Kalau 2013 besarnya CAD tidak hanya lebih tinggi, tapi juga karena konsumsi impor yang terlalu tinggi. Sementara, sekarang struktur dari CAD itu lebih produktif, karena terkait dengan perbaikan investasi khususnya di sektor infrastruktur yang didukung pemerintah," tandas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, BI mengungkapkan, defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal I/2016 membengkak menjadi USD4,7 miliar secara year on year (YoY). Pada kuartal I/2015, defisit neraca transaksi berjalan Indonesia sebesar USD4,1 juta.
Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulistyowati menuturkan, defisit transaksi berjalan pada periode ini meningkat menjadi 2,14% dari produk domestik bruto (PDB). Hal ini disebabkan karena neraca perdagangan nonmigas mengalami penurunan.
"Pada kuartal I/2015 neraca perdagangan nonmigas sebesar USD3,94 miliar sementara pada kuartal I/2016 turun jadi USD3,27 miliar," katanya dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga:
Defisit Transaksi Berjalan Kuartal I Bengkak Jadi USD4,7 M
Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal I Defisit USD287 Juta
(izz)