Harga Apartemen Pinggir Kota Masih Murah

Selasa, 07 Juni 2016 - 06:01 WIB
Harga Apartemen Pinggir Kota Masih Murah
Harga Apartemen Pinggir Kota Masih Murah
A A A
Apartemen di pinggiran kota kini menjadi salah satu alternatif pilihan hunian maupun investasi. Selain praktis, lokasi stategis dengan harga terjangkau menjadi salah satu pertimbangan calon pembeli.

Direktur Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Panangian Simanungkalit mengatakan, apartemen dengan harga terjangkau masih terdapat di sejumlah lokasi pinggiran Jakarta. Mengacu harga hunian di Ibukota yang saat ini sudah meningkat.

“Masih ada beberapa lokasi hunian yang dicari misalnya di Depok, Tangerang Selatan. Harganya lebih terjangkau dibandingkan dengan di Jakarta,” ujarnya, Senin (6/6/2016).

Apartemen selain bisa dihuni juga bisa dijadikan sarana investasi. Nilai sewa hunian vertikal terus mengalami peningkatan. Prospek hunian vertikal salah satunya memang untuk investasi jangka panjang misalnya disewakan. “Selain tempat tinggal bisa juga nanti fungsi lain disewakan. Ini untuk prospek investasi,” kata Panangian.

Pengembang PT Graha Tunas Selaras (GTS) misalnya, mengembangkan kawasan hunian vertikal di dalam superblock seluas 60 hektare Podomoro Gold View (PGV) di Cimanggis Depok. Melalui riset yang mendalam terhadap kebutuhan tempat tinggal terjangkau, rencana pengembangan PGV mencakup 25 Tower dengan sekitar 37 ribu unit apartemen.

“Tidak banyak developer yang berpartisipasi dalam program pemerintah untuk menghadirkan rumah murah bagi masyarakat. Namun, melalui GTS kami aktif mewujudkannya dengan mengembangkan PGV Cimanggis. Kami mengharapkan semakin banyak masyarakat yang tinggal di tempat berkualitas dan lengkap fasilitasnya dengan harga terjangkau,” kata Vice President Corporate Marketing APLN, Indra Widjaja Antono.

Pemerintah mempunyai program membangun satu juta rumah untuk mengatasi kebutuhan 15 juta rumah bagi masyarakat menengah ke bawah. Melalui organisasi Real Estat Indonesia (REI), pemerintah mengimbau developer untuk turut mendukung program ini. Lokasi Cimanggis dipilih karena merupakan kawasan yang menjanjikan baik untuk tempat tinggal maupun investasi.

Pembangunan PGV diharapkan mampu membantu masyarakat berpenghasilan rendah. Juga berdampak positif terhadap masyarakat sekitar Cimanggis serta Cibubur dalam mengurai kemacetan. “Pengaruh lainnya dengan harga tanah di sekitar menjadi meningkat, lingkungan ekonomi sekitarnya juga menjadi lebih hidup. Target kami memang menyediakan hunian bagi kalangan menengah ke bawah,” tambah Indra.

Ass Vice President Strategic Marketing Residential APLN, Agung Wirajaya menambahkan, bahwa lokasi PGV terletak di pintu keluar Tol Jagorawi exit Cimanggis, bahkan akan mempunyai Stasiun Light Rail Transit (LRT) sendiri. Penghuni PGV nantinya dapat dengan mudah menjangkau kawasan perkantoran Jakarta karena terintegrasi dengan sarana transportasi massal lain MRT dan Commuter Line.

Di sisi lain, untuk mendukung kalangan menengah-bawah memiliki hunian, Indonesia Property Watch mendesak kepada pemerintah untuk mengubah kebijakan mengenai besaran uang muka dan besaran bunga KPR dan KPA. Besaran uang muka yang masih harus disiapkan saat ini oleh konsumen sebesar 20%-30% karena aturan LTV yang ada. "Kami mengusulkan besaran uang muka sampai 0%," ujar Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda.

Usulan ini bukan tanpa alasan, mengingat bahwa saat ini yang menjadi permasalahan konsumen dalam membeli rumah adalah uang muka dan besaran cicilan. Selain itu, karakteristik pasar perumahan berbeda dengan kendaraan bermotor karena secara jaminan lebih aman dan tidak bisa berpindah-pindah. Selain uang muka, besarnya cicilan akan memberikan masalah lain, menyusul suku bunga KPR yang belum juga turun meski BI Rate berada di level 6,75%.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8123 seconds (0.1#10.140)