Pertamina Targetkan 131 SPBU Menjual Dexlite hingga Akhir Tahun
A
A
A
SEMARANG - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru Dexlite mulai dipasarkan di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. BBM yang memiliki kualitas di atas solar bersubsidi dan lebih ramah lingkungan ini dijual seharga Rp6.650 per liter.
General Manager PT Pertamina MOR IV, Kusnendar mengatakan, pihaknya mentargetkan setidaknya 131 SPBU di wilayah Jateng dan Yogyakarta sudah bisa menjualan Dexlite sampai akhir tahun 2016 ini.
“Untuk hari ini baru lima SPBU, yaitu di Semarang, Brebes, Kedu, Banyumas, dan Cilacap. Bulan depan akan ada 15 lagi dan akan terus bertambah, khususnya wilayah-wilayah potensial seperti Pantura,” katanya, disela-sela penjualan perdana Dexlite di SPBU 4450210 Ketileng Semarang, Kamis (26/5/2016).
Dia mengatakan, pihaknya belum menargetkan berapa besar penjualan untuk produk baru tersebut. Karena saat ini masih fokus memperbanyak jumlah SPBU yang menjual Dexlite.
Untuk SPBU yang bisa menjual Dexlite, sambung Kusnendar, adalah SPBU yang memiliki fasilitas yang memadai. “Sekarang ini fokus memperbanyak SPBU yang menjual dulu. Kalau untuk konsumsi kan tergantung pasar, hari ini bisa satu kiloliter besok bisa lebih,” ucapnya.
Untuk segmentasi dari Dexlite adalah kendaraan-kendaraan bermesin diesel. Harapanya kendaraan-kendaraan kelas menengah yang selama ini mengkonsumsi solar bersubsidi bisa beralih ke Dexlite.
“Dexlite seperti halnya pertalite, merupakan salah satu alternatif untuk kendaraan namun khusus yang bermesin diesel. Kualitas dexlite sendiri di atas solar namun masih di bawah pertamina dex,” katanya.
Dia menjelaskan, Dexlite memiliki kandung Catene Number (CN) sebesar 51, sementara Solar 48 dan untuk Pertamina Dex mengandung CN 53. Dexlite juga mengandung sulfur maksimal 1.200 ppm (part per million) sehingga ramah lingkungan.
Selisih harga dengan solar bersubdisi tidak terpaut banyak, sehingga harapannya pengguna solar bisa beralih.
Ketua Hiswana Migas Kota Semarang Muhammad Yanuar menyatakan, saat ini masyarakat sudah lebih bijak dalam memilih BBM. Kesadaran masyarakat untuk memilih BBM non subdisi sudah semakin tinggi.
”Sejak adanya Pertalite, konsumsi BBM non subsidi meningkat. Harapannya dengan adanya Dexlite, pengguna kendaraan yang sebelumnya menggunakan solar subsidi bisa beralih,” katanya.
Dia mengakui adanya produk baru tersebut, pengusaha SPBU yang hendak menjual Dexlite harus menambah investasinya, karena harus menambah tangki penampungan dan juga dispenser. ”Investasinya paling tidak Rp500 jutaan,” imbuhnya.
General Manager PT Pertamina MOR IV, Kusnendar mengatakan, pihaknya mentargetkan setidaknya 131 SPBU di wilayah Jateng dan Yogyakarta sudah bisa menjualan Dexlite sampai akhir tahun 2016 ini.
“Untuk hari ini baru lima SPBU, yaitu di Semarang, Brebes, Kedu, Banyumas, dan Cilacap. Bulan depan akan ada 15 lagi dan akan terus bertambah, khususnya wilayah-wilayah potensial seperti Pantura,” katanya, disela-sela penjualan perdana Dexlite di SPBU 4450210 Ketileng Semarang, Kamis (26/5/2016).
Dia mengatakan, pihaknya belum menargetkan berapa besar penjualan untuk produk baru tersebut. Karena saat ini masih fokus memperbanyak jumlah SPBU yang menjual Dexlite.
Untuk SPBU yang bisa menjual Dexlite, sambung Kusnendar, adalah SPBU yang memiliki fasilitas yang memadai. “Sekarang ini fokus memperbanyak SPBU yang menjual dulu. Kalau untuk konsumsi kan tergantung pasar, hari ini bisa satu kiloliter besok bisa lebih,” ucapnya.
Untuk segmentasi dari Dexlite adalah kendaraan-kendaraan bermesin diesel. Harapanya kendaraan-kendaraan kelas menengah yang selama ini mengkonsumsi solar bersubsidi bisa beralih ke Dexlite.
“Dexlite seperti halnya pertalite, merupakan salah satu alternatif untuk kendaraan namun khusus yang bermesin diesel. Kualitas dexlite sendiri di atas solar namun masih di bawah pertamina dex,” katanya.
Dia menjelaskan, Dexlite memiliki kandung Catene Number (CN) sebesar 51, sementara Solar 48 dan untuk Pertamina Dex mengandung CN 53. Dexlite juga mengandung sulfur maksimal 1.200 ppm (part per million) sehingga ramah lingkungan.
Selisih harga dengan solar bersubdisi tidak terpaut banyak, sehingga harapannya pengguna solar bisa beralih.
Ketua Hiswana Migas Kota Semarang Muhammad Yanuar menyatakan, saat ini masyarakat sudah lebih bijak dalam memilih BBM. Kesadaran masyarakat untuk memilih BBM non subdisi sudah semakin tinggi.
”Sejak adanya Pertalite, konsumsi BBM non subsidi meningkat. Harapannya dengan adanya Dexlite, pengguna kendaraan yang sebelumnya menggunakan solar subsidi bisa beralih,” katanya.
Dia mengakui adanya produk baru tersebut, pengusaha SPBU yang hendak menjual Dexlite harus menambah investasinya, karena harus menambah tangki penampungan dan juga dispenser. ”Investasinya paling tidak Rp500 jutaan,” imbuhnya.
(ven)