Peluncuran Satelit BRI Jadikan RI Tak Tergantung Asing
A
A
A
JAKARTA - Peluncuran satelit BRI, BRIsat lahir dari sebuah ide besar, bagaimana Indonesia bisa memiliki sarana komunikasi yang mandiri sehingga tidak tergantung terhadap asing. Sebab itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) mencari putra-putri terbaik hingga ke luar negeri sebagai tenaga yang akan mengoperasikan satelit ini.
Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengemukakan, SDM yang mengoperasikan satelit merupakan lulusan S2 dan S3. Ada juga yang dilatih oleh perusahan pembuat roket ternama Space System Loral (SSL).
"Mereka rata-rata belajar di luar negeri, Amerika, Eropa, rata-rata master dan ada yang sudah doktor di bidang teknologi dari yang 53 orang operasikan satelit. Selain kualifikasi master, engineering dididik SSL 15 bulan magang di sana untuk operasikan satelit ini," ujarnya di Jakarta.
Asmawi menjelaskan, puluhan teknisi anak bangsa tersebut ikut terlibat mulai dari proses merancang hingga peluncuran satelit. "Kemudian ini proses selanjutnya satelit akan in orbit saat kita luncurkan tanggal 8 (waktu Guyana) cari orbit 150,50 BT selama 15-20 hari memasuki yang kita sebut dengan geo stationer. Misi ini yang kita upayakan bisa duduk di stasiun itu," terangnya.
Dia mengemukakan, satelit akan resmi beroperasi 50 hari setelah peluncuran. Saat itu, SSL selaku pembuat akan menyerahkan ke BRI.
"Kira2 H+50, pada Agustus satelit resmi digunakan. Diserahkan SSL ke tim BRIsat. Kita ingin berikan pelayanan sama cepat, akurat baik di kota dan desa," tegasnya.
Sementara itu, EVP IT Strategy and Satellite BRI, Hexana Tri Sasongko mengatakan, struktur tim untuk BRISat direkrut dari profesional dan dibantu perusahaan Telesat dari Kanada sebagai pemberi second opinion. Tidak hanya itu BRI juga mempersiapkan SDM di masa depan dengan memberikan pendidikan kepada 19 engineer senior untuk keberlangsungan operasional.
“Semua SDM ialah WNI direkrut dari hasil pencarian di luar negeri. Jangka panjangnya kami didik 19 engineer senior, tiga tenaga tetap, untuk konsultan ada lima," ujarnya.
“Ini program ambisius oleh BRI supaya tidak tergantung asing. Sebagai project manager saya minta kewenangan luas sehingga keputusan cepat diambil. Pihak luar juga mengatakan ini temasuk proyek satelit menengah yang lancar dan sesuai jadwal," tandasnya.
Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengemukakan, SDM yang mengoperasikan satelit merupakan lulusan S2 dan S3. Ada juga yang dilatih oleh perusahan pembuat roket ternama Space System Loral (SSL).
"Mereka rata-rata belajar di luar negeri, Amerika, Eropa, rata-rata master dan ada yang sudah doktor di bidang teknologi dari yang 53 orang operasikan satelit. Selain kualifikasi master, engineering dididik SSL 15 bulan magang di sana untuk operasikan satelit ini," ujarnya di Jakarta.
Asmawi menjelaskan, puluhan teknisi anak bangsa tersebut ikut terlibat mulai dari proses merancang hingga peluncuran satelit. "Kemudian ini proses selanjutnya satelit akan in orbit saat kita luncurkan tanggal 8 (waktu Guyana) cari orbit 150,50 BT selama 15-20 hari memasuki yang kita sebut dengan geo stationer. Misi ini yang kita upayakan bisa duduk di stasiun itu," terangnya.
Dia mengemukakan, satelit akan resmi beroperasi 50 hari setelah peluncuran. Saat itu, SSL selaku pembuat akan menyerahkan ke BRI.
"Kira2 H+50, pada Agustus satelit resmi digunakan. Diserahkan SSL ke tim BRIsat. Kita ingin berikan pelayanan sama cepat, akurat baik di kota dan desa," tegasnya.
Sementara itu, EVP IT Strategy and Satellite BRI, Hexana Tri Sasongko mengatakan, struktur tim untuk BRISat direkrut dari profesional dan dibantu perusahaan Telesat dari Kanada sebagai pemberi second opinion. Tidak hanya itu BRI juga mempersiapkan SDM di masa depan dengan memberikan pendidikan kepada 19 engineer senior untuk keberlangsungan operasional.
“Semua SDM ialah WNI direkrut dari hasil pencarian di luar negeri. Jangka panjangnya kami didik 19 engineer senior, tiga tenaga tetap, untuk konsultan ada lima," ujarnya.
“Ini program ambisius oleh BRI supaya tidak tergantung asing. Sebagai project manager saya minta kewenangan luas sehingga keputusan cepat diambil. Pihak luar juga mengatakan ini temasuk proyek satelit menengah yang lancar dan sesuai jadwal," tandasnya.
(dmd)