Ini Jawaban PLN Terkait Ancaman Krisis Listrik di Nias
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) akhirnya angkat bicara soal sengketa jual beli listrik yang dilakukan dengan PLTD American Power Rent (APR) di Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Sengketa yang hingga kini tak kunjung selesai menyebabkan Kepulauan Nias kembali terancam krisis listrik.
Manajer Senior Public Relation PLN, Agung Murdifi menjelaskan, PLN sejatinya ingin memperpanjang kontrak mesin pembangkit milik APR sebesar 2x10 MW yang terletak di Idanoi dan Moawo hingga akhir Desember 2016. Namun APR menginginkan kontrak hanya diperpanjang selama dua bulan dan berakhir pada 11 Juni 2016.
"PLN juga telah memenuhi kewajiban untuk membayar kontrak di lokasi Idanoi dan Moawo. PLN telah mengirim surat ke pihak APR sebanyak tiga kali agar APR segera mengajukan tagihan dan pembayaran dapat segera dilakukan," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, Kamis (19/5/2016).
(Baca: Nias Terancam Krisis Listrik Lagi, Bos APR Bikin Surat Terbuka)
Adapun untuk lokasi di Medan, PLN telah melakukan pembayaran sebesar 50% dari total tagihan. Sedangkan sisa pembayaran akan dilakukan PLN usai audit eksternal selesai. Hingga saat ini audit eksternal masih berjalan.
Selain itu, terkait penawaran APR kepada PLN untuk membeli mesin sebesar 2x10 MW di Idanoi dan Moawo seharga USD11,5 juta, PLN masih menunggu detail spesifikasi mesin pembangkit. Namun hingga kini, APR belum juga memberikan detail spesifikasi mesin tersebut.
PLN, sambung Agung, berharap agar pihak APR dapat segera memberikan spesifikasi dari mesin pembangki, agar dapat segera ditindaklanjuti proses uji tuntas (due diligence) dan penilaiannya (appraisal).
"Kalau sudah ada detail spesifikasi mesin, proses administrasi dan pembelian mesin akan lebih mudah kami lakukan. Pembelian mesin ini nantinya akan dapat meningkatkan pelayanan kelistrikan di Nias. Dan kami sangat berharap kerja sama pihak APR untuk hal ini," tutur dia.
(Baca: Nias Terancam Krisis, Sudirman Said Bereaksi Terhadap PLN)
Menyadari kebutuhan listrik di Pulau Nias, saat ini PLN telah menyiapkan mesin dengan total kapasitas 24 megawatt (MW) yang tersebar di Nias. Ini sebagai bentuk upaya PLN dalam pemenuhan kebutuhan listrik bagi warga Nias.
Mesin pertama sebesar 13 MW telah melalui uji kelayakan, sedang berada dalam tahap uji coba sebesar 5 MW telah berhasil masuk dalam sistem kelistrikan dan diperkirakan dapat beroperasi secara maksimal pada 21 Mei. Selain itu, terdapat mesin kedua sebesar 7 MW sedang dalam tahap instalasi pipa BBM, diperkirakan dapat beroperasi pada 22 Mei.
"PLN juga telah menyiapkan mesin ketiga yang ditempatkan di Teluk Dalam dengan kapasitas sebesar 6 MW, diperkirakan akan beroperasi pada 29 Mei," tandasnya.
Manajer Senior Public Relation PLN, Agung Murdifi menjelaskan, PLN sejatinya ingin memperpanjang kontrak mesin pembangkit milik APR sebesar 2x10 MW yang terletak di Idanoi dan Moawo hingga akhir Desember 2016. Namun APR menginginkan kontrak hanya diperpanjang selama dua bulan dan berakhir pada 11 Juni 2016.
"PLN juga telah memenuhi kewajiban untuk membayar kontrak di lokasi Idanoi dan Moawo. PLN telah mengirim surat ke pihak APR sebanyak tiga kali agar APR segera mengajukan tagihan dan pembayaran dapat segera dilakukan," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, Kamis (19/5/2016).
(Baca: Nias Terancam Krisis Listrik Lagi, Bos APR Bikin Surat Terbuka)
Adapun untuk lokasi di Medan, PLN telah melakukan pembayaran sebesar 50% dari total tagihan. Sedangkan sisa pembayaran akan dilakukan PLN usai audit eksternal selesai. Hingga saat ini audit eksternal masih berjalan.
Selain itu, terkait penawaran APR kepada PLN untuk membeli mesin sebesar 2x10 MW di Idanoi dan Moawo seharga USD11,5 juta, PLN masih menunggu detail spesifikasi mesin pembangkit. Namun hingga kini, APR belum juga memberikan detail spesifikasi mesin tersebut.
PLN, sambung Agung, berharap agar pihak APR dapat segera memberikan spesifikasi dari mesin pembangki, agar dapat segera ditindaklanjuti proses uji tuntas (due diligence) dan penilaiannya (appraisal).
"Kalau sudah ada detail spesifikasi mesin, proses administrasi dan pembelian mesin akan lebih mudah kami lakukan. Pembelian mesin ini nantinya akan dapat meningkatkan pelayanan kelistrikan di Nias. Dan kami sangat berharap kerja sama pihak APR untuk hal ini," tutur dia.
(Baca: Nias Terancam Krisis, Sudirman Said Bereaksi Terhadap PLN)
Menyadari kebutuhan listrik di Pulau Nias, saat ini PLN telah menyiapkan mesin dengan total kapasitas 24 megawatt (MW) yang tersebar di Nias. Ini sebagai bentuk upaya PLN dalam pemenuhan kebutuhan listrik bagi warga Nias.
Mesin pertama sebesar 13 MW telah melalui uji kelayakan, sedang berada dalam tahap uji coba sebesar 5 MW telah berhasil masuk dalam sistem kelistrikan dan diperkirakan dapat beroperasi secara maksimal pada 21 Mei. Selain itu, terdapat mesin kedua sebesar 7 MW sedang dalam tahap instalasi pipa BBM, diperkirakan dapat beroperasi pada 22 Mei.
"PLN juga telah menyiapkan mesin ketiga yang ditempatkan di Teluk Dalam dengan kapasitas sebesar 6 MW, diperkirakan akan beroperasi pada 29 Mei," tandasnya.
(ven)