Pertamina Alirkan Jargas ke 3.997 SR di Aceh
A
A
A
JAKARTA - Kabar gembira bagi ibu rumah tangga di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kini, mereka bisa memasak melalui pipa-pipa jaringan gas yang disalurkan oleh PT Pertamina (Persero).
Adalah Lhokseumawe, kota pertama di Aceh yang dialiri gas melalui program Jaringan Gas Kota Pertamina. Melalui program ini, Pertamina memasang secara bertahap untuk 3.997 sambungan rumah tangga (SR).
Gas yang disalurkan ke kota bersejarah tersebut berasal dari sumur Pertamina Hulu Energi (PHE) NSO NSB dengan alokasi gas 0.5 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day).
"Wilayah Lhokseumawe yang akan dialiri gas kota meliputi Desa Balang Naleung Mameh, Batuphat Barat, Batuphat Timur, Blang Panyang, Blang Pulo, Meuriah Paloh, dan Padang Sakti," kata Presiden Direktur PT Pertagas Niaga, Linda Sunarti dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Jaringan gas kota Lhokseumawe, katanya, dibangun Pertamina berdasarkan penugasan Ditjen Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan menggunakan APBN Tahun Anggaran 2014. Melalui Kepmen ESDM No. 2042 K/10/MEM/2015, Kementerian ESDM menugaskan Pertamina untuk mengelola jaringan gas kota di Lhokseumawe serta membangun jaringan gas kota di Lhoksukon dan Pekanbaru.
Selanjutnya, Pertamina menujuk afiliasinya, PT Pertagas Niaga untuk mengelola bisnis jaringan gas kota di wilayah tersebut.
“Tahun 2016 adalah tahunnya jaringan gas kota untuk PT Pertagas Niaga. Dengan mengalirnya gas kota untuk Lhokseumawe, Pertamina membuktikan komitmennya menyuplai energi bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Aceh. Hal ini dilakukan agar masyarakat Aceh bisa menikmati sumber daya alamnya, khususnya gas yang ada bumi Aceh,” katanya.
Agar pengelolaan lebih optimal, PT Pertagas Niaga menggandeng BUMD PD Pembangunan Lhokseumawe. Dengan pengelolaan yang lebih optimal ini, diharapkan pelayanan kepada masyarakat akan lebih baik.
Lhokseumawe bukan yang pertama. Sebelumnya, pada kuartal awal 2016, Pertamina melakukan pengaliran gas kota di beberapa tempat. Di antaranya Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara dan Kabupaten Bekasi. Periode 2014-2015, Pertamina mengelola jaringan gas kota di Kota Sengkang, Kota Prabumulih, Kota Jambi, dan Kabupaten Sidoarjo.
“Dalam waktu dekat, kami akan mengoperasikan Lhoksukon, Ogan Ilir, Subang dan Sidoarjo tahap kedua. Targetnya pertengahan tahun ini,“ tambah Linda.
Selain mengelola jaringan gas kota, Kementerian ESDM juga menugaskan Pertamina membangun jaringan gas kota di Kota Balikpapan, Pekanbaru dan Provinsi Banten. Terkait hal itu, lanjut Linda, saat ini Pertamina tengah melakukan pengembangan jaringan gas kota dengan biaya dari investasi Pertamina di Kota Jambi dan Prabumulih.
“Jika seluruh jaringan ini beroperasi, maka total terdapat 98.614 SRyang akan menikmati gas kota Pertamina di tahun 2017,” lanjut Linda.
Untuk tahun ini, proyek Jaringan Gas Bumi terbesar di Indonesia dengan 32.000 SR. Pembangunannya dimulai di Prabumulih, Sumatera Selatan. Ground breaking proyek tersebut dilakukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, di Prabumulih pada 21 Maret 2016 lalu.
Proyek ini adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah guna mengoptimalkan penggunaan gas bumi sebagai bentuk diversifikasi energi. Keseluruhan proyek tersebut didanai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dengan total nilai proyek Rp543,8 miliar.
