Operasi Pasar di Daerah Ini Malah Melejitkan Harga
A
A
A
JOMBANG - Meski sudah dua pekan di gelontor operasi pasar, namun harga sejumlah bahan pokok di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, bukannya turun tetapi malah semakin melejit. Kenaikan harga membuat para pedagang di pasar-pasar tradisional resah.
Operasi pasar yang gencar dilakukan petugas dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemprov Jatim, sejak dua pekan lalu ternyata tak mampu membuat harga sejumlah bahan pokok turun.
Seperti gula misalnya, yang dulu naik dari Rp12.000 menjadi Rp14.000 per kilogram, kini justru makin melejit mencapai Rp16.000 hingga Rp17.000 per kilogramnya. Padahal operasi pasar sudah dilakukan setiap hari di depan pasar-pasar tradisonal.
Hal serupa juga terjadi pada beras kualitas medium yang sebelumnya hanya Rp7.800 per kg, kini naik menjadi Rp8.500 rupiah per kg. Telur ayam yang sebelumnya Rp17.000 naik menjadi Rp22.000 per kg.
(Baca: Operasi Pasar Tak Mempan Tekan Harga Gula Pasir)
Minarti, seorang warga Jombang mengaku tingginya harga kebutuhan pokok membuatnya gerah sehingga membeli jarang berbelanja. Adapun para pedagang menyebut kenaikan harga sembako tidak saja menggerahkan warga juga meresahkan pedagang tradisional.
Ilmi, seorang pedagang mengatakan setiap hari mereka tidak berani menyediakan stok dagangan terlalu banyak karena khawatir fluktuaktifnya harga bahan pokok. “Waduh mas, kami juga jualan jadi resah. Makanya kami sediakan stok dagangan tidak terlalu banyak. Takut jarang yang beli dan kalau nyetok banyak tiba-tiba harga turun, kami rugi,” ujarnya, Rabu (8/6/2016).
Minarti mengatakan tidak berhasilnya operasi pasar yang telah dilakukan pemerintah sejak dua pekan ini, karena stok yang disediakan dalam operasi pasar sangat minim sehingga tidak mampu menggoyang harga sembako di pasaran.
“Pemerintah harus lebih serius menggelar operasi pasar agar harga-harga sembako dapat segera turun,” harapnya.
Operasi pasar yang gencar dilakukan petugas dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemprov Jatim, sejak dua pekan lalu ternyata tak mampu membuat harga sejumlah bahan pokok turun.
Seperti gula misalnya, yang dulu naik dari Rp12.000 menjadi Rp14.000 per kilogram, kini justru makin melejit mencapai Rp16.000 hingga Rp17.000 per kilogramnya. Padahal operasi pasar sudah dilakukan setiap hari di depan pasar-pasar tradisonal.
Hal serupa juga terjadi pada beras kualitas medium yang sebelumnya hanya Rp7.800 per kg, kini naik menjadi Rp8.500 rupiah per kg. Telur ayam yang sebelumnya Rp17.000 naik menjadi Rp22.000 per kg.
(Baca: Operasi Pasar Tak Mempan Tekan Harga Gula Pasir)
Minarti, seorang warga Jombang mengaku tingginya harga kebutuhan pokok membuatnya gerah sehingga membeli jarang berbelanja. Adapun para pedagang menyebut kenaikan harga sembako tidak saja menggerahkan warga juga meresahkan pedagang tradisional.
Ilmi, seorang pedagang mengatakan setiap hari mereka tidak berani menyediakan stok dagangan terlalu banyak karena khawatir fluktuaktifnya harga bahan pokok. “Waduh mas, kami juga jualan jadi resah. Makanya kami sediakan stok dagangan tidak terlalu banyak. Takut jarang yang beli dan kalau nyetok banyak tiba-tiba harga turun, kami rugi,” ujarnya, Rabu (8/6/2016).
Minarti mengatakan tidak berhasilnya operasi pasar yang telah dilakukan pemerintah sejak dua pekan ini, karena stok yang disediakan dalam operasi pasar sangat minim sehingga tidak mampu menggoyang harga sembako di pasaran.
“Pemerintah harus lebih serius menggelar operasi pasar agar harga-harga sembako dapat segera turun,” harapnya.
(ven)