Pemerintah Tetap Pede Ekonomi RI Tumbuh 5,3%
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Perekonomian optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia (RI) bisa mencapai target asumsi dasar makro APBN 2016 sebesar 5,3%. Padahal, Bank Indonesia (BI) telah merevisi prediksinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dalam rentang 5% hingga 5,4%.
Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasuition mengatakan, jika dilihat dari sisi moneter memang terjadi perlambatan pertumbuhan kredit. Sehingga, wajar jika BI merevisi targetnya sedikit ke bawah.
"Ya, begini. Kalau dilihat dari moneternya, keuangan misalnya, berapa sih pertumbuhan kredit ya agak lambat. Jadi diproyeksi sedikit ke bawah," ujarnya di Balai Kartini, Jakarta, Senin (23/5/2016).
Namun, lanjut mantan Gubernur BI ini, jika dilihat dari peningkatan di sektor riil justru mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Pasalnya, pemerintah hingga kini terus menggenjot pembangunan infrastruktur yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
"Pemerintah punya program untuk mendorong sektor riil. Ya industrinya, ya perikanan, ya pariwisatanya. Kalau dilihat dari arah situ 2017 tidak mesti di-adjust ke bawah," imbuhnya.
Atas dasar hal tersebut, kata Darmin, pemerintah sejauh ini masih berani memasang target pertumbuhan ekonomi tetap berada di angka 5,3%. Meskipun, pada kuartal 1/2016 pertumbuhan ekonomi tak sanggup mencapai 5%.
"Kuartal I itu sebenarnya 5% bisa dicapai. Kenapa hanya 4,9%? Ya, karena panen bergeser. Karena El Nino panen bergeser ke April-Mei. Di kuartal 1 (investasi) juga startnya di bawah lihat deh seasonalnya. Nanti dia membaik di kuartal berikutnya," tandas Darmin.
Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasuition mengatakan, jika dilihat dari sisi moneter memang terjadi perlambatan pertumbuhan kredit. Sehingga, wajar jika BI merevisi targetnya sedikit ke bawah.
"Ya, begini. Kalau dilihat dari moneternya, keuangan misalnya, berapa sih pertumbuhan kredit ya agak lambat. Jadi diproyeksi sedikit ke bawah," ujarnya di Balai Kartini, Jakarta, Senin (23/5/2016).
Namun, lanjut mantan Gubernur BI ini, jika dilihat dari peningkatan di sektor riil justru mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Pasalnya, pemerintah hingga kini terus menggenjot pembangunan infrastruktur yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
"Pemerintah punya program untuk mendorong sektor riil. Ya industrinya, ya perikanan, ya pariwisatanya. Kalau dilihat dari arah situ 2017 tidak mesti di-adjust ke bawah," imbuhnya.
Atas dasar hal tersebut, kata Darmin, pemerintah sejauh ini masih berani memasang target pertumbuhan ekonomi tetap berada di angka 5,3%. Meskipun, pada kuartal 1/2016 pertumbuhan ekonomi tak sanggup mencapai 5%.
"Kuartal I itu sebenarnya 5% bisa dicapai. Kenapa hanya 4,9%? Ya, karena panen bergeser. Karena El Nino panen bergeser ke April-Mei. Di kuartal 1 (investasi) juga startnya di bawah lihat deh seasonalnya. Nanti dia membaik di kuartal berikutnya," tandas Darmin.
(dmd)