Presiden Iran Dilaporkan Tewas, Ini Dampaknya bagi Ekonomi Dunia

Senin, 20 Mei 2024 - 13:27 WIB
loading...
Presiden Iran Dilaporkan...
Presiden Iran Ebrahim Raisi dilaporkan tewas dalam insiden kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5/2024). FOTO/AP
A A A
JAKARTA - Kabar soal Presiden Iran meninggal dunia menggemparkan dunia. Para pengamat mulai berhitung mengenai berbagai kemungkinan yang terjadi ke depannya, termasuk dampak terhadap ekonomi Iran dan global. Sebelumnya, Presiden Iran Ebrahim Raisi dilaporkan tewas dalam insiden kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5/2024). Menurut kabar yang beredar, helikopter yang juga mengangkut sejumlah pejabat senior itu jatuh di provinsi Azerbaijan Timur, utara Iran.

Kabar meninggalnya Ebrahim Raisi telah memunculkan beragam spekulasi tentang masa depan Iran, termasuk di sektor ekonominya. Berikut ini beberapa kemungkinan efek yang bakal terjadi setelahnya.

Dampak Presiden Iran Meninggal bagi Ekonomi Dunia:

1. Kenaikan Harga Minyak

Pada awal pekan ini, harga minyak di perdagangan Asia mengalami kenaikan di tengah ketidakpastian nasib Presiden Iran Ebrahim Raisi. Sebagaimana diketahui, Iran juga dikenal sebagai salah satu negara penghasil minyak. Mengutip EconomicTimes, minyak mentah berjangka Brent naik 26 sen atau 0,3 persen menjadi USD84,24 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI AS) naik 15 sen atau 0,2 persen menjadi USD80,21 per barel.



Setelah menguat sepanjang pekan, kenaikan harga minyak dunia di awal pekan ini dipicu informasi tentang kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi. Sebelum ini, Brent dan WTI AS naik karena membaiknya indikator ekonomi Amerika Serikat dan China yang menjadi konsumen minyak terbesar di dunia.

2. Kondisi Ekonomi

Ebrahim Raisi naik sebagai Presiden Iran pada 2021. Pengaruh kepemimpinannya terhadap kebijakan dalam negeri selama masa kepresidenan telah dirasakan secara lebih mendalam. Namun, selama pemerintahannya, Iran mengalami kemerosotan ekonomi yang parah. Mengutip NewYorkTimes, kondisi ini tak bisa dilepaskan dari faktor sanksi internasional dan tingginya angka pengangguran.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1391 seconds (0.1#10.140)