MNC Sky Catat Laba Bersih Rp121 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) mencatat perolehan laba bersih Rp121 miliar sepanjang kuartal I 2016. Capaian tersebut meningkat signifikan dibandingkan kuartal I 2015, dimana perseroan mengalami kerugian bersih sebesar Rp130 miliar.
Direktur Utama MNC Sky Vision, Rudianto Tanoesoedibjo mengatakan, pencapaian positif ini diraih dengan adanya penguatan kinerja fundamental perseroan. MNC Sky fokus untuk mendorong direct selling.
"Direct selling itu sangat tergantung pada frontliner, baik penjualan maupun services. Karena itu, kami konsisten, walau kompetitor mengendalikan pelayanan dari Jakarta, kami konsisten menghadirkan ke pelanggan, baik langsung atau tidak langsung," ujarnya di Jakarta, Senin (23/5/2016).
Rudi menjelaskan, bisnis televisi berbayar sangat erat kaitannya dengan pelayanan. Sehingga peningkatan pelayanan sangat dibutuhkan jika ingin memenangkan persaingan.
"Bisnis ini penting untuk cepat melayani pelanggan. Karena kalau ada kesalahan lalu dalam 3-4 hari tidak dilayani, kemungkinan besar akan berganti operator," katanya.
Selain itu, lanjut dia, perusahaan juga melakukan penghematan biaya atau efisiensi serta adanya penguatan nilai tukar rupiah. Selain itu menyortir channel yang ratingnya menurun.
"Kami lakukan sortir karena buat apa kalau pelanggan sudah beli paket tapi channel-nya tidak ditonton," pungkasnya.
Direktur Utama MNC Sky Vision, Rudianto Tanoesoedibjo mengatakan, pencapaian positif ini diraih dengan adanya penguatan kinerja fundamental perseroan. MNC Sky fokus untuk mendorong direct selling.
"Direct selling itu sangat tergantung pada frontliner, baik penjualan maupun services. Karena itu, kami konsisten, walau kompetitor mengendalikan pelayanan dari Jakarta, kami konsisten menghadirkan ke pelanggan, baik langsung atau tidak langsung," ujarnya di Jakarta, Senin (23/5/2016).
Rudi menjelaskan, bisnis televisi berbayar sangat erat kaitannya dengan pelayanan. Sehingga peningkatan pelayanan sangat dibutuhkan jika ingin memenangkan persaingan.
"Bisnis ini penting untuk cepat melayani pelanggan. Karena kalau ada kesalahan lalu dalam 3-4 hari tidak dilayani, kemungkinan besar akan berganti operator," katanya.
Selain itu, lanjut dia, perusahaan juga melakukan penghematan biaya atau efisiensi serta adanya penguatan nilai tukar rupiah. Selain itu menyortir channel yang ratingnya menurun.
"Kami lakukan sortir karena buat apa kalau pelanggan sudah beli paket tapi channel-nya tidak ditonton," pungkasnya.
(ven)