Harga Bawang Meroket, DPR Sebut Ulah Mafia
A
A
A
JAKARTA - Meroketnya harga bawang dalam beberapa pekan terakhir menurut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) disinyalir merupakan ulah para mafia. Hal ini dinyatakan oleh Ketua DPR Ade Komarudin dan Wakil Ketua DPR Agus Hermanto saat melakukan operasi pasar ke Pasar Cibitung, Bekasi.
"Kalau harga bawang tinggi berarti ada permainan," kata Ade Komarudin, saat melakukan interaksi langsung bersama pedagang Bawang Merah, dipasar Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Senin (6/6/2016).
(Baca Juga: Pemerintah Target Turunkan Harga Bawang Jadi Rp25.000/Kg)
Hal senada juga diutarakan oleh Agus Hermanto yang menurutnya harus dilakukan penelusuran untuk mengusut mafia barang-barang pokok yang terdapat dipasar. "Kalau harga naik harus diusut," jelasnya.
"Kalau harga naik, berarti ada mafia. Bawang merah tidak boleh impor untuk membuat harga kembali normal dan tidak boleh terpengaruh karena puasa. Saat ini sudah makin turun, sekarang Rp23ribu, panen makin banyak, bawang merah clear," jelas Agus.
Seperti diketahui sebelumnya harga bawang merah di pasaran sempat mencapai R 45.000/kg. Dia menerangkan yang paling penting adalah tidak melakukan impor, lantaran bawang merah merupakan salah satu kebutuhan sehari-hari untuk dikonsumsi.
"Bawang merah perlu perhatian dan yang perlu diingat, bawang merah sudah tidak ada impor dan memang tidak boleh. Kemarin kan supply kurang dan melambung tinggi. Sekarang Insya Allah sampai lebaran stock penuh. Kalau tidak murah, kita akan telaah, lebih lanjut," tandasnya.
"Kalau harga bawang tinggi berarti ada permainan," kata Ade Komarudin, saat melakukan interaksi langsung bersama pedagang Bawang Merah, dipasar Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Senin (6/6/2016).
(Baca Juga: Pemerintah Target Turunkan Harga Bawang Jadi Rp25.000/Kg)
Hal senada juga diutarakan oleh Agus Hermanto yang menurutnya harus dilakukan penelusuran untuk mengusut mafia barang-barang pokok yang terdapat dipasar. "Kalau harga naik harus diusut," jelasnya.
"Kalau harga naik, berarti ada mafia. Bawang merah tidak boleh impor untuk membuat harga kembali normal dan tidak boleh terpengaruh karena puasa. Saat ini sudah makin turun, sekarang Rp23ribu, panen makin banyak, bawang merah clear," jelas Agus.
Seperti diketahui sebelumnya harga bawang merah di pasaran sempat mencapai R 45.000/kg. Dia menerangkan yang paling penting adalah tidak melakukan impor, lantaran bawang merah merupakan salah satu kebutuhan sehari-hari untuk dikonsumsi.
"Bawang merah perlu perhatian dan yang perlu diingat, bawang merah sudah tidak ada impor dan memang tidak boleh. Kemarin kan supply kurang dan melambung tinggi. Sekarang Insya Allah sampai lebaran stock penuh. Kalau tidak murah, kita akan telaah, lebih lanjut," tandasnya.
(akr)