Tarif Listrik Lemahkan Daya Saing Industri Tekstil

Jum'at, 03 Juni 2016 - 22:23 WIB
Tarif Listrik Lemahkan Daya Saing Industri Tekstil
Tarif Listrik Lemahkan Daya Saing Industri Tekstil
A A A
JAKARTA - Tarif listrik golongan industri dinilai membebani kalangan industri dan berpotensi mematikan daya saing industri dalam menghadapai persaingan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat menyebutkan, dibandingkan Vietnam sebagai kompetitor utama industri garmen, tarif listrik di Indonesia dua kali lipatnya. ‘’Di Vietnam tarif listrik hanya 6 sen dolar AS per kWh, sementara di kita 12 sen dolar AS,’’ tegasnya di Jakarta Jumat (3/6/2016).

Karena itu, Vietnam memiliki daya saing tinggi, selain akses pasar ke Eropa dan Amerika Serikat (AS). ‘’Harga listrik Vietnam lebih kompetitif. Pemerintah sudah saatnya memberikan energy refund untuk industri berbasis ekspor di Tanah Air,’’paparnya.

(Baca: Tarif Listrik Mulai Hari Ini Kembali Naik)

Dia menyebutkan, asosiasi akan membicarakan masalah tersebut dengan Kementerian Keuangan. ‘’Jika Kementerian Keuangan sudah menyetujui mekanisme energy refund-nya baru kami akan berbicara masalah teknisnya dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,’’sebut Ade.

Dalam struktur biaya industri, kata Ade, komponen listrik menyumbang 25% di industri hulu. Sementara pemintalan dan pertenunan 18%, garmen 3%. ‘’Di Bangladesh saja tarif hanya 6 sen dolar AS. Sementara China meski tarif 12 sen dolar AS, namun ada diskon 50% bagi industri sejak pukul 10 malam hingga 6 pagi,’’ungkap Ade.

API juga meminta pemerintah serius memperhatikan sentra industri garmen di Cianjur Jawa Barat. ‘’Sebab aliran listrik sering padam. Bisa dibayangkan berapa besar kerugian yang harus ditanggung industri,’’ungkapnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7027 seconds (0.1#10.140)