Alfamart Latih Pedagang Kelontong Manajemen Toko
A
A
A
SEMARANG - Sebanyak 30 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) khusus pedagang warung di wilayah Semarang mengikuti Pelatihan Manajemen Ritel yang digelar Alfamart.
Pelatihan ini untuk memberi pengetahuan kepada pedagang toko tentang manajemen keuangan, display barang dan pengemasan yang baik, guna meningkatkan penjualan.
Agung Sunarto, Member Relation Manager Alfamart Semarang mengatakan, selama ini toko-toko kecil atau toko kelontong memiliki banyak kekurangan. Diantaranya masalah manajemen keuangan. Selama ini, pedagang toko kecil belum memahami manajemen keuangan yang baik.
Permasalahan lain adalah display barang dan pengemasan yang kurang baik. Pedagang toko masih kurang memperhatikan tata letak barang yang di display.
“Misalnya, bahan makanan dicampur dengan produk yang bukan bahan makanan seperti sabun, deterjen dan lainnya. Secara estetika yang seperti ini kurang pas. Harusnya bahan makanan ditempatkan bersama dengan bahan makanan,” ujarnya, Jumat (27/5/2016).
Dia mengakui, industri ritel di Indonesia berkembang pesat dan dinamis. Hal ini menuntut pelaku usaha untuk terus berbenah menjawab tuntutan pasar.
Konsumen semakin cerdas. Mereka bukan lagi sekelompok orang yang pasif sebagai end-user, tapi mereka punya kemampuan untuk menyeleksi jenis, kualitas hingga harga barang. Karena itu termasuk para pedagang warung dituntut jeli dan kreatif untuk menjawab tantangan kondisi tersebut.
Humas Alfamart Semarang, Eko Mudjianto menambahkan, pihaknya berikhtiar memberdayakan pelaku UMKM serta pedagang tradisional melalui program Outlet Binaan Alfamart (OBA) dengan sistem keanggotaan.
Dengan menjadi anggota OBA berbagai kemudahan akan di dapatkan pemilik toko, seperti penyediaan pasokan barang berkualitas, serta dapat memesan barang ke Alfamart dengan harga spesial yang disubsidi oleh perusahaan.
”Pedagang juga diajak mengikuti pelatihan manajemen ritel modern, terkait teknik menata barang, pengetahuan produk, cash flow, hingga melayani konsumen dengan baik,” tambahnya.
Dia mengatakan, saat ini sudah lebih dari 500 UMKM dan pedagang tradisonal di Kota Semarang yang mengikuti program OBA.
Pelatihan ini untuk memberi pengetahuan kepada pedagang toko tentang manajemen keuangan, display barang dan pengemasan yang baik, guna meningkatkan penjualan.
Agung Sunarto, Member Relation Manager Alfamart Semarang mengatakan, selama ini toko-toko kecil atau toko kelontong memiliki banyak kekurangan. Diantaranya masalah manajemen keuangan. Selama ini, pedagang toko kecil belum memahami manajemen keuangan yang baik.
Permasalahan lain adalah display barang dan pengemasan yang kurang baik. Pedagang toko masih kurang memperhatikan tata letak barang yang di display.
“Misalnya, bahan makanan dicampur dengan produk yang bukan bahan makanan seperti sabun, deterjen dan lainnya. Secara estetika yang seperti ini kurang pas. Harusnya bahan makanan ditempatkan bersama dengan bahan makanan,” ujarnya, Jumat (27/5/2016).
Dia mengakui, industri ritel di Indonesia berkembang pesat dan dinamis. Hal ini menuntut pelaku usaha untuk terus berbenah menjawab tuntutan pasar.
Konsumen semakin cerdas. Mereka bukan lagi sekelompok orang yang pasif sebagai end-user, tapi mereka punya kemampuan untuk menyeleksi jenis, kualitas hingga harga barang. Karena itu termasuk para pedagang warung dituntut jeli dan kreatif untuk menjawab tantangan kondisi tersebut.
Humas Alfamart Semarang, Eko Mudjianto menambahkan, pihaknya berikhtiar memberdayakan pelaku UMKM serta pedagang tradisional melalui program Outlet Binaan Alfamart (OBA) dengan sistem keanggotaan.
Dengan menjadi anggota OBA berbagai kemudahan akan di dapatkan pemilik toko, seperti penyediaan pasokan barang berkualitas, serta dapat memesan barang ke Alfamart dengan harga spesial yang disubsidi oleh perusahaan.
”Pedagang juga diajak mengikuti pelatihan manajemen ritel modern, terkait teknik menata barang, pengetahuan produk, cash flow, hingga melayani konsumen dengan baik,” tambahnya.
Dia mengatakan, saat ini sudah lebih dari 500 UMKM dan pedagang tradisonal di Kota Semarang yang mengikuti program OBA.
(ven)