Shell Pangkas Belanja Modal hingga Periode 2020
A
A
A
LONDON - Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Belanda, Royal Dutch Shell berencana melakukan lebih banyak pemotongan belanja modal dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini merupakan upaya perusahaan raksasa energi tersebut dalam penyesuaian terkait pergerakan fluktuatif harga minyak dan gas.
(Baca Juga: Shell Akan PHK 2.200 Karyawan Gara-gara Harga Minyak Lemah)
Sementara terkait strategi jangka menengah perusahaan, Shell berharap dapat menghemat 690 juta pounds terkait pengambilalihan (akuisisi) British Petroleum (BP) Group. Di sisi lain langkah akuisisi Shell tersebut mendapatkan kritikan yang mengatakan mereka membayar terlalu mahal.
Tetapi Kepala Eksekutif Shell Ben van Beurden mengatakan akan tetap melakukan hal yang sama lagi. "Kami sangat yakin melihat bahwa hal itu lebih bernilai dari yang kita pikirkan," jelasnya seperti dilansir BBC, Rabu (8/6/2016).
Dia juga menegaskan bahwa Shell telah memangkas karyawan sebanyak 2.200 setelah menuai kesepakatan dengan BG. Tercatat sepanjang dua tahun terakhir, Shell telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) lebih dari 10.000 pekerja.
"Dengan pembatasan belanja modal kami dalam periode sampai 2020, kita dapat membentuk Shell menjadi perusahaan yang lebih fokus dan tangguh dengan hasil lebih baik," ucap Van Beurden.
Shell menambahkan akan terus menjual aset selama dua tahun berikutnya. Di sisi lain pada Mei kemarin, Shell mengumumkan bahwa laba kuartal pertama perusahaan pada 2016 telah jatuh menjadi USD800 juta dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD4,8 miliar akibat merosotnya harga minyak dunia.
(Baca Juga: Shell Akan PHK 2.200 Karyawan Gara-gara Harga Minyak Lemah)
Sementara terkait strategi jangka menengah perusahaan, Shell berharap dapat menghemat 690 juta pounds terkait pengambilalihan (akuisisi) British Petroleum (BP) Group. Di sisi lain langkah akuisisi Shell tersebut mendapatkan kritikan yang mengatakan mereka membayar terlalu mahal.
Tetapi Kepala Eksekutif Shell Ben van Beurden mengatakan akan tetap melakukan hal yang sama lagi. "Kami sangat yakin melihat bahwa hal itu lebih bernilai dari yang kita pikirkan," jelasnya seperti dilansir BBC, Rabu (8/6/2016).
Dia juga menegaskan bahwa Shell telah memangkas karyawan sebanyak 2.200 setelah menuai kesepakatan dengan BG. Tercatat sepanjang dua tahun terakhir, Shell telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) lebih dari 10.000 pekerja.
"Dengan pembatasan belanja modal kami dalam periode sampai 2020, kita dapat membentuk Shell menjadi perusahaan yang lebih fokus dan tangguh dengan hasil lebih baik," ucap Van Beurden.
Shell menambahkan akan terus menjual aset selama dua tahun berikutnya. Di sisi lain pada Mei kemarin, Shell mengumumkan bahwa laba kuartal pertama perusahaan pada 2016 telah jatuh menjadi USD800 juta dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD4,8 miliar akibat merosotnya harga minyak dunia.
(akr)