Yen Lesu, Rupiah Dibuka Makin Terperosok ke Rp13.500/USD
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan awal pekan ini dibuka semakin parah, terus tertekan USD hingga menembus level Rp13.500/USD. Pelemahan rupiah ini di tengah perkasanya USD terhadap yen.
Sementara posisi rupiah terhadap USD berdasarkan data Yahoo Finance, di sesi pembukaan hari ini menunjukkan melemah di level Rp13.473/USD dibanding penutupan kemarin di level Rp13.392/USD dan pada pukul 10.15 WIB semakin terpuruk ke posisi Rp13.530/USD.
Menurut data Bloomberg, rupiah dibuka juga terpuruk ke posisi Rp13.442/USD pagi ini dengan kisaran harian Rp13.439-Rp13.550/USD. Posisi ini menunjukkan rupiah masih tertekan dibanding penutupan kemarin yang berada di level Rp13.380/USD. Bahkan, pada pukul 10.15 WIB rupiah berdasarkan data Bloomberg semakin parah di posisi Rp13.513/USD.
Berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah pada pukul 10.15 WIB ada pada level Rp13.540/USD atau jauh memburuk dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.393/USD.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka melemah di level Rp13.467/USD. Posisi ini tercatat semakin memburuk dari posisi kemarin yang berada di level Rp13.319/USD.
Dilansir Reuters, Selasa (19/5/2016), USD menguat di awal perdagangan Asia, setelah pertemuan terbaru yang digelar oleh Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) kembali menghidupkan harapan untuk kenaikan suku bunga pada Juni tahun ini.
USD terhadpa yen melonjak hingg setinggi 110,25, atau terkuat sejak 28 April yang terakhir kali diperdagangkan di atas 110. Sementara, euro terhadap USD berada di level 1,12220 atau naik 0,1% setelah kemarin jatuh di level 1,12145, terlemah sejak 29 Maret.
Indeks USD yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama naik 0,1% di awal perdagangan Asia di level 95,161 setelah semalam naik setinggi 95,270. The Fed menunjukkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan condong ke arah pengetatan, jika data ekonomi menunjukkan pertumbuhan pada kuartal kedua lebih kuat, serta mengencangkan inflasi dan lapangan kerja.
Sementara posisi rupiah terhadap USD berdasarkan data Yahoo Finance, di sesi pembukaan hari ini menunjukkan melemah di level Rp13.473/USD dibanding penutupan kemarin di level Rp13.392/USD dan pada pukul 10.15 WIB semakin terpuruk ke posisi Rp13.530/USD.
Menurut data Bloomberg, rupiah dibuka juga terpuruk ke posisi Rp13.442/USD pagi ini dengan kisaran harian Rp13.439-Rp13.550/USD. Posisi ini menunjukkan rupiah masih tertekan dibanding penutupan kemarin yang berada di level Rp13.380/USD. Bahkan, pada pukul 10.15 WIB rupiah berdasarkan data Bloomberg semakin parah di posisi Rp13.513/USD.
Berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah pada pukul 10.15 WIB ada pada level Rp13.540/USD atau jauh memburuk dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.393/USD.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka melemah di level Rp13.467/USD. Posisi ini tercatat semakin memburuk dari posisi kemarin yang berada di level Rp13.319/USD.
Dilansir Reuters, Selasa (19/5/2016), USD menguat di awal perdagangan Asia, setelah pertemuan terbaru yang digelar oleh Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) kembali menghidupkan harapan untuk kenaikan suku bunga pada Juni tahun ini.
USD terhadpa yen melonjak hingg setinggi 110,25, atau terkuat sejak 28 April yang terakhir kali diperdagangkan di atas 110. Sementara, euro terhadap USD berada di level 1,12220 atau naik 0,1% setelah kemarin jatuh di level 1,12145, terlemah sejak 29 Maret.
Indeks USD yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama naik 0,1% di awal perdagangan Asia di level 95,161 setelah semalam naik setinggi 95,270. The Fed menunjukkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan condong ke arah pengetatan, jika data ekonomi menunjukkan pertumbuhan pada kuartal kedua lebih kuat, serta mengencangkan inflasi dan lapangan kerja.
(izz)