Kementerian ESDM menunjuk Pertamina untuk membangun serta mengelola jaringan gas kota dan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang ditargetkan selesai pada akhir Desember 2016. Dan Prabumulih menjadi kota dengan jumlah sambungan terbanyak di Indonesia.
Adalah Lhokseumawe, kota pertama di Aceh yang dialiri gas melalui program Jaringan Gas Kota Pertamina. Melalui program ini, Pertamina memasang secara bertahap untuk 3.997 sambungan rumah tangga (SR).
Gas yang disalurkan ke kota bersejarah tersebut berasal dari sumur Pertamina Hulu Energi (PHE) NSO NSB dengan alokasi gas 0.5 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day).
"Wilayah Lhokseumawe yang akan dialiri gas kota meliputi Desa Balang Naleung Mameh, Batuphat Barat, Batuphat Timur, Blang Panyang, Blang Pulo, Meuriah Paloh, dan Padang Sakti," kata Presiden Direktur PT Pertagas Niaga, Linda Sunarti dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Jaringan gas kota Lhokseumawe, katanya, dibangun Pertamina berdasarkan penugasan Ditjen Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan menggunakan APBN Tahun Anggaran 2014. Melalui Kepmen ESDM No. 2042 K/10/MEM/2015, Kementerian ESDM menugaskan Pertamina untuk mengelola jaringan gas kota di Lhokseumawe serta membangun jaringan gas kota di Lhoksukon dan Pekanbaru.
Selanjutnya, Pertamina menujuk afiliasinya, PT Pertagas Niaga untuk mengelola bisnis jaringan gas kota di wilayah tersebut.
“Tahun 2016 adalah tahunnya jaringan gas kota untuk PT Pertagas Niaga. Dengan mengalirnya gas kota untuk Lhokseumawe, Pertamina membuktikan komitmennya menyuplai energi bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Aceh. Hal ini dilakukan agar masyarakat Aceh bisa menikmati sumber daya alamnya, khususnya gas yang ada bumi Aceh,” katanya.
Agar pengelolaan lebih optimal, PT Pertagas Niaga menggandeng BUMD PD Pembangunan Lhokseumawe. Dengan pengelolaan yang lebih optimal ini, diharapkan pelayanan kepada masyarakat akan lebih baik.
Lhokseumawe bukan yang pertama. Sebelumnya, pada kuartal awal 2016, Pertamina melakukan pengaliran gas kota di beberapa tempat. Di antaranya Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara dan Kabupaten Bekasi. Periode 2014-2015, Pertamina mengelola jaringan gas kota di Kota Sengkang, Kota Prabumulih, Kota Jambi, dan Kabupaten Sidoarjo.
“Dalam waktu dekat, kami akan mengoperasikan Lhoksukon, Ogan Ilir, Subang dan Sidoarjo tahap kedua. Targetnya pertengahan tahun ini,“ tambah Linda.
Selain mengelola jaringan gas kota, Kementerian ESDM juga menugaskan Pertamina membangun jaringan gas kota di Kota Balikpapan, Pekanbaru dan Provinsi Banten. Terkait hal itu, lanjut Linda, saat ini Pertamina tengah melakukan pengembangan jaringan gas kota dengan biaya dari investasi Pertamina di Kota Jambi dan Prabumulih.
“Jika seluruh jaringan ini beroperasi, maka total terdapat 98.614 SRyang akan menikmati gas kota Pertamina di tahun 2017,” lanjut Linda.
Untuk tahun ini, proyek Jaringan Gas Bumi terbesar di Indonesia dengan 32.000 SR. Pembangunannya dimulai di Prabumulih, Sumatera Selatan. Ground breaking proyek tersebut dilakukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, di Prabumulih pada 21 Maret 2016 lalu.
Proyek ini adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah guna mengoptimalkan penggunaan gas bumi sebagai bentuk diversifikasi energi. Keseluruhan proyek tersebut didanai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dengan total nilai proyek Rp543,8 miliar.
Kementerian ESDM menunjuk Pertamina untuk membangun serta mengelola jaringan gas kota dan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang ditargetkan selesai pada akhir Desember 2016. Dan Prabumulih menjadi kota dengan jumlah sambungan terbanyak di Indonesia.
(ven